Iqbal merasa bahagia orang tuanya yang telah menginjak kepala tujuh masih diberi kesempatan untuk menunaikan ibadah ke Tempat Suci. Namun, sebagai seorang muslim yang juga bercita-cita menunaikan Rukun Islam ke-5, dia khawatir kesempatan itu nggak akan menghampirinya.

"Realistis saja, saya nggak punya tabungan. Jangankan melunasi biaya naik haji yang terus naik, mengangsur untuk mendaftar (haji) saya saya nggak sanggup," keluhnya. "Nggak apa-apa. Insyaallah ada jalan."

Dari tahun ke tahun, biaya naik haji memang terus bertambah. kenaikan itu bisa terjadi karena sejumlah faktor utama. Yang pertama tentu saja karena perubahan kurs mata uang. Lalu, adanya kenaikan harga layanan, mulai dari akomodasi, transportasi, hingga konsumsi di Arab Saudi.

Selain itu, kenaikan biaya berangkat haji dari Tanah Air juga terjadi karena adanya peningkatan jumlah jemaah yang mengakibatkan anggaran penyelenggaraan haji juga turut naik. Faktor lain yang juga berkontribusi adalah kebijakan dan inflasi di negara tujuan, yakni Arab Saudi.

Menjadi satu hal yang wajar jika biaya naik haji terus naik setiap tahunnya. Namun, sebetulnya bukan berarti biaya tersebut nggak bisa ditekan lagi. Begitulah yang saat ini tengah dipikirkan Presiden RI Prabowo Subianto setelah mengklaim tahun ini mampu menurunkan biaya berhaji hingga Rp4 juta tersebut.

"Alhamdulillah sekarang biaya haji yang sudah diturunkan Rp4 juta bisa dirasakan oleh 203 ribu jemaah tahun ini," tutur Prabowo kala meresmikan Terminal Khusus Haji dan Umrah di Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Minggu (4/5).

Meski telah turun mencapai Rp4 juta per jemaah, Prabowo mengaku belum puas dengan pencapaian tersebut. Dia berharap biaya itu bisa ditekan hingga lebih murah dari Malaysia, mengingat saban tahun Indonesia telah menjadi negara penyumbang terbanyak jemaah haji.

"Saya minta dikurangi lagi. Saya belum puas. Kita harus termurah yang bisa kita capai," perintahnya, yang ditujukan kepada Menteri Agama Nasaruddin Umar dan Kepala BP Haji Muhammad Irfan Yusuf.

Biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) 2025 atau 1446 Hijriah rata-rata sebesar Rp89.410.258,79. Namun, yang harus dibayar jemaah atau biaya perjalanan ibadah haji (Bipih)-nya sebesar Rp55.431.750,78 atau sekitar 62 persen. Sementara, sisanya dari nilai manfaat hasil kelolaan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).

Pertanyaannya, berapakah biaya haji di Malaysia? Pada 2025, biaya haji di negeri jiran ini adalah 33.300 ringgit atau setara Rp130,3 juta (kurs Rp3.913 per ringgit), dengan subsidi dari bantuan keuangan haji (Hafis) 55 persen atau sebesar 18.300 ringgit (Rp71,6 juta)&nbsp;untuk penduduk dengan pendapatan terendah (B40).

Dengan subsidi 55 persen, warga Malaysia dengan pendapatan terendah&nbsp;cukup membayar sekitar Rp58,6 juta per jemaah. Sementara, kalangan ekonomi menengah (M40) mendapatkan subsidi 29 persen, sedangkan golongan tertinggi (T20) diwajibkan membayar penuh tanpa subsidi.

Daru sudut pandang kita, biaya haji di Malaysia tampak lebih mahal saat dikonversi ke rupiah karena kurs Rupiah atas Ringgit terus mengalami pelemahan. Namun begitu, nilainya memang lebih murah. Pengamat haji dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dadi Darmadi mengatakan, ini terjadi karena jemaah Indonesia menginap lebih lama di Arab Saudi.

"(Biaya haji) di Indonesia lebih mahal karena kita menginap di Arab Saudi sekitar 40 hari, sedangkan (jemaah) Malaysia hanya 30 sampai 35 hari," tuturnya, dikutip dari CNN Indonesia, Senin (5/5).

Selain itu, jemaah haji asal Indonesia juga lebih banyak dibandingkan Malaysia. Dadi menilai, jumlah ini membuat urusan transportasi dan penginapan jemaah Indonesia jauh lebih kompleks dan memakan biaya lebih besar.

