Berlokasi di Dusun Cemanggal, Air Terjun Tirto Wening bisa
kamu capai setelah berkendara kurang lebih 1,5 kilometer setelah melalui
perkampungan padat penduduk. Jalanannya memang menanjak cukup ekstrem dan
sempit. 

Tapi, kamu nggak perlu khawatir karena pintu masuk penanda
air terjun ini cukup jelas di pinggir jalan dengan bangunan loket berwarna
cokelat di pinggir jalan. Usai memarkir kendaraan, kamu juga nggak perlu
trekking jauh-jauh untuk mencapai air terjunnya.

“Sayangnya, pas saya ke sana, sepertinya air terjunnya sudah
nggak diurus lagi ya. Jadi beberapa fasilitas seperti musala dan dekorasi
payungnya sudah rusak. Untungnya, air terjunnya bersih dan bagus meski nggak
begitu tinggi,” cerita Beni pada Minggu, (8/6/2025).

Hal lain yang bikin Beni cukup lega adalah toiletnya masih
bisa berfungsi meski sudah terlihat nggak terawat. Ditambah dengan jalur jalan
kakinya yang cenderung masih aman untuk siapa saja, dia pun merasa wisata ke
air terjun ini cukup layak dilakukan.

“Untuk wisata murah meriah dan nggak jauh dari rumah, tentu
saja sudah cukup bikin puas. Apalagi pemandangannya juga cukup asri,” ungkapnya.

Di bawah air terjun, terdapat kolam alami dan beberapa kolam
buatan yang bisa dipakai siapa saja untuk basah-basahan. Aliran airnya nggak
begitu deras sehingga aman untuk digunakan siapa saja, termasuk anak-anak.

Nggak jauh dari Air Terjun Tirto Wening yang segar ini, ada
juga tempat wisata lain yang nggak kalah menarik di Desa Munding, yaitu Bukit
Kembar Cemanggal. Dari bukit ini, terlihat pemandangan perbukitan yang cukup
spektakuler. Tapi, untuk mencapainya, harus berkendara lagi ke atas. Untuk tempat
wisata ini, Beni memilih untuk mengunjunginya lain waktu saja.

“Lain kali saja. Sudah cukup puas kok dengan air terjunnya,”
pungkas Beni.

Hm, jadi pengin melihat sendiri ya, seperti apa keindahan
Air Terjun Tirto Wening yang jarang terjamah wisatawan ini. Kamu sendiri,
apakah juga pengin ke sana, Millens? (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Hampir setiap hari turun dari Bandungan
ke tempat kerjanya di Kota Semarang, Beni sering penasaran dengan satu gang dengan
gapura khas berwarna abu-abu bertuliskan “Selamat Datang di Desa Munding”. Lokasi
gang tersebut ada di Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang dan berjarak sekitar
200 meter dari SPBU Pakopen di lereng tenggara Gunung Ungaran.

Awalnya, dia mengira jika gang tersebut hanyalah gang menuju
desa pada umumnya. Tapi, dia sempat curiga karena sering banget ada angkutan
umum berhenti di depannya. Banyak pula muda-mudi dengan membawa kendaraan
berpelat luar kota yang masuk ke dalam gang tersebut. Usut punya usut, ternyata
ada beberapa tempat wisata yang menarik di Desa Munding. Salah satunya adalah
Air Terjun Tirto Wening.

Saking jarangnya dikunjungi wisatawan, Air Terjun Tirto Wening kini bahkan nggak lagi diurus dengan serius. Padahal, air terjun ini punya pemandangan yang cukup indah.&nbsp;

Masih Sepi Wisatawan, Air Terjun Tirto Wening Indahnya Kebangetan

Sedikit gambaran, untuk ukuran rata-rata di Indonesia, data center berpendingin air yang mengandalkan menara pendingin memerlukan listrik sebanding 1.000 rumah dan menghabiskan air hingga 26 juta liter per tahun per MW kapasitas .

Ya, di balik layar kecanggihan teknologi AI, terdapat ironi besar dan dampak lingkungan yang tampak menganga: jutaan liter air dan energi diperlukan sebagai tumbal untuk mendinginkan pusat data mereka. Inilah yang acap nggak disadari oleh kita, para pengguna teknologi ini.

Pernahkah kamu iseng menggunakan ChatGPT untuk sekadar lucu-lucuan atau curhat nggak penting, bahkan menambahkan kata "terima kasih" setelah prompt&nbsp;yang kamu berikan mendapatkan respons yang memuaskan? Terlihat sederhana, tapi sejatinya secara nggak langung kamu telah menghamburkan air di bumi.

Perlu kamu tahu bahwa data center AI membutuhkan air dalam volume raksasa. Menurut Investopedia, pelatihan model besar dapat menguapkan hingga 185.000 galon atau sekitar 700.000 liter air per sesi. Angka itu akan lebih besar saat musim panas.

Situasi ini menjadi semakin memprihatinkan jika data center ditempatkan di wilayah yang rawan kekeringan. Virginia, misalnya, tengah menyusun regulasi untuk menuntut estimasi penggunaan air di pusat data karena kekhawatiran tersebut.

