Inibaru.id – Nasib malang seseorang nggak ada yang tahu. Inilah yang dialami Sofiatun, warga Desa Karangrejo, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak yang sepekan ini terpaksa hidup dengan "bergelimang" air dari limpahan tanggul yang jebol nggak jauh dari tempat tinggalnya.
Bersama buah hatinya yang masih balita, dia memilih bertahan di rumahnya yang tergenang banjir sejak pekan lalu. Hujan deras mengakibatkan tanggul sungai Tuntang di dekat rumahnya jebol pada Minggu, 18 Mei 2025, mengakibatkan banjir setinggi satu meter di area permukiman warga, termasuk rumah Sofiatun.
Banjir tersebut, Sofiatun mendiskripsikan, setinggi lutut orang dewasa di dalam rumahnya yang berada tepat di tepi jalan raya Dukuh Gagatan, Desa Karangrejo. Sementara, di luar rumah air menggenang hingga sepinggang.
“Sekarang (banjir) sudah di bawah lutut. Sebelumnya sampai di atas lutut,” kata perempuan berusia 37 tahun tersebut belum lama ini.
Nangkring di Atas Papan
Agar nggak terus-menerus terendam air, Sofiatun saat ini bertahan dengan mengandalkan papan lebar yang ada di rumahnya. Sebelum banjir, papan tersebut biasa digunakan sebagai meja. Namun, kini papan tersebut berfungsi sebagai tempat tidur dan tempat nangkring saat makan.
Meski dekat dengan masjid yang aman dari banjir, Sofiatun mengaku lebih memilih tetap tinggal di rumah dengan posisi kebanjiran. Meski harus menjalani hari-hari dengan menyibak air untuk beraktivitas, dia memilih bertahan karena mempunyai anak balita yang bisa saja mengotori tempat ibadah itu.

Dia juga nggak punya opsi lain untuk mengungsi karena keluarganya pun mengalami nasib serupa. Baik saudara maupun orang tuanya sama-sama tergenang banjir. Mau nggak mau dia pun bertahan dalam kondisi tersebut sembari menunggu air surut.
“Kami merasa nggak enak. Mau ke musala atau masjid ada anak kecil; risiko nanggung dosa. Mending alakadarnya, di rumah saja,” lontarnya.
Berharap Ada Bantuan
Hingga saat ini, Sofiatun mengaku belum mendapat bantuan logistik dari pihak mana pun. Dia berharap bakal ada sedikit uluran tangan untuk membantu keperluan hariannya bersama anggota keluarga lain, khususnya untuk anak balitanya yang baru berusia 2,5 tahun.
Sofiatun mengatakan, anak bungsunya tersebut kini tengah sakit demam. Dia juga mulai mengalami gatal-gatal. Sementara, untuk mencari obat dia juga nggak berani karena tingginya genangan air di luar rumah.
“Sedihnya itu karena anak saya sekarang sakit demam," tuturnya, lalu menghela napas panjang. "Yang saya harapkan, pemerintah daerah segera menangani banjir agar masyarakat seperti saya bisa beraktivitas dengan normal kembali."
Dikonfirmasi secara terpisah, Pemerintah Kabupaten Demak mengatakan sudah mulai melakukan proses evakuasi korban banjir, termasuk menurunkan bantuan terhadap mereka yang terdampak. Mereka juga tengah berkoordinasi terkait upaya penanganan tanggul yang jebol.
Semoga masalah ini segera teratasi. Buat kamu yang mau memberikan bantuan untuk korban bencana di Kabupaten Demak, carilah wadah yang resmi agar penyaluran bantuan sampai ke tempat mereka yang membutuhkan. (Sekarwati/E03)