Menurut Dadi, peluang untuk menekan biaya haji di Indonesia bukanlah pekerjaan mudah. Namun, bukan berarti nggak bisa dilakukan. Salah satu cara yang mungkin bisa dicoba adalah dengan memangkas waktu kunjungan ke Tanah Suci sekitar 3-5 hari.

Efisiensi juga bisa dilakukan melalui tiket pesawat, dengan catatan pemerintah mampu bernegosiasi dengan pihak maskapai. Setali tiga uang dengan katering dan tempat menginap. Namun, khusus untuk yang disebutkan terakhir, sebaiknya panitia haji harus cermat dan berhati-hati.

"Cari (katering dan hotel) yang lebih hemat agak riskan dan harus hati-hati. Jangan sampai kualitasnya jelek, terlebih untuk jemaah berisiko tinggi dan lansia. Terlampau pelit malah bikin susah," Dadi memberi saran.

Untuk menekan Bipih, BPKH juga harus berinvestasi dengan lebih cerdas agar keuntungan meningkat dan subsidi yang dikucurkan untuk jemaah menjadi lebih besar. Dadi juga mengaku sepakat dengan ide Prabowo untuk mengembangkan "Kampung Indonesia" di dekat Masjidil Haram.

"(Kampung Indonesia) akan menekan biaya penginapan jemaah karena tidak perlu menyewa hotel mahal. Pemerintah harus pandai melobi Saudi untuk bisa mengantongi izin itu, sekaligus berinvestasi besar di awal," tandasnya.

So, mengutip kata Dadi, menekan biaya haji bukanlah perkara gampang, tapi memungkinkan untuk dilakukan. Menurutmu, ide manakah yang paling mudah dieksekusi dalam waktu dekat, Millens?&nbsp;(Siti Khatijah/E07)

Inibaru.id - Mohammad Iqbal senang bukan kepalang setelah mengetahui bahwa kedua orang tuanya bisa berangkat haji tahun ini. Namun, dia juga sekaligus panik setelah melihat besaran biaya kekurangan yang harus dilunasi.

"Buat ukuran kami, jumlahnya lumayanlah pokoknya. Tapi, mau gimana lagi? Bersyukur masih ada kesempatan untuk berangkat, jadi harus diusahakan bareng-bareng. Patungan. Alhamdulillah ini sudah beres, tinggal berangkat," tutur lelaki yang sehari-hari berjualan satai di wilayah Batang itu, Selasa (6/5/2025).

Biaya yang tinggi dan terus naik dari tahun ke tahun membuat ibadah haji seolah begitu sulit dijangkau sebagian orang. Upaya pemerintah untuk menekan biaya terus dicoba. Apa lagi yang bisa dilakukan?

Menikai Kemungkinan Menekan Biaya Haji di Indonesia

Kalau dipikir-pikir, narasi sejarah yang ada saat ini memang agak janggal. Sedikit informasi, Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) yang menjadi jalan masuk Belanda ke Nusantara baru berdiri pada 1602. Hampir mustahil membayangkan Belanda langsung bisa menguasai negeri ini saat itu juga.

Kita pun tahu bahwa buku-buku sejarah yang kita baca menyebutkan bahwa perlawanan para bumiputera masih berlangsung hingga abad ke-19. Maka, fakta bahwa Indonesia merdeka pada 1945 menunjukkan bahwa penjajahan di negeri ini nggak mungkin dilakukan Belanda selama 350 tahun.

“Nggak ada itu Indonesia dijajah Belanda 350 tahun. Banyak
daerah melakukan perlawanan seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Perang
Jawa Diponegoro. Ada yang perlawanannya puluhan, sampai ratusan tahun," tuturnya pada Selasa (6/5/2025).

Dalam revisi narasi sejarah yang tengah digodok Kementerian Kebudayaan itu, Fadli mengaku ingin lebih menonjolkan bentuk perlawanan yang dilakukan masyarakat alih-alih lamanya waktu penjajahan. Nantinya, revisi itu akan dibukukan.

Sementara itu, berkaitan dengan kontroversi narasi sejarah berkaitan dengan "pemberontakan" Partai Komunis Indonesia (PKI), Fadli mengungkapkan nggak akan ada narasi apa pun yang akan direvisi, baik untuk insiden G30S PKI pada 1965 maupun Pemberontakan Madiun pada 1948.

“Yang Madiun 48 kan memang jelas pemberontakan dan difasilitasi
Belanda. Korban-korbannya banyak kiai dari pihak Nahdlatul Ulama. Kalau yang
1965 juga sudah jelas, dinyatakan sendiri oleh mereka, kok. Jadi nggak perlu
diubah. Justru jangan membelokkan sejarah,” terang Fadli.