Pada 2024 lalu,&nbsp;Times melaporkan, protes dan tekanan hukum sempat muncul Di Texas dan Chile terkait rencana pendirian pusat data sementara krisis air saat itu tengah terjadi. Protes terhadap Google juga sempat dilayangkan oleh para aktivis di Santiago, Ibu Kota Chile, meminta mereka mengubah sistem pendinginan air ke udara.

Pusat data adalah inti dari teknologi digital, termasuk AI; karena di situlah data diproses dan sistem dijalankan. Server di pusat data yang beroperasi terus-menerus bisa membuat suhu ruangan naik. Jika terlalu tinggi, perangkat bisa melambat atau rusak. 

Nah, untuk mencegah overheating,&nbsp;pusat data membutuhkan sistem pendingin yang stabil, efisien, dan beroperasi 24/7. Sistem pendingin ini biasanya menggunakan cooling tower yang berbasis air.&nbsp;Sistem ini bekerja dengan prinsip penguapan.

Air panas dari sistem pendingin server (biasanya berupa cairan yang menyerap panas dari server) dipompa ke bagian atas cooling tower, lalu disiram ke dalam menara melalui nozel hingga menyebar ke area yang lebih luas untuk mendinginkan ruangan.

Karena menguap, air yang digunakan nggak akan sepenuhnya kembali. Maka, pusat data harus terus-menerus menyedot suplai air baru dari sumber-sumber yang ada di sekitar kawasan pusat data. Kebutuhannya pun luar biasa, yang bahkan bisa mengakibatkan kekeringan di wilayah sekitarnya. Inilah yang mengkhawatirkan.

Nggak cuma air, penggunaan listrik dari data center juga menyumbang karbon dioksida (CO₂) yang cukup besar. Perusahaan seperti Amazon, Microsoft, Alphabet, dan Meta mencatat kenaikan emisi nggak langsung hingga 150 persen selama periode 2020–2023, yang diyakini karena meningkatnya aktivitas operasi AI.

Sektor digital, termasuk di dalamnya pusat data, menyumbang 2–4 persen emisi global. Ini belum termasuk emisi dari penggunaan listrik dunia yang tentu saja meningkat. Diperkirakan, emisi AI global akan mencapai 245 juta ton CO₂ per tahun pada 2035.

Lebih jauh dari itu, ekspansi pesat AI berarti perangkat keras seperti chip dan server akan cepat usang. Artinya, akan ada lebih banyak limbah elektronik yang dihasilkan oleh teknologi ini.

Teknologi AI diperkirakan akan menghasilkan 1,2–5 juta ton limbah yang dikenal sebagai e-waste itu pada 2030 atau setara 12 persen dari total e-waste dunia. Ini belum termasuk bahan mentah yang diperlukan dalam proses produksi chip dan perangkat keras lain untuk kebutuhan AI. Wah!

Harus diakui, kecerdasan buatan adalah sebuah lompatan besar dalam dunia teknologi. Namun, perlu dipahami bahwa dalam prosesnya, teknologi ini juga membebani bumi. Menurutmu, adakah hal yang kita bisa lakukan untuk mengurangi beban ini? (Siti Khatijah/E07)

Inibaru.id - Sebuah riset di University of California Riverside menemukan bahwa satu sesi tanya jawab atau sekitar 10-50 pertanyaan dalam platform kecerdasan buatan (AI) nyaris menghabiskan 2 liter air. Kebutuhan air ini digunakan untuk&nbsp;mendinginkan pusat data melalui cooling tower.

Pada 2027, kebutuhan air untuk melepas "dahaga" seluruh teknologi berbasis AI di dunia diperkirakan akan mencapai 4,2-6,6 miliar meter kubik per tahunnya. Kurang lebih ini setara dengan kebutuhan air di Denmark selama empat tahun, menurut penelitian yang dipublikasikan Cornell University.

Tanpa langkah antisipasi yang tepat, miliaran meter kubik air per tahun diperkirakan akan diperlukan sebagai 'tumbal' teknologi AI pada 2027; yang nilainya setara dengan kebutuhan air selama empat tahun di Denmark.

'Tumbal' Teknologi AI: Krisis Air dan Ledakan Emisi

“Ini adalah tindakan yang paling kompleks untuk masyarakat, dan RSUP Dr Hasan Sadikin mampu melakukannya. Saya bangga karena tindakan ini berhasil dengan hasil yang luar biasa,” tuturnya.

Sebagai informasi, sejak 2010, RS Hasan Sadikin sudah menangani 33 kasus kembar siam. Dari jumlah itu, 13 berhasil melalui proses pemisahan. Itu bukan sekadar angka, tapi deretan nyawa yang diberi harapan baru, serta cermin dari kemajuan layanan dan kapasitas rumah sakit rujukan tingkat nasional.

Namun, Menkes juga menyentil soal pembiayaan yang kerap jadi tantangan tersendiri. Dia menegaskan bahwa rumah sakit ke depan harus bisa menjalankan model subsidi silang agar layanan semacam ini tetap bisa diberikan tanpa membebani masyarakat.

“Karena itu saya bilang, rumah sakit harus punya model yang bisa subsidi silang, supaya kasus-kasus seperti ini tetap bisa ditangani dan masyarakat tidak terbebani,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur Utama RS Hasan Sadikin dr Rachim Dinata Marsidi menekankan bahwa keberhasilan ini lahir dari kerja tim yang sangat solid. Mulai dari dokter berbagai spesialisasi, perawat, farmasi, ahli gizi, radiologi, psikolog, hingga tim manajemen rumah sakit, semuanya punya andil besar.

