Digelar di Desa Sidorejo, Kecamatan
Gringsing, lomba balap traktor ini kali terakhir diadakan pada Jumat
(23/5/2025) kemarin. Yang menggelar adalah Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)
Tunggorono Kecamatan Gringsing.

Kalau menurut Koordinator Penyuluh
Pertanian BPP Gringsing Ariesna, lomba balap traktor memang rutin digelar pada
awal musim tanam padi.

“Lomba untuk tahun ini memang
hanya diikuti 8 orang petani. Wajar karena yang punya traktor sendiri di Desa
Sidorejo nggak banyak,” cerita Ariesna sebagaimana dinukil dari Batangkab,
Sabtu (24/5).

Tapi, mengapa yang dipilih adalah lomba
balap traktor, bukannya balap sapi atau lainnya? Usut punya usut, hal ini
disebabkan oleh adanya kebiasaan petani Desa Sidorejo yang bercanda dengan
petani lainnya saat menggarap lahan.

“Pengguna traktor bercanda ke
pengguna traktor lainnya dengan cara mengajak mereka cepat-cepatan menggarap
lahan pertanian. Dari inilah akhirnya jadi lomba balap traktor,” lanjut
Ariesna.

O ya, bentuk lombanya mirip-mirip
dengan drag race gitu. Jadi, lahan yang dipakai untuk
balapan dari garis start sampai finish adalah 300 meter. Tapi, karena bentuknya
adalah lahan yang masih basah dan nggak rata, nggak mungkin traktornya bisa dijalankan
dengan lancar. Terkadang, ada yang sampai macet karena terjebak kubangan, lo!
Sudah kebanyang kan serunya?

“Nanti setelah dijadikan lokasi
balap, lahannya bisa segera ditanami padi,” kata Ariesna.

Karena tujuannya untuk
seru-seruan, hadiah lombanya nggak serius-serius banget. Juara pertama
mendapatkan Rp250 ribu, juara kedua Rp200 ribu, dan juara ketiga Rp150 ribu. Sementara
itu, juara keempat mendapatkan hadiah beras.

Wah, menarik juga ya lomba balap
traktor di Batang untuk menyambut awal musim tanam ini. Semoga saja di masa
depan jadi lebih banyak pesertanya dan lebih meriah ya, Millens? (Arie
Widodo/E05)

Inibaru.id – Jika bicara
tentang balapan, yang terpikir biasanya adalah balapan mobil, sepeda motor,
atau hewan-hewan yang mampu berlari cepat seperti kuda. Tapi, khusus untuk di Kabupaten
Batang, Jawa Tengah, ada balapan yang beda dari biasanya, yaitu balap traktor.

Tunggu dulu, bukanya traktor nggak
bisa diajak ngebut? Memang benar. Makanya, jangan kira lomba ini beneran untuk
adu cepat. Tepatnya, lomba balap traktor ini digelar untuk menyambut musim
tanam, Millens.

Di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, ada ajang balapan yang sulit ditemukan di tempat lain, yaitu lomba balap traktor. Seperti apa ya keseruannya?

Sambut Musim Tanam, Lomba Balap Traktor Digelar di Batang

Nggak hanya dalam bentuk karya sastra,
cerita tentang Prabu Brawijaya juga muncul dalam bentuk beberapa tempat yang
dikeramatkan warga. Selain Pantai Ngobaran di Gunungkidul dan Gunung Lawu, ada
lokasi lain yang disebut-sebut pernah disinggahi Prabu Brawijaya V pada
masa-masa akhir Majapahit, yaitu Alas Ketonggo yang ada di Ngawi, Jawa Timur.

Hutan yang juga dikenal dengan
nama lain Alas Srigati ini bisa kamu temukan di Desa Babadan, Kecamatan Paron.
Konon, sebelum terus mengasingkan diri ke Gunung Lawu usai Majapahit runtuh,
Prabu Brawijaya melepas semua benda dan atribut yang terkait dengan statusnya
sebagai raja di tempat tersebut.

“Sejumlah ageman (pusaka)
hingga rasukan yang sebelumnya melekat di tubuh Prabu Brawijaya V konon
dilepas di Alas Ketonggo ini,” ucap Arif Sunardianto, salah seorang praktisi
spiritual di Alas Ketonggo sebagaimana dinukil dari Espos, Minggu (14/7/2024).

Kalau kamu mampir ke sana, bakal
menemukan Petilasan Palenggahan Agung Srigati yang ditemukan pada 1963. Di
tempat itu, selain menemukan punden, terdapat sejumlah benda-benda yang diyakini
sebagai peninggalan Prabu Brawijaya V seperti payung kerajaan, tombak, serta
payung mahkota, Millens.