Yang pasti, biar buku sejarah yang direvisi nantinya akurat,
pengerjaannya melibatkan 100 sejarawan, Millens. Proyek ini dipimpin
oleh Guru Besar Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu
Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (UI) Profesor Susanto Zuhdi.

Buku sejarah edisi revisi diperkirakan
bakal selesai pada Agustus atau September 2025. Setelah itu, buku-buku tersebut
bakal didistribusikan ke sekolah-sekolah di Tanah Air.

Meski melibatkan banyak pihak yang memang kompeten di bidang
sejarah, tentu saja hal ini memicu kontroversi. Kalau menurut kamu, adakah narasi sejarah lain yang seharusnya juga direvisi?&nbsp;(Arie
Widodo/E10)

Inibaru.id – Selama puluhan tahun guru sejarah mengajari para muridnya tentang Belanda yang menjajah
Nusantara selama 350 tahun. Namun, agaknya narasi ini akan segera direvisi, sebagaimana disebutkan Menteri Kebudayaan
Fadli Zon. Menurutnya, sejarah itu keliru.

Fadli mengatakan, saat ini Kementerian Kebudayaan tengah menggodok perubahan sejarah, khususnya berkaitan dengan lamanya waktu penjajahan Belanda di
Tanah Air. Menurutnya, nggak benar kalau seluruh wilayah Indonesia dijajah hingga selama itu.

Fadli Zon menyebut Belanda nggak benar-benar menjajah Indonesia sampai 350 tahun sehingga narasi sejarah terkait hal ini perlu direvisi. Tapi, hal sebaliknya dia ungkap terkait dengan sejarah PKI.

Revisi Narasi Sejarah ala Fadli Zon; Dari PKI hingga Penjajahan Belanda

“Setelah menerima laporan, Unit Kecelakaan Satlantas Polres Purworejo segera meluncur ke lokasi kejadian untuk melakukan penanganan dan olah TKP,” ungkap AKBP Andry dalam keterangan yang disampaikan oleh Polda Jateng.


Berdasarkan keterangan awal, truk tronton melaju dari arah utara menuju selatan (Magelang–Purworejo). Ketika melewati jalan menurun di lokasi kejadian, truk tersebut berusaha mendahului kopada, tapi diduga kehilangan kendali.

Akibatnya, truk menyenggol kopada dan menyebabkan kedua kendaraan terguling hingga menabrak rumah warga di pinggir jalan.


“Dampak dari kecelakaan ini sangat serius. Sebanyak 11 orang meninggal dunia di tempat, sedangkan enam lainnya mengalami luka ringan. Kerugian materiil diperkirakan mencapai Rp 50 juta,” tambah AKBP Andry.


Pihak kepolisian saat ini masih melakukan proses identifikasi terhadap para korban, baik yang meninggal dunia maupun yang terluka. 
Selain itu, penyelidikan lebih lanjut juga tengah dilakukan untuk memastikan penyebab pasti kecelakaan.


Andry juga mengimbau kepada seluruh pengguna jalan, khususnya pengemudi kendaraan besar, agar lebih berhati-hati dalam berkendara, terutama di jalur-jalur rawan dan menurun.

“Kami minta kepada para pengemudi untuk selalu memastikan kondisi kendaraan dalam keadaan prima dan mengutamakan keselamatan dalam berkendara. Mari kita bersama-sama cegah terjadinya kecelakaan lalu lintas,” tegas Kapolres.

Buat kamu yang sedang melakukan perjalanan, khususnya yang berada di balik kendali kendaraan besar, harap berhati-hati, ya. Periksalah kendaraan dengan saksama dan menepilah sejenak jika mengantuk atau lelah! (Murjangkung/E10)

Inibaru.id - Kecelakaan lalu lintas tragis terjadi di wilayah Kabupaten Purworejo pada Rabu (7/5/2025) sekitar pukul 10.30 WIB. 
Peristiwa nahas ini melibatkan sebuah truk tronton bernomor polisi B-9970-BYZ dan kendaraan minibus jenis kopada, yang mengakibatkan 11 orang meninggal dunia dan enam orang lainnya mengalami luka ringan.

Kapolres Purworejo AKBP Andry Agustiano menyampaikan bahwa kecelakaan terjadi di Jalan Purworejo–Magelang, tepatnya di Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo.

Truk tronton gagal salip minibus jenis kopada di Purworejo sehingga mengakibatkan 11 orang meninggal dunia dan enam orang lainnya mengalami luka ringan.