“Kami menjalankan pendekatan tiga tahap—praoperatif, intraoperatif, dan pascaoperatif—dengan perencanaan matang, simulasi berulang, teknologi terkini, dan pemantauan intensif di masa kritis,” jelasnya.

Tapi, lebih dari sekadar keberhasilan medis, dr Rachim mengingatkan bahwa kisah Nadia dan Nadira adalah alarm bagi pentingnya akses kehamilan yang berkualitas, edukasi yang menyeluruh, serta deteksi dini terhadap kondisi kehamilan khusus.

“Keberhasilan ini adalah simbol bahwa sistem rujukan nasional kita mampu menjawab tantangan medis kompleks dengan hasil optimal,” tambahnya.

Kisah dua bayi ini bukan cuma catatan medis. Ini adalah gambaran nyata bahwa setiap anak Indonesia berhak mendapatkan kesempatan untuk hidup dan tumbuh, apapun kondisi yang mereka bawa sejak lahir.

“Kami berharap kisah Nadia dan Nadira menjadi inspirasi dan harapan bagi banyak keluarga di seluruh Indonesia. Seiring akan dikembalikannya Nadia dan Nadira ke pangkuan keluarga tercinta, kami juga melepaskan harapan bahwa setiap anak Indonesia, betapapun kompleks kondisi medisnya, memiliki kesempatan yang adil untuk hidup, tumbuh, dan berkembang,” pungkas dr Rachim.

Terharu banget ya, Millens? Jika kamu percaya bahwa harapan bisa lahir dari ruang operasi, kisah Nadia dan Nadira adalah buktinya. Bahwa di tengah tantangan, selalu ada secercah cahaya yang mungkin akan terlihat. (Siti Zumrokhatun/E10)&nbsp;

Inibaru.id - Bandung kembali mencatatkan kisah yang menggetarkan hati dari ruang bedah. Bayi kembar siam asal Jawa Barat, Nadia dan Nadira, akhirnya bisa menatap dunia sebagai dua individu yang terpisah, berkat tangan-tangan hebat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Hasan Sadikin, Bandung.

Bukan perkara mudah. Pemisahan bayi kembar siam adalah salah satu prosedur medis paling kompleks dalam layanan kesehatan ibu dan anak. Tapi tim medis RS Hasan Sadikin membuktikan bahwa Indonesia bisa. Operasi berjalan sukses, dan kini kedua bayi mungil itu tengah menjalani masa pemulihan dalam kondisi stabil.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin pun memberi apresiasi tinggi. Dalam sambutannya pada acara Kick Off Intervensi Pencegahan dan Penurunan Kematian Ibu dan Bayi, Selasa (10/6), Menkes menegaskan betapa krusialnya capaian ini dalam dunia kesehatan nasional.

Operasi pemisahan bayi kembar siam di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung nggak hanya menyelamatkan nyawa, tapi juga menegaskan kemajuan layanan medis Indonesia. Kisah Nadia dan Nadira pun jadi simbol harapan baru bagi banyak keluarga.&nbsp;

Kemajuan di Ruang Bedah; Nadia dan Nadira Kini Punya Tubuh Sendiri-Sendiri

“Moderasi beragama adalah fondasi hidup berbangsa di tengah keragaman. Sikap ini mengajarkan kita untuk tidak ekstrem ke kanan maupun ke kiri. Kita berdiri di tengah, saling menghormati, bekerja sama, dan hidup rukun dalam perbedaan,” tegasnya.

Pesan ini terasa semakin penting mengingat siswa SMK hari ini adalah calon pemimpin masa depan. Sumanto pun mengingatkan bahwa tanggung jawab menjaga keberagaman bukan hanya tugas tokoh agama atau pemerintah semata.

“Anak-anak muda harus paham bahwa Indonesia ini berdiri bukan karena kesamaan, tapi karena perbedaan yang dijaga dengan rasa hormat dan semangat persatuan. Tugas kita semua menjaga warisan ini,” lanjutnya.

Sekolah adalah Ruang Aman untuk Tumbuh Jadi Toleran

Menurut Sumanto, sekolah punya peran penting dalam membentuk karakter inklusif dan terbuka sejak dini. Saat ruang kelas nggak hanya jadi tempat belajar mata pelajaran, tapi juga menjadi laboratorium sosial, maka karakter toleran bisa tumbuh lebih kuat.

“Kalau sekolah bisa menjadi tempat tumbuhnya karakter moderat, maka kita sedang menyiapkan pemimpin masa depan yang tidak mudah terpecah belah oleh isu SARA,” katanya.

Dia pun memberi apresiasi pada SMK Negeri 1 Karanganyar yang membuka ruang dialog semacam ini. Bahkan, dia berharap diskusi seputar moderasi beragama bisa terus dilakukan secara berkala, agar siswa bisa mengenal banyak nilai dan tradisi berbeda.

“Saya harap kegiatan seperti ini bisa digelar rutin. Jangan berhenti di sini. Bangun dialog lintas agama, ajak siswa mengenal tradisi yang berbeda, agar mereka bisa tumbuh sebagai pribadi yang bijak dan toleran,” tambahnya.