Di Alas Ketonggo juga terdapat
Kali Tempur Sedalem. Di aliran sungai itulah, konon Prabu Brawijaya mandi
sebelum memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Gunung Lawu.

“Sekarang banyak peziarah datang untuk
mandi atau berendam di Kali Tempur Sedalem pada malam satu Sura,” lanjut Arif.

Terdapat pula Petilasan Watu Dakon
yang berupa bebatuan yang mirip dengan alat permainan tradisional dakon.
Petilasan ini diyakini jadi lokasi persinggahan para selir Prabu Brawijaya V.
Selain itu, ada juga Punden Kori Gapit yang jadi tempat persinggahan para
prajuritnya.

Terkait dengan apakah
cerita-cerita ini benar atau nggak, memang masih perlu studi yang lebih
mendalam. Yang pasti, hingga sekarang, Alas Ketonggo rutin didatangi peziarah
dari berbagai daerah. Kamu sendiri, tertarik untuk melihatnya secara langsung, Millens?
(Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Jika kita
menilik sejarah, Majapahit runtuh pada 1527, nggak lama setelah Kesultanan
Demak bangkit dan menguasai sebagian wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Raja
terakhirnya adalah Girindrawardhana Dyah Ranawijaya atau juga yang dikenal
dengan sebutan Bhre Keling.

Meski begitu, jika kita menilik Babad
Tanah Jawi dan Wewahaning Serat Pararaton, disebutkan pula bahwa
raja terakhir Majapahit adalah Prabu Brawijaya V. Nah, kisah-kisah tentang
Prabu Brawijaya V inilah yang disebut sebagai babak keruntuhan Majapahit.

Di Alas Ketonggo, Prabu Brawijaya melepas atribut Kerajaan Majapahit, termasuk ageman&nbsp;(pusaka) dan rasukan, sebelum mengasingkan diri ke Gunung Lawu.

Alas Ketonggo, Saksi Bisu Prabu Brawijaya Lepas Semua Atribut Kerajaan Majapahit

Apalagi, lokasinya juga hanya sekitar
2 kilometer dari Pasar Bumijawa. Jadi, kamu nggak akan capai trekking jarak
jauh untuk menemukan air terjun yang berlokasi nggak jauh dari pemandian air
panas Guci yang lebih populer tersebut.

Yang lebih menarik, meski
pemandangan dan suasana alam yang ada di air terjun dengan ketinggian sekitar
20 meter ini cukup indah, wisatawan nggak ditarik tiket masuk, lo. Kamu tinggal
membayar parkir untuk kendaraanmu saja. Tapi, meski kamu nggak perlu berjalan
jauh, harus menyeberangi sungai untuk mencapai air terjunnya. Jadi, saat
melakukannya, harus berhati-hati, ya, Millens?

Sayangnya, karena aliran air yang
jatuh dari ketinggian cukup deras, akan jauh lebih baik jika kamu nggak
mendekat atau berenang di bawah aliran air tersebut. Meski begitu, kamu bisa lo
setidaknya duduk-duduk atau merendam kaki di kolam yang nggak jauh dari tempat
jatuhnya air terjun. Segar banget kok!

Kalau lagi kosong, ada juga bangku
dari bahan bambu yang bisa kamu jadikan tempat duduk-duduk sembari melihat
pemandangan air terjun. Deburan air yang jatuh bahkan bisa sampai ke bangku
bambu tersebut, lo! Kalau nggak di bangku tersebut, kamu juga bisa duduk-duduk di bebatuan besar yang ada di tengah sungai.&nbsp;

“Sayangnya, sudah sedikit nggak terawat
ya. Padahal pemandangan alamnya indah dan air terjunnya cukup bersih. Semoga
saja bisa segera diurus dengan lebih baik,” ungkap salah seorang pengunjung yang
berasal dari Kota Tegal bernama Ahmad Fareza pada Minggu (25/5/2025).

O ya, kamu juga lebih disarankan
untuk mendatanginya pas cuaca sedang baik, bukannya pas sedang hujan lebat.
Soalnya, kalau hujannya sangat deras, apalagi di hulu, dikhawatirkan air yang
terjun jadi lebih deras dan membahayakan. Jadi, kalau kamu pengin ke sana,
pastikan untuk berhati-hati ya, Millens. (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Akhir pekan
bingung mau pergi ke mana? Kalau kebetulan sedang berada di Tegal, Jawa Tengah,
kita punya nih rekomendasi buat kamu. Lokasi yang bisa kamu jadikan tujuan
untuk piknik adalah Curug Totos, Millens.