Kecelakaan Maut Purworejo; Truk Gagal Salip Bus, 11 Meninggal dan 6 Luka-Luka

Siapa sangka pula, alasan yang sedikit banyak sama diungkap
Rahmawati juga dijabarkan pihak SMKN 4 Yogyakarta. Mereka pengin program MBG
dihentikan di sekolahnya karena hal tersebut.

“Banyak staf dan guru yang kerepotan. Yang harusnya ngurus
keuangan, jadi ngurus piringnya. Kadang butuh waktu sampai berjam-jam hanya
demi memastikan anak-anak bisa mendapatkan jatah makanannya. Beban pekerjaan di
sekolah jadi bertambah,” ucap Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan dari
sekolah tersebut, Widiatmoko sebagaimana dinukil dari Tribunjogja, Senin
(5/5/2025) lalu.

Beberapa kali ditemukan makanan nggak layak

Hal lain yang jadi perhatian pihak SMKN 4 Yogyakarta adalah sudah
berkali-kali ditemukan makanan yang nggak layak untuk dikonsumsi seperti ada
ulatnya, sudah basi, atau bahkan buah yang sudah busuk.

“Masak ada ulatnya harus dimakan? Saya punya fotonya dan
kejadiannya sudah beberapa kali. Kami sampai bikin grup kalau ada siswa yang
mengeluhkan soal makanan. Jadi kami merasa pengawasannya nggak maksimal,” keluh
Widiatmoko.

Yang bikin lebih sedih, ada beberapa siswa yang pada
akhirnya nggak mau mengonsumsi makanan MBG. Alasannya trauma saat menemukan
ulat pada makanannya.

“Nggak mau makan MBG lagi samai sekarang. Makanya,
harapannya setelah tahun ajaran baru nanti. Kami nggak menerima MBG lagi. Bagi
kami ini malah jadi beban tambahan, bukan bantuan,” ungkap Widiatmoko.

Sayangnya, pihak sekolah nggak bisa jadi penentu apakah
mereka bisa menolak untuk menerima program MBG ini. Bahkan, pihak Dinas
Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY juga mengaku nggak punya kuasa
untuk menentukannya.

Yap, satu sekolah sudah angkat bicara terkait program MBG
ini. Apakah mungkin akan ada sekolah-sekolah lainnya yang mengikuti jejak SMKN
4 Yogyakarta? Kalau menurutmu, gimana, Millens? (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Setelah berkali-kali melihat masalah
muncul di program makan bergizi gratis (MGB), salah seorang rekan saya yang berprofesi
sebagai guru di sebuah sekolah di Semarang, Jawa Tengah, Rahmawati, sempat memprediksi
kalau bakal ada sekolah yang meminta program ini dihentikan. Siapa sangka,
nggak sampai sebulan setelah dia mengungkap hal tersebut, SMKN 4 Yogyakarta mengajukan
permintaan yang sama.

Sebagai seorang guru, Rahmawati merasa program ini kurang
memberikan efek signifikan bagi program belajar mengajar. Apalagi dengan adanya
kasus keracunan di berbagai tempat, rekan sesama guru dan orang tua murid sudah mulai banyak yang mengungkap kekhawatirannya terkait hal tersebut.

“Butuh waktu dan tenaga ekstra untuk mengurus anak-anak agar
bisa makan. Guru malah jadi kerepotan dan akhirnya motong jam pelajaran. Belum
lagi ada kekhawatiran soal keracunan. Di tempat saya sih sejauh ini aman. Tapi
saya perkirakan pasti ada yang akhirnya minta program ini dihentikan,” ucapnya
kepada saya pada pertengahan April 2024 lalu.

Satu sekolah sudah meminta program MBG dihentikan, yaitu SMKN 4 Yogyakarta. Ada dua alasan utama yang bikin mereka mengajukannya. Apa saja alasan tersebut?

SMKN 4 Yogyakarta Minta Program MBG di Sekolahnya Dihentikan

Kalau di kaus olahraga seperti jersey klub
sepak bola seperti Fiorentina, misalnya, logonya biasanya bisa dilihat di dada
dan juga di kedua bahu.

Pernahkah kamu kepikiran, mengapa logo Kappa bisa seunik itu?
Nah, sebelum membahas hal tersebut, kita kenali dulu yuk arti nama dari jenama produk
olahraga asli Italia tersebut.

Kappa didirikan pada 1958 di Kota Turin, Italia. Awalnya,
jenama ini hanya memproduksi kaus kaki dan pakaian dalam. Namun, mereka kemudian mulai
merambah ke produk olahraga pada 1967 hingga sekarang.