Nggak cuma soal keberagaman secara fisik, Sumanto juga menyoroti bagaimana dunia digital jadi tantangan baru. Di sinilah, menurutnya, moderasi beragama dan literasi digital harus berjalan beriringan.

“Kalau tidak dibentengi dengan pemahaman moderasi, anak-anak muda mudah sekali terprovokasi. Media sosial jangan dijadikan tempat menyebar kebencian, tapi ruang untuk menyuarakan perdamaian dan persatuan,” tegasnya.

Sumanto menutup pertemuan itu dengan harapan agar Jawa Tengah bisa menjadi contoh daerah yang tangguh dalam menjaga toleransi dan harmoni di tengah keberagaman. Yap, semuanya dimulai dari anak muda.

Yuk mulai dari hal kecil, Millens! Tahan jempol sebelum posting, kenali perbedaan sebagai kekuatan, dan jadilah bagian dari generasi yang menebar damai, bukan benci. Toleransi itu keren, dan kamu bisa mulai jadi teladan dari sekarang! (Siti Zumrokhatun/E01)&nbsp;

Inibaru.id - Di tengah derasnya arus informasi dan tantangan keberagaman di era digital, ratusan siswa SMK Negeri 1 Karanganyar justru mendapat siraman semangat baru soal pentingnya hidup berdampingan dalam damai. Hal itu datang dari Ketua DPRD Jawa Tengah Sumanto yang hadir langsung dalam kegiatan bertema “Penguatan Moderasi Beragama dalam Kebhinnekaan”, Kamis (5/6/2025).

Di hadapan para siswa dan guru, Sumanto menekankan bahwa sikap moderat dalam beragama adalah salah satu kunci utama menjaga Indonesia tetap utuh dan damai.

Ketua DPRD Jawa Tengah, Sumanto, ajak siswa SMK Karanganyar jadi generasi toleran lewat penguatan moderasi beragama. Ia tekankan pentingnya peran anak muda dalam menjaga keberagaman dan menangkal ujaran kebencian di era digital.

Tumbuh Jadi Generasi Toleran, SMK Karanganyar Dapat Suntikan Semangat Moderasi Beragama

Dwi bukanlah satu-satunya UMKM yang mengalami masalah ini. Banyak pelaku UMKM lainnya juga. Satu sisi mereka ingin adil terhadap karyawan, tapi di sisi lain, realitas usaha kecil nggak semulus yang dibayangkan.

"Mereka ada keluarga yang harus dibiayai; saya juga. Sementara, penghasilan nggak tetap. Sulit," keluhnya.

Layaknya keluhan Dwi terkait dengan menurunnya penjualan, sebenarnya dia nggak diwajibkan untuk memberikan upah UMR bagi karyawannya. Nggak percaya? Dalam Undang-undang Cipta Kerja Pasal 90B, ada ketentuan yang memungkinkan pelaku UMKM untuk memberikan upah di bawah upah minimum dalam kondisi tertentu. Regulasi ini memang menuai pro-kontra, namun dimaksudkan untuk memberi kelonggaran bagi pelaku UMKM agar tetap bisa bertahan.

Syaratnya, UMKM harus mempertimbangkan kemampuan usaha dan harus ada kesepakatan dengan pekerja. Jadi, bukan serta-merta menggaji rendah tanpa persetujuan.

Lebih dari itu, mereka harus memenuhi syarat sebagai UMKM sesuai dengan UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. 

Nah, berikut adalah klasifikasi UMKM dibagi berdasarkan jumlah kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan.

"Kalau dari aturan itu, saya hitungannya masuk usaha mikro," ungkap Dwi.

Sejauh ini, karyawannya mengerti alasan mengapa dia hanya bisa menggaji mereka dengan upah di bawah UMR. Apalagi, keduanya sama-sama tahu sebanyak apa pemasukan bulanan dari lapak es durian yang mereka gelar.

"Karyawan saya ngerti kok kondisinya. Tapi ya tetap saja, rasanya berat bagi saya. Penginnya ya penjualan melimpah dan mereka bisa saya gaji dengan layak," pungkasnya.

Harapan Dwi juga jadi harapan semua pelaku UMKM di seluruh negeri. Semoga kondisi ekonomi Tanah Air membaik sehingga pelaku UMKM dan karyawannya bisa sejahtera. Setuju, Millens? (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id - Sudah sekitar satu 8 tahun Dwi Kurnianto berjualan es durian di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Tapi, dalam tiga tahun belakangan, bisnisnya semakin berat untuk dijalani, seiring dengan semakin lesunya roda ekonomi.

Makanya, pas ada perdebatan sengit di media sosial terkait gaji karyawan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang masih di bawah upah minimum regional (UMR) dia bingung menanggapinya.

“Saya ini sebenarnya pengin banget ngegaji anak-anak sesuai UMR. Tapi ya gimana, penjualan makin sepi. Terkadang buat nutup modal saja ngos-ngosan. Tahun ini lapak saya bahkan hanya nyisa 2. Jadi penghasilan satu lapak buat karyawan, sisanya buat saya,” ucap laki-laki berusia 40 tahun tersebut pada Jumat (13/6/2025).

Sudah jadi rahasia umum kalau banyak karyawan UMKM nggak digaji setara UMR. Apakah berarti mereka melanggar aturan? Yuk simak sejumlah fakta-faktanya.