Jaraknya memang cukup jauh dari
pusat kota Tegal, yaitu sekitar 40 kilometer ke arah selatan. Tapi karena
berada di ketinggian kurang lebih 900 meter di atas permukaan laut (mdpl),
Curug Totos yang berlokasi di perbatasan Kecamatan Bojong dan Kecamatan
Bumijawa, Kabupaten Tegal ini memiliki suasana alam yang sejuk. Airnya juga
cenderung punya suhu udara yang dingin dan menyegarkan.

Wisatawan nggak ditarik tiket masuk untuk menikmati Curug Totos, Tegal. Meski gratis, pemandangan cantiknya nggak akan bikin kecewa.&nbsp;

Cantiknya Pemandangan Air Terjun di Curug Totos Tegal

“Kata pak bengkel langganan nggak apa-apa kalau ganti
olinya setelah 10.000 kilometer. Padahal mobil saya ini kalau setahun belum
tentu nembus 5.000 kilometer. Tapi kan nggak mungkin juga mobilnya baru saya
servis atau ganti oli sekali dalam 2 tahunan, bukan?” ungkapnya dengan sedikit
kebingungan.

Jadi begini, oli mesin memang
dibutuhkan untuk melumasi bagian-bagian mesin agar bisa bikin gerakannya jadi
lancar sekaligus mengurangi risiko gesekan yang bisa bikin bagian-bagian mesin
tersebut jadi rusak. Masalahnya, kemampuan ini bakal berkurang seiring dengan
waktu atau seringnya mesin menyala saat mobil digunakan.

Adanya dampak oksidasi hingga residu,
atau bahkan penguapan bisa bikin fungsi oli jadi semakin menurun. Makanya, oli
mesin harus rutin diganti. Kalau nggak, risiko mobil jadi lebih cepat rusak pun
meningkat.

Benar jika Yani menyebut ada
pedoman yang menunjukkan ganti oli mesin mobil sebaiknya dilakukan jika jarak
tempuh mobilnya sudah mencapai 10 ribu kilometer sejak kali pertama olinya
diganti. Tapi, jika mobilmu nggak mencapai jarak tersebut dalam tempo 6 bulan,
akan jauh lebih baik jika kamu juga tetap mengganti oli mesinnya.

Alasannya, tentu saja karna adanya
dampak oksidasi dan residu di dalam mesin yang mempengaruhi penurunan kualitas
oli. Artinya, jika oli sudah di dalam mesin selama itu, sebaiknya segera
diganti dengan yang baru agar nggak sampai mempengaruhi kinerja mesin mobil,
deh.

Beda cerita kalau kamu sering memakai
mobilmu sehingga dalam 4 atau 5 bulan, jarak tempuhnya sudah menembus 10 ribu
kilometer. Meski belum enam bulan, karena jarak tempuhnya sudah sejauh itu, mau
nggak mau memang kamu sudah harus ganti oli mesin mobilnya. Alasannya juga
sama, agar mesin mobilmu tetap terjaga kondisinya.

Gimana, sudah tahu kan kapan
sebaiknya kamu mengganti oli mesin mobilmu? Lakukan secara berkala agar mobilmu
awet, ya, Millens? (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Layaknya sebagian
besar warga kelas menengah di Indonesia, Yani memiliki mobil namun jarang
banget menggunakannya selain saat benar-benar diperlukan saja. Alasannya, dia
nggak pengin boros pengeluaran bahan bakar. Masalahnya, dengan mobil yang cenderung
lebih sering mengendap di garasi, dia terkadang jadi lupa kapan kali terakhir
melakukan servis berkala atau mengganti oli mesin mobilnya.

Hingga sekarang, warga Kecamatan
Sumowono, Kabupaten Semarang ini juga masih bingung dengan kapan patokan yang
pasti untuk mengganti oli mesin mobilnya. Soalnya, jika hanya mempertimbangkan
jarak tempuh, mobilnya sangat jarang dipakai sehingga pasti jarak tempuh per
bulannya cukup pendek.

Jika mobil sangat jarang digunakan, apakah tetap harus diservis atau diganti oli mesin mobilnya secara berkala?

Mobil Jarang Digunakan, Kapan Baiknya Ganti Oli Mesin?

Tapi, sebenarnya apakah memang
benar jika seprai kasur sebaiknya dicuci setiap minggu? Pakar laundry Patric
Richardson punya jawabannya, Millens.

Sebenarnya sih, nggak cuma seprai,
sarung bantal, atau bahkan selimut juga idealnya dicuci setiap minggu. Tapi,
frekuensi ini sebenarnya nggak harus jadi patokan pasti karena kebiasaan tidur
setiap orang berbeda-beda.

“Kalau kamu terbiasa tidur di sana
dalam kondisi badan bersih dan selalu memakai piyama alias baju tidur, bisa
saja menggunakan seprai kasur lebih lama. Tapi kalau kamu sering nggak memakai baju
saat tidur, ada baiknya patokan mencuci seprai kasur setiap minggu yang dipakai,”
saran Patric sebagaimana dinukil dari The Spruce pada Sabtu (24/5).