Nama Kappa diambil dari abjad ke-10 bahasa Yunani yang
merujuk pada huruf K atau setelah Iota. Dalam bahasa Jerman, huruf K mewakili kata&nbsp;kontrolle yang
bermakna mengendalikan. Dari situlah ide nama Kappa muncul.

Nah, logo Kappa ini disebut omini, bahasa Italia untuk istilah khalayak atau
orang-orang pada umumnya. Nah, untuk mewakili hal tersebut, dipilihlah foto
laki-laki dan perempuan dengan pose duduk bersandar saling memunggungi.

Tapi, mengapa posenya harus seperti itu? Pose tersebut dipilih untuk menunjukkan kesetaraan tanpa pandang bulu. Orang bisa duduk bersama
tanpa perlu melihat laki-laki atau perempuan. Kira-kira seperti itulah maknanya.

Dikutip dari laman&nbsp;Kappateamsports, foto yang kemudian digunakan sebagai logo Kappa diambil pada 1969. Fotografernya adalah Sergio Druetto. Sebenarnya, foto
ini dipakai untuk keperluan pengambilan gambar pakaian renang. Tapi, ada sesi
saat kedua modelnya nggak memakai busana apa pun.

Foto ini didapatkan dengan cara nggak sengaja. Saat mengambil gambar kedua model yang tengah duduk
besandar saling memunggungi dengan tangan menyangga dagu, flash kamera Druetto macet, sehingga menampilkan siluet yang ikonik, yang kemudian justru dijadikan sebagai logo Kappa.

Hm, ternyata unik juga ya makna dan sejarah logo Kappa yang
memang nggak ada duanya itu. Kamu punya produk Kappa di rumah nggak, Millens?
(Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Setiap logo jenama produk olah raga
punya ciri khasnya masing-masing. Adidas dengan tiga garis andalanya, Nike
dengan logo swoosh-nya, Puma dengan siluet kucing besar, atau Hummel
dengan mata anak panahnya.

Tapi, ada satu yang sangat ikonik dan sulit banget dicari padanannya di mana-mana, yaitu logo Kappa yang
sangat mudah dikenali. Logo tersebut berupa foto siluet laki-laki dan perempuan yang duduk
bersandar saling memunggungi.

Logo Kappa sangat ikonik dan nggak ada yang menyamai. Kepikiran nggak alasan mengapa logo ini dibuat?