Dilema Pelaku UMKM; Pengin Menggaji Karyawan sesuai UMR, tapi Omzet Mepet

Ketika kita beraktivitas fisik, seperti berolahraga atau
berkegiatan yang membuat tubuh berkeringat, pori-pori kulit terbuka lebar.
Keringat, yang terdiri dari air, garam, dan zat-zat lainnya, keluar dari
pori-pori dan membawa bersama-sama zat-zat yang dapat menyumbat pori-pori. Ini
membantu membersihkan kulit dari kotoran dan minyak yang dapat menyebabkan
jerawat.

Selain membersihkan pori-pori, keringat juga memiliki sifat
antibakteri alami. Zat-zat seperti asam nitrat dan laktat yang terdapat dalam
keringat dapat membunuh bakteri yang berpotensi menyebabkan jerawat.

Dengan
kata lain, saat kita berkeringat, kita sedang memberikan perlindungan alami
bagi kulit kita dari infeksi bakteri.

Namun, perlu diingat bahwa setelah berkeringat, penting
untuk membersihkan wajah dengan lembut menggunakan pembersih wajah yang sesuai.
Ini membantu menghilangkan sisa-sisa keringat, kotoran, dan bakteri yang
mungkin masih menempel pada kulit.

Selain itu, pastikan untuk menggunakan
pelembap agar kulit tetap terhidrasi dan nggak jadi terlalu kering setelah
aktivitas fisik.

Jadi, janganlah takut untuk aktif dan berkeringat. Selain memberikan
manfaat bagi kesehatan jantung dan tubuh secara keseluruhan, berkeringat juga
merupakan cara alami yang efektif untuk menyingkirkan jerawat. 

Mari jadikan
aktivitas fisik sebagai bagian rutin kita untuk kulit sehat dan bersinar alami! Yuk ah cari keringat, biar nggak jerawatan, Millens.&nbsp;(Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id - Keringat, yang sering dianggap sebagai dampak
sampingan dari aktivitas fisik, sebenarnya memiliki manfaat luar biasa untuk
kesehatan kulit kita. Terutama bagi mereka yang sering menghadapi masalah
jerawat, janganlah takut untuk berkeringat, karena keringat bisa menjadi sekutu
alami yang efektif dalam menyingkirkan jerawat.

Jerawat seringkali muncul karena pori-pori kulit tersumbat
oleh kotoran, minyak berlebih, dan sel-sel kulit mati. Kondisi ini menciptakan
lingkungan yang ideal bagi bakteri untuk berkembang biak, menyebabkan
peradangan dan munculnya jerawat. Nah, inilah saatnya keringat berperan sebagai
pembersih alami.

Sering dihindari, justru berkeringat bisa menjadikan wajah bebas jerawat. Kok bisa?

Keringat Penyingkir Jerawat Alami yang Efektif

Mari kita bahas mengapa sebaiknya kamu menghindari kebiasaan ini.

Saat memencet jerawat, kamu dapat merusak kulit di sekitarnya, memecahkan lapisan perlindungan alami yang melindungi dari kuman dan bakteri. Hal ini bisa menyebabkan infeksi dan peradangan yang lebih parah, bahkan dapat menyebabkan munculnya jerawat baru di area yang sama.

Jerawat muncul akibat peradangan folikel rambut yang tersumbat oleh minyak dan sel kulit mati. Memencet jerawat bisa menyebabkan kandungan yang terdapat dalam jerawat, seperti minyak dan bakteri, menyebar ke area kulit yang sehat. 

Ini bisa memicu munculnya jerawat baru di tempat lain dan membuat kondisi kulit semakin buruk.

Memencet jerawat juga dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan kulit di bawahnya. Ini dapat mengakibatkan bekas luka, noda, atau bahkan parut yang sulit dihilangkan. Mengatasi bekas luka atau parut jauh lebih sulit daripada merawat jerawat yang belum matang.

Kulit memiliki kemampuan alami untuk menyembuhkan diri. Saat jerawat pecah, kulit perlu melalui proses penyembuhan yang memerlukan waktu. Dalam banyak kasus, memencet jerawat hanya akan memperlambat proses penyembuhan dan memperpanjang waktu pemulihan.

Kebiasaan memencet jerawat secara berulang dapat mengakibatkan peradangan kronis pada kulit. Hal ini bisa merusak jaringan kulit, mengganggu produksi kolagen, dan mengakibatkan penuaan dini.

Dengan menghindari kebiasaan memencet jerawat, kamu dapat menjaga kesehatan kulit dan mencegah masalah kulit yang lebih serius. 

Jika jerawat terus menjadi masalah, sebaiknya konsultasikan dengan dokter kulit untuk perawatan yang lebih tepat dan efektif. Jadi, jangan asal pencet ya. (Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id - Jerawat merupakan masalah kulit yang umum dialami oleh banyak orang di berbagai usia.

Meskipun keinginan untuk segera menghilangkan jerawat seringkali besar, penting untuk diingat bahwa memencet jerawat dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan kulitmu.

Meski sangat satisfying, memencet jerawat sebaiknya kamu hindari. Apa sebabnya?

Mengapa Sebaiknya Nggak Memencet Jerawat?

Sebelum memahami hubungan antara kulit wajah kering dan jerawat, penting untuk memahami apa itu kulit kering dan bagaimana jerawat terbentuk. Kulit kering cenderung memiliki kurangnya produksi minyak alami, yang disebabkan oleh faktor genetik, paparan lingkungan, atau penggunaan produk yang nggak cocok. 