Alasannya, sel kulit mati, keringat,
hingga kotoran dari tubuh kita jadi menempel pada seprai kasur. Kalau nggak
sering dicuci atau diganti dengan yang lebih bersih, tentu bisa bikin gatal-gatal
saat tidur dan akhirnya membuat kita nggak bisa tidur nyenyak, deh.

Dia bahkan menyrankan kita untuk
lebih sering mengganti seprai kasur jika kondisinya begini, Millens:

·&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Kamu punya alergi,&nbsp;

·&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Kamu jarang mandi sebelum tidur,&nbsp;

·&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Kamu baru saja sembuh dari penyakit,&nbsp;

·&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Kamu mudah berkeringat pada malam hari, atau

·&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Kamu punya kondisi kulit dan rambut yang
cenderung berminyak.&nbsp;

·&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Kamu tidur dengan hewan peliharaan

Jadi, sudah tahu kan ya, kapan
waktu paling ideal untuk mencuci seprai kasurmu. Kamu sendiri, sudah
melakukannya belum, nih, hari ini? (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Sebagai anak muda
yang tinggal di kamar kos sejak masa kuliah hingga kini bekerja di Kota Semarang,
Vina Endrianti merasa mager jika waktu akhir pekan tiba. Meski terkadang
dia masih mau berolahraga pada Minggu pagi atau mencuci dan menyeterika pakaian
pada malam sebelumnya, tetap saja, yang dia inginkan adalah rebahan seharian di
kamar kosnya.

Tapi, belakangan ketenangannya
pada hari Minggu terusik dengan adanya informasi bahwa seprai kasur sebaiknya
dicuci setiap minggu. Dia termasuk jarang mencuci seprainya, bahkan terkadang
bisa terus menggunakannya hingga satu bulan. 

“Kalau mencucinya setiap minggu,
bikin capai, kan? Padahal, mencuci seprai setahu aku harus dipisah dengan
pakaian pada umumnya. Bikin malas saja rasanya kalau harus rutin mencucinya,”
ungkapnya pada Minggu (25/5/2025).

Banyak orang yang baru mencuci seprai kasur setelah dipakai beberapa minggu. Lantas, apakah benar jika idealnya seprai kasur dicuci setiap minggu?

Haruskah Seprai Dicuci Setiap Minggu?

Inibaru.id - Setiap orang dilahirkan dengan sifat baik. Masalahnya, adanya pengaruh lingkungan bisa saja membuat sifat baik tersebut hilang. Nah biar sifat baikmu terus terjaga, yuk simak tips berikut ini; Ceria di Depan Orang Lain Meskipun kamu sedang sedih ataupun galau, nggak perlu menampakkannya di depan orang lain agar mood lawan bicaramu bagus. Tetaplah ceria dan berikan aura positif sehingga percakapan terasa menyenangkan. Bersikaplah Lembut Sikap lemah lembut seseorang kan membuat lawan bicara merasa nyaman berbicara kepadamu, Millens. Orang yang bersikap lembut juga lebih mudah diterima oleh orang lain, tapi bersikaplah lembut kepada semua orang ya, jangan hanya bersikap lembut kepada orang yang lebih tua. Pujilah Seperlunya Berilah pujian secukupnya yang dapat memberikan motivasi kepada orang lain. Hal ini bisa bikin orang lain lebih bersemangat dan memberikan energi positif, lo. Tapi jangan sampai pujianmu berlebihan ya, bisa-bisa terlihat nggak tulus.
Jangan Menghakimi Menghakimi tentu nggak dibenarkan ya, Millens. Siapa tahu, dia memang nggak mengetahui bahwa hal yang dia lakukan itu salah. Lebih baik hindari hal yang bisa memicu pertikaian seperti justifikasi dan arahkan ke hal-hal yang bersifat positif. Jangan Egois Menyingkirkan keegoisanmu dan memahami orang lain dari sudut pandang mereka ini sangat penting dalam bergaul lo. Dengan begini kamu bisa memahami apa yang diinginkan orang lain. Setelah tahu lima trik yang bisa kamu terapkan agar sifat baikmu tetap terpelihara, bisa langsung kamu mulai dari sekarang ya, Millens. (IB27/E05)

Menjaga hubungan sosial yang harmonis nggak bisa dilepaskan dari sifat-sifat baik yang dimiliki oleh manusia. Walaupun manusia mempunyai sifat baik sebagai bawaan dari lahir, tapi ada beberapa kiat yang perlu kamu ketahui untuk memelihara sifat baikmu.