Menguak Makna dan Sejarah Logo Kappa yang Nggak Ada Duanya

Inibaru.id &ndash; Sosis menjadi salah satu kudapan favorit saya saat sedang &ldquo;lari&rdquo; dari diet. Biasanya, untuk melampiaskan hasrat ngemil ini, saya akan memilih sosis bakar dengan bumbu lada hitam yang menggoyang lidah. Namun, saat melihat sosis-sosis racikan Check Point Germany, saya mulai berpikir ulang untuk mengeksplorasi cita rasa saya terhadap pelbagai jenis sosis.
Setelah melihat-lihat menu, saya memutuskan mencicipi sosis Bratwurst. FYI, bratwurst adalah sosis yang menjadi ciri khas Kota N&uuml;rnberg, Bayern. Seperti frankfurter, bratwurst menjadi salah satu jenis sosis yang populer dan nggak jarang digunakan sebagai isian hot dog di negara asalnya. O ya, sedikit berbeda dengan gerai sosis lain, Check Point Germany menyediakan empat jenis sosis khas Jerman yakni frankfurter, bockwurst, beef wiener, dan bratwurst.
&ldquo;Walau ini sosis impor, tapi kami jamin halal karena kandungan daging babi yang biasa dipakai diganti dengan daging sapi,&rdquo; terang Imelda Christine, pemilik Check Point Germany.
Saya memilih bratwurst lantaran penasaran seperti apa rasanya. Yang menonjol dari sosis ini adalah rempah-rempahnya yang terasa cukup tajam di lidah. Rempah-rempah ini terdiri atas jahe, pala, ketumbar atau jintan.
Kendati teksturnya sedikit kasar, kandungan rempah-rempahnya inilah yang membuat saya jatuh cinta. Menyantap sosis ini bikin mulut saya terasa hangat! Nah, kalau penasaran seperti apa rasa lima menu ini, kulik satu per-satu dulu, yuk!
Currywurst
<img src="/nuploads/62/4%20%281%29.jpg" alt="" width="1413" height="800" />
<code>Currywurst, sosis dengan taburan kari dan saus tomat. (Inibaru.id/ Artika Sari)</code>
Menu pertama yang saya cicipi adalah currywurst. Dalam bahasa Jerman, currywurst berarti sosis kari. Seperti namanya, tampilan currywurst ini begitu menggoda dengan taburan kari di atasnya. Di samping sosis, kentang goreng dengan limpahan saus tomat ini melengkapi ngemil saya. Nggak cukup saus tomat saja, saus cabai dan saus lada hitam juga tersaji dalam menu yang populer di Kota Berlin dan Hamburg ini.
Karena kurang suka saus tomat dan saus cabai, saya mencocol potongan-potongan bratwurst dengan taburan kari dan saus lada hitam. Taburan kari ini cocok di lidah saya, tapi lada hitam dalam saus pendampingnya kurang terasa karena lebih dominan manis. Untuk currywurst, saya memberi skor tiga dari lima bintang.
Chilliwurst
<img src="/nuploads/62/5%20%281%29.jpg" alt="" width="1413" height="800" />
<code>Chilliwurst, sosis dengan saus mayo yang bikin lidah kepanasan. (Inibaru.id/ Artika Sari)</code>
Nggak seperti currywurst, chilliwurst justru jadi favorit baru saya. Menu satu ini layak dapat empat bintang. Chilliwurst menawarkan saus mayo dengan rasa yang membakar lidah. Tampilannya pun cukup cantik dengan taburan keju cheddar dan daun parsley. Buat kamu penggemar pedas, saya merekomendasikan menu ini untuk dicicipi.
Cheesywurst
<img src="/nuploads/62/3%20%282%29.jpg" alt="" width="1413" height="800" />
<code>Penggemar keju harus coba Cheesywurst. (Inibaru.id/ Artika Sari)</code>
Cheesywurst menjadi menu favorit saya berikutnya. Sepintas, tampilan cheesywurst mirip dengan chilliwurst. Bedanya, tampilan cheesywurst lebih minimalis karena hanya ditaburi daun parsley. Saus keju cheddar yang membalut kentang goreng dan potongan sosis ini pun melimpah. Kalau menggemari keju, ukuran saus keju cheesywurst pas untukmu.
Beef Bratwurst
<img src="/nuploads/62/6%20%281%29.jpg" alt="" width="1413" height="800" />
<code>Smooky beef dalam sosis ini lebih terasa, lo. (Inibaru.id/ Artika Sari)</code>
Kendati sama-sama menggunakan sosis jenis bratwurst, rasa Beef Bratwurst lebih nendang daripada bratwurst yang digunakan untuk tiga menu sebelumnya. Tekstur sosis ini lebih lembut. Selain itu, smoky beef-nya pun lebih terasa. Supaya rasanya makin ciamik, beef bratwurst ini dibungkus lelehan keju mozarella. Sayang, saat saya menyantap menu satu ini, lelehan kejunya mengeras dan nggak bisa ditarik laiknya "karet".
Beef Premium Bratwurst
<img src="/nuploads/62/8%20%281%29.jpg" alt="" width="1413" height="800" />
<code>Beef Premium Bratwurst ini juga wajib dicicipi. (Inibaru.id/ Artika Sari)</code>
Di atas Beef Bratwurst, ada Beef Premium Bratwurst. Sosis ini memiliki tekstur yang lebih lembut, halus, dan tentu saja kenyal. Seperti Beef Bratwurst, Beef Premium Bratwurst dilengkapi lelehan keju mozarella yang bikin saya ketagihan. Dari segi rasa, menu ini sayang untuk dilewatkan.
Untuk kudapan dengan harga berkisar Rp 19.000-25.000, bratwurst di Check Point Germany ini sepadan dengan rasanya. Sementara, kalau pengin menjajal sosis jenis lain, harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau. Kamu perlu merogoh kocek sekitar Rp 13.000-19.000 saja. Enak dan murah, kan?
Oya, menyantap currywurst, chilliwurst, atau cheesywurst bakal cukup mengenyangkanmu karena kentang goreng yang mendampingi menu tersebut cukup berlimpah. Duh, kudapan rasa makan berat, ya!
Untuk menikmati sosis di Check Point Germany, kamu bisa datang langsung ke Lantai 2 DP Mall Semarang atau vi aplikasi daring.
Hm, kalau kamu suka yang mana, Millens? (Artika Sari/E03)
&nbsp;
Check Point Germany Semarang
Kategori&nbsp; &nbsp; : Street Food
Alamat&nbsp; &nbsp; &nbsp; : Lantai 2 DP Mall Semarang, Jalan Pemuda 150, Sekayu, Kota Semarang.
Jam Buka&nbsp; : pukul 10.00 &ndash; 21.00 WIB
Harga&nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; : Rp 13.000 s/d Rp 25.000

Untuk menikmati sosis seenak di Jerman, kamu nggak perlu jauh-jauh ke sana. Di Check Point Germany Semarang, kamu bisa menyantap sosis ini dengan harga yang cukup terjangkau.