Di sisi lain, jerawat terbentuk ketika pori-pori kulit tersumbat oleh sebum (minyak alami kulit), sel-sel kulit mati, dan kuman yang disebut Propionibacterium acnes.

Pernyataan bahwa kulit wajah kering berarti bebas dari jerawat adalah sebuah mitos. Kenyataannya, kulit kering juga dapat mengalami masalah jerawat, meskipun dalam tingkat yang berbeda dibandingkan dengan kulit berminyak. 

Kulit kering cenderung memiliki lapisan kulit yang lebih tipis dan lebih rentan terhadap iritasi, termasuk jerawat. Kurangnya produksi minyak alami dapat menyebabkan penumpukan sel-sel kulit mati yang dapat menyumbat pori-pori dan memicu timbulnya jerawat.

Bagi mereka yang memiliki kulit wajah kering dan ingin mencegah jerawat, perawatan yang tepat sangat penting. Berikut adalah beberapa tips yang bisa diikuti:

Gunakan pembersih wajah yang lembut dan bebas dari bahan-bahan yang dapat menyebabkan iritasi. Hindari penggunaan produk dengan kandungan alkohol yang bisa membuat kulit semakin kering.

Gunakan pelembap yang cocok untuk kulit kering secara teratur. Pelembap membantu menjaga kelembapan alami kulit dan mencegah kulit kering yang dapat menyebabkan peradangan.

Gunakan produk eksfoliasi yang lembut untuk mengangkat sel-sel kulit mati dan mencegah pori-pori tersumbat. Hindari eksfoliasi berlebihan yang bisa merusak lapisan pelindung kulit.

Konsumsi makanan sehat yang kaya akan antioksidan dan nutrisi penting. Minum cukup air setiap hari untuk menjaga kelembapan kulit dari dalam.

Jika jerawat kamu persisten atau semakin parah, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter kulit yang dapat memberikan perawatan yang tepat sesuai dengan kondisi kulitmu.

Jadi, kulit wajah kering nggak secara otomatis bebas dari jerawat ya  Meskipun tingkat keparahan jerawat mungkin berbeda, kulit kering juga rentan terhadap masalah jerawat. Penting untuk memahami dan merawat kulit dengan baik, terlepas dari jenis kulitmu, untuk menjaga kulit sehat dan menghindari permasalahan seperti jerawat.

Gimana, kamu juga mengira kulit kering bebas jerawat ya? (Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id - Ketika berbicara tentang perawatan kulit wajah, kita sering kali mendengar bahwa kulit kering cenderung bebas dari masalah jerawat. Namun, apakah benar demikian? Mari kita melihat fakta-faktanya.

Jerawat kerap dikaitkan dengan produksi minyak yang berlebih. Lalu apakah berarti kulit wajah kering nggak bisa jerawatan?

Benarkah Kulit Wajah Kering Bebas Jerawat?

Namun demikian, nggak semua orang bereaksi sama terhadap
makanan tertentu, termasuk cokelat. Beberapa orang mungkin nggak mengalami
masalah kulit ketika makan cokelat. Oleh karena itu, jika kamu ingin makan
cokelat saat sedang berjerawat, sebaiknya perhatikan reaksi kulitmu setelah
makan cokelat. 

Jika kamu melihat jerawat semakin parah atau kulit terasa
lebih berminyak setelah makan cokelat, sebaiknya hindari makanan tersebut untuk
sementara waktu dan fokus pada makanan yang lebih sehat untuk membantu merawat
jerawat.

Lalu apa makanan yang baik dimakan ketika berjerawat?

Beberapa makanan yang dapat membantu mengurangi jerawat dan
mendukung kesehatan kulit adalah:

1.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Makanan yang kaya akan
antioksidan, seperti buah dan sayuran. Antioksidan membantu melindungi kulit
dari kerusakan akibat radikal bebas yang dapat menyebabkan inflamasi dan
kerusakan sel.

2.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Makanan yang kaya akan
omega-3, seperti ikan berlemak, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Omega-3
membantu mengurangi inflamasi pada kulit.

3.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Makanan yang mengandung
probiotik, seperti yogurt dan kimchi. Probiotik membantu menjaga keseimbangan
bakteri baik di dalam tubuh dan mengurangi risiko inflamasi.

4.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Makanan kaya serat, seperti
biji-bijian, sayuran hijau, dan buah-buahan. Serat membantu menjaga sistem
pencernaan sehat dan membantu menghilangkan racun dari tubuh.

5.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Makanan yang mengandung
vitamin A, seperti wortel, ubi jalar, dan sayuran hijau. Vitamin A membantu
menjaga kesehatan kulit dan mengurangi produksi minyak berlebih di kulit.

6.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Makanan yang mengandung
zinc, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, dan daging tanpa lemak. Zinc
membantu mengurangi inflamasi dan mempercepat penyembuhan kulit.