Ngudap Sosis Bikin Kenyang di Check Point Germany Semarang 

Sumber :&nbsp;wuerzteufel.de/pictures/original/196_01.jpg

Frankfurter kerap disebut-sebut sebagai nenek moyang hot dog. Di Jerman, daging babi menjadi bahan utama pembuatan sosis ini, sementara bagian luarnya menggunakan usus domba. Untuk pasar Indonesia, produsen sosis biasanya mengganti campuran daging babi dengan daging sapi. Warna kemerahan dari daging menjadi ciri khas sosis ini. Tetapi, warna ini biasanya akan hilang saat proses pemanggangan,&nbsp;Millens.

“Panjang frankfurter ini sekitar 20 sentimeter dan teksturnya juga lembut,” jelas Ria, Kepala Pelayan Check Point Germany.

Selain frankfurter, Bockwurst juga menjadi salah satu sosis yang populer di Jerman. Menurut legenda setempat, sosis ini diciptakan R Scholtz yang merupakan seorang pemilik restoran di Berlin.

Sosis dengan bentuk agak berisi ini dibuat menggunakan beberapa jenis daging cincang halus seperti daging kambing, sapi, babi, kalkun, dan ayam. Bahkan, ada pula yang menggunakan daging kuda, lo. Masyarakat Jerman biasanya menyantap bockwurst dengan mencelupkannya ke saus mustar didampingi bir bock.

“Bockwurst ini teksturnya lebih kenyal. Terus, juga mengandung sedikit rempah dan rasanya asin,” kata Ria.

Di negara asalnya, wiener terbuat dari campuran daging sapi dan babi. Bentuk wiener ini beragam, ada yang ramping, ada yang sedikit berisi. Dibandingkan frankfurter, rasa sosis ini pun lebih kenyal. Di Check Point Germany,&nbsp;smoke beef&nbsp;dalam sosis ini pun lebih terasa dominan. Penasaran seenak apa? Kamu harus coba, ya!

Kalau kamu pengin merasakan sensasi kenyalnya daging sekaligus hangatnya rempah-rempah, bratwurst cocok jadi pilihanmu. Tekstur sosis ini sedikit kasar, tapi lembut di mulut. Nggak kalah dengan wiener,&nbsp;smoke beef&nbsp;dalam bratwurst juga mampu menggoyang lidah. Seperti bockwurst, rasa bratwurst juga asin.

Duh, enak-enak nih,&nbsp;Millens!&nbsp;Ha-ha. (Artika Sari/E03)

Inibaru.id&nbsp;– Jerman dikenal sebagai salah satu produsen sosis terbaik di dunia. Ada sekurangnya seribu jenis sosis di sana yang pastinya bisa menjadi surga bagi penggemar kuliner. Kalau kamu pengin mencicipi lezatnya sosis-sosis ini, nggak perlu jauh-jauh datang ke Jerman, lo. Kamu yang tinggal di Semarang bisa menikmatinya di Check Point Germany.

Mencicipi sosis di Check Point Germany rasanya kurang lengkap jika nggak sekalian berkenalan dengan jenis-jenis sosisnya. Gerai kuliner yang berada di lantai dua DP Mall Semarang ini menyediakan empat jenis sosis impor dari Jerman yang memanjakan lidah dan perut. Daripada “meraba-raba” bedanya, kenali dulu&nbsp;Frankfurter,&nbsp;Bockwurst,&nbsp;Beef Wiener, dan&nbsp;Bratwurst&nbsp;yang menjadi bahan utama menu-menu di sana, yuk.

Sebagai salah satu negara yang menjadi produsen terbesar sosis, Jerman memiliki ribuan jenis sosis. Frankfurter, Bockwurst, Beef Wiener, dan Bratwurst adalah sejumlah nama sosis yang cukup ternama di sana. Apa beda keempatnya?

Kenalan sama Sosis Populer di Jerman: Frankfurter, Bockwurst, Beef Wiener, dan Bratwurst

Inibaru.id &ndash; Check Point Germany tampak lengang siang itu. Di gerai yang berada di Lantai 2 DP Mall Semarang tersebut hanya ada dua pembeli yang mengantre, lalu saya di belakangnya. Penuh antusias keduanya tampak menonton sosis pesanan mereka dipanggang, lalu disajikan dengan dibalut&nbsp;topping mozzarella.
Giliran saya pun tiba. Nggak lama setelah mengutarakan keinginan untuk bertemu pemilik gerai,&nbsp;owner&nbsp;Check Point Germany Imelda Christine mempersilakan saya duduk. Kami memang sudah janjian ketemu.
Agak menjauh dari keramaian, Imelda pun mulai bercerita gimana&nbsp;mengawali bisnis kuliner berbahan baku sosis khas Jerman ini.&nbsp;Dia mengatakan, semua bermula&nbsp;dari kegemaran suaminya,&nbsp;Adrian Hartanto, menyantap sosis. Dari hobi itu, muncullah ide bisnis berjualan sosis.
Biar unik, mereka mencoba sosis "premium". Kebetulan, kerabat Adrian tinggal di Jerman. Imelda mengatakan, mereka pun mulai menjajaki kemungkinan berbisnis olahan sosis dari salah satu negeri penghasil sosis terbesar di dunia tersebut.
&ldquo;Tadinya kami sempat coba sosis yang biasa dimakan orang Jerman dengan saus mustar, tapi kurang cocok dengan lidah orang Indonesia. Lalu kami sesuaikan&nbsp;dengan saus&nbsp;yang umum di sini. Ya butuh sekitar 3-6 bulan percobaan,&rdquo; tutur ibu satu anak ini.
Di antara sekitar seribu jenis sosis khas Jerman, Imelda memilih beberapa jenis yang populer di sana seperti Frankfurter, Bockwurst, Beef Wiener, dan Bratwurst. Sementara, agar tetap halal, daging babi yang acap menjadi bahan utama pembuatan sosis diganti dengan daging sapi.
<img src="/nuploads/62/4%20%282%29.jpg" alt="" width="1413" height="800" />
<code>Currywurst, kudapan populer dari Jerman. (Inibaru.id/ Artika Sari)</code>
Supaya cita rasa Jerman tetap terasa, menu seperti Currywurst pun dibuat semirip mungkin dengan aslinya. Oya, currywurst merupakan olahan sosis yang dibubuhi bubuk kari dan diguyur saus tomat. Agar menyerupai masakan Jerman, mereka juga menyertakan kentang goreng dengan porsi cukup banyak, sesuai&nbsp;penyajian di sana.
Selain saus tomat dan saus cabai, Check Point Germany juga menyediakan saus mayo pedas, mayo putih, keju, dan lada hitam.
Pada kesempatan itu, saya memesan bratwurst bersama saus lada hitam dan saus mayo pedas. Rasa kedua saus pesanan saya cukup menarik, khususnya untuk saus mayo yang tingkat kepedasannya lumayan. Sementara, saus lada hitam yang saya pikir bakal dominan pedas justru nggak bisa saya dapatkan, malah cenderung manis. Kendati demikian, keduanya tetap memuaskan!
Menurut Imelda, dalam sehari Check Point Germany bisa melayani hingga 100 pembeli.
&ldquo;Kalau akhir pekan bisa sampai sekitar 150 pembeli,&rdquo; katanya.
Pengin mencicipi kelezatan sosis-sosis ini? Kamu hanya perlu merogoh kocek sekitar Rp 13 ribu hingga Rp 25 ribu, Millens. Check Point Germany juga melayani pemesanan melalui ojek daring, lo.
Puas ngobrol-ngobrol, perut juga sudah kenyang, saya pun berpamitan. FYI, menu-menu di sana&nbsp;setara dengan makan berat. Jadi, kalau kamu lagi malas makan nasi, datanglah sesekali ke sana dan nikmati sensasi makan ala orang Jerman!&nbsp;(Artika Sari/E03)
&nbsp;
Check Point Germany
Kategori&nbsp; &nbsp; : Street Food
Alamat&nbsp; &nbsp; &nbsp; : Lantai 2 DP Mall Semarang, Jalan Pemuda 150, Sekayu, Kota Semarang.
Jam Buka&nbsp; : Pukul 10.00&ndash;21.00 WIB
Harga&nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp;: Rp 13.000 s/d Rp 25.000

Imelda Christanti suka kentang goreng, sedangkan Adrian Hartanto gemar sosis. Berdua, pasangan istri-suami itu mendirikan usaha kuliner berupa kedai sosis eksklusif khas Jerman lengkap dengan kentang goreng yang mengenyangkan.