Namun, perlu diingat bahwa makanan bukanlah satu-satunya
faktor yang mempengaruhi jerawat di wajahmu. Perawatan kulit yang tepat,
seperti menjaga kebersihan kulit, menghindari penggunaan produk kosmetik yang
menyebabkan iritasi, dan menjaga kulit terhidrasi juga sangat penting dalam
mengatasi jerawat. (Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id - Jerawat seringkali dipicu oleh
peradangan pada kulit yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti produksi
sebum yang berlebihan, bakteri, dan peradangan kulit. Makanan nggak secara
langsung menyebabkan jerawat, namun beberapa makanan dapat memicu atau memperparah
kondisi kulit yang sedang berjerawat.

Makanan yang mengandung gula dan susu, seperti cokelat,
dapat memicu produksi sebum yang berlebihan dan peradangan pada kulit. Karena
itu, sebaiknya kamu menghindari makanan yang mengandung gula dan susu ketika
sedang mengalami jerawat.

Salah satu makanan yang bikin jerawat makin parah adalah cokelat. Sebabnya, makanan ini tinggi gula sehingga memicu produksi sebum berlebih dan peradangan pada kulit.&nbsp;

Puasa Makan Cokelat biar Jerawat Nggak Tambah Gawat

Sebab dan Solusi Mengatasi Jerawat Pasca-Lebaran

Kebanyakan Makan Makanan Manis dan Bersantan

Apalah lebaran tanpa kue-kue manis dan opor? Kedua jenis makanan
ini memang identik dengan momen lebaran. Meskipun makanan-makanan ini bisa
ditemui selain di hari lebaran, tapi tetap saja nggak afdol kalau melewatkannya
di Hari Raya. 

Kamu mungkin selalu disuguhi makanan-makanan ini setiap kali
bertamu. Sebanyak itu pula kamu icip-icip. Nah, makanan manis dan bersantan
plus berminyak yang kamu konsumsi selama safari silaturahmi, jerawatlah yang
nongol. 

Banyak perempuan memakai makeup tebal seharian agar tahan lama
selama silaturahmi seharian. Menggunakan makeup tebal mungkin praktis karena
nggak harus sering touch up, tapi pori-pori wajah jadi tersumbat.&nbsp;Akibatnya, jerawat jadi berdatangan. Jerawat bisa tambah parah jika
kamu mengaplikasikan makeup tebal dalam waktu yang lama.

Jerawat juga bisa bercokol di wajahmu akibat pemakaian masker lo. Selama
dua tahun ini, masker telah menjadi salah satu pelengkap penampilan lebaran
akibat virus Covid-19. Nah, pemakaian masker seharian bisa memicu maskne (masker
acne).

Jadi, masker yang dipakai terus-menerus akan bergesekan dengan
kulit wajah. Kalau begini terus dalam waktu lama, wajah bisa mengalami
peradangan, terutama pada area yang tertutup masker. Nggak percaya? Coba deh perhatikan di mana
jerawatmu tumbuh!

Malas Membersihkan Wajah Usai Beraktivitas

Seharian bersilaturahim memang bisa bikin badan capek. Apalagi jika
di tempat yang lumayan jauh. Terkadang, ini bisa membuat orang terlalu lelah
untuk sekadar membersihkan wajah sebelum beristirahat. Padahal, wajah sudah
penuh makeup, debu, minyak, dan polusi. Nggak heran deh kalau jerawat jadi
betah.

Kalau kamu terlanjur berjerawat setelah Hari Raya, jangan langsung
panik! Beberapa hal ini bisa kamu lakukan untuk mengatasi jerawat yang bandel. Apa
saja?

-&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Kurangi
makeup yang terlalu tebal

-&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Ketika
di rumah saja, nggak usah gunakan makeup agar wajah bisa istirahat

-&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Jangan
malas memakai skincare

-&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Lakukan
eksfoliasi secara teratur supaya sel-sel kulit mati dan kotoran yang membandel
di wajah dapat terangkat

-&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Lakukan
double masking untuk wajah tampak lebih segar, mulus dan glowing

-&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Kurangi
konsumsi makanan manis, berminyak, dan bersantan

Hm, sekarang sudah tahu ya apa saja yang bikin wajah berjerawat
setelah lebaran? Mana nih yang jadi biang kerok jerawat di wajahmu, Millens?
(Pop/IB21/E07)

Inibaru.id – Kamu pernah nggak sih kesal karena wajah penuh jerawat
setiap habis Hari Raya? Gara-gara hal ini, usaha selama berbulan-bulan bikin
wajah glowing seperti percuma. Setelah lebaran, mau nggak mau kamu harus mulai
perawatan dari nol lagi.

Tapi, kira-kira apa yang menjadi penyebab wajah jadi langganan
jerawat setiap habis lebaran dan cara mengatasinya?

Masalah setelah lebaran bukan cuma badan melar gara-gara ngemil setiap kali silaturahmi, tapi juga jerawat dan beruntusan. Sebal ya setelah lebaran jerawat malah tumbuh subur. Gimana mengatasinya, ya?

Jerawatan Pasca-Lebaran? Ini Sebab dan Solusinya!

Nah untuk mengatasinya, akmu bisa mencoba cara-cara di bawah
ini:

Metode ini merupakan salah satu perawatan
yang paling efektif dan umum untuk bekas luka wajah. Dilakukan dengan menggunakan
alat yang bisa mengelupas lapisan atas kulit lebih dalam, dermabrasi cocok
untuk mengatasi bekas jerawat lebar dengan bentuk U dan bekas jerawat yang
lebar.

Perawatan ini dilakukan dengan asam
kuat untuk mengangkat lapisan atas kulit sehingga mengurangi bekas jerawat yang
lebih dalam. Karena menggunakan kimia, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter
kulit sebelum menggunakan metode yang cocok untuk menghilangkan semua jenis
bekas jerawat ini.

Metode laser dapat mengelupaskan
lapisan kulit untuk menghilangkan bekas jerawat dengan penyembuhan yang lebih
cepat. Meski cocok untuk semua jenis bekas jerawat, namun laser nggak bisa
dilakukan olehmu yang masih memiliki jerawat aktif. Poin plusnya, laser bisa
bikin kulit lebih cerah lo.

Dilakukan dengan menyuntikkan cairan ke
bawah lapisan kulit untuk membantu mengangkat dan menghaluskan bekas jerawat
yang sangat dalam. Metode ini cocok untuk menghilangkan bekas jerawat
berbentuk U sekaligus meratakan warna kulit. Namun kamu perlu suntik filler
lagi setelah 9-18 bulan kemudian.

Perawatan jenis ini menggunakan untuk
membantu mengangkat dan menghaluskan bekas jerawat yang sangat dalam.
Kulit yang terluka akan sembuh dan membentuk kolagen. Namun hasilnya baru bisa
dilihat 9 bulan kemudian. Microneedling paling baik untuk bekas jerawat atrofi
dengan cekungan yang dalam.

Kortikosteroid dan obat kemoterapi
fluorouracil (5-FU) serta interferon biasanya disuntikkan ke kulit untuk
mengatasi bekas jerawat. Suntikan biasanya dilakukan dalam satu rangkaian, satu
suntikan setiap beberapa minggu. Metode ini paling baik untuk mengatasi
bekas jerawat timbul.

Nah dari keenamnya, mana nih yang
paling cocok untuk mengatasi bekas jerawatmu? (Wol/IB27/E05)

Inibaru.id –
Jerawat membandel jadi salah satu kendala untuk mendapatkan kulit mulus. Nggak heran
banyak perempuan mati-matian merawat kulit agar jerawat nggak tumbuh dan
meninggalkan bekas yang sulit hilang.

Buatmu pejuang jerawat yang tengah cari cara untuk menumpas
bekasnya kamu harus paham jenis bekas jerawat supaya nggak salah perawatan.
Ketiganya adalah jerawat atrofi (bekas jerawat cekung), hipertrofik (terdapat
di dada dan punggung), serta darkspot (warna yang tertinggal akibat jerawat).

Sebelum melakukan tindakan untuk mengatasi bekas jerawat, kamu harus tahu jenis bekasnya dan metode yang paling tepat menghilangkannya. Lalu bagaimana cara untuk mengatasi bekas jerawat?

Dear Pejuang Muka Mulus, Ini 6 Cara Paling Ampuh Hilangkan Jerawat!

Inibaru.id - Mungkin kamu berpikir untuk ikut memakai skincare yang di-endorse beauty vlogger favoritmu. Tapi kamu juga harus menyadari kalau nggak semua skincare cocok diaplikasikan ke wajahmu. Segera hentikan pemakaian skincare kalau kamu mendapati kondisi-kondisi berikut ini.
Kulit Terasa Kering dan Mengelupas
Sudah minum banyak air putih tapi kulitmu tetap mengelupas? Jangan-jangan produk kecantikan yang kamu pakai nggak cocok. Tapi jangan khawatir. Kamu bisa kok mengatasi masalah ini dengan beralih ke skincare yang mengandung vitamin B kompleks,&nbsp;hyaluronic acid,&nbsp;dan&nbsp;ceramides untuk mengembalikan kondisi kulitmu yang kering.
Kulit Terlihat Kusam
Bukannya tambah cerah, skincare yang nggak cocok dengan kulitmu akan membuat kulitmu terlihat lebih kusam. Hal ini terjadi lantaran skincare-mu nggak sanggup mengangkat kulit mati di wajahmu. Sel kulit mati ini menumpuk dan bikin wajahmu nggak bercahaya. Nah, untuk mengatasinya kamu bisa mengeksfoliasi kulitmu 2 kali seminggu.
Breakout
Breakout adalah kondisi kulit yang berjerawat karena penggunaan skincare yang nggak sesuai. Nggak hanya tumbuh di daerah yang biasa ditumbuhi jerawat, kondisi ini juga bisa menyebabkan jerawat tumbuh di bagian yang biasanya nggak ditumbuhi jerawat. Jika ini terjadi kamu bisa menghentikan penggunaan skincare-mu ya, Millens.
Kulit Gatal dan Iritasi
Reaksi penolakan terhadap kandaungan skincare yang kamu gunakan adalah gatal, iritasi, dan rasa terbakar di kulitmu. Kamu juga harus menghubungi dokter jika kondisi ini nggak kunjung membaik.
Selain&nbsp; itu, penggunaan skincare dalam waktu yang lama namun nggak kunjung menunjukkan perubahan positif di wajahmu dan malah membuat wajahmu terlihat tua juga perlu kamu wasapadai. Hal ini juga bisa menjadi tanda bahwa kamu perlu segera mengganti skincare ya, Millens! (IB27/E05)

Jangan paksakan melanjutkan pemakaian skincare jika kamu menemukan tanda-tanda di bawah ini. Apa saja ya?