inibaru indonesia logo
Beranda
Hits
Film Berbahasa Kutai Raih Most Original Film Award di Asian Film Festival 2025
Sabtu, 26 Apr 2025 19:42
Bagikan:
Film 'Tale of the Land' meraih penghargaan Most Original Film Award di ajang Asian Film Festival ke-22 yang berlangsung di Roma, Italia, pada April 2025. (Instagram/Kawankawanmedia)

Film 'Tale of the Land' meraih penghargaan Most Original Film Award di ajang Asian Film Festival ke-22 yang berlangsung di Roma, Italia, pada April 2025. (Instagram/Kawankawanmedia)

Penghargaan ini diberikan atas kekuatan visual yang luar biasa dan narasi puitis yang menggugah, menjadikan film ini sebagai salah satu karya paling orisinal dalam festival tersebut.

Inibaru.id - Film Tale of the Land karya sutradara Indonesia Loeloe Hendra Komara meraih penghargaan Most Original Film Award di ajang Asian Film Festival ke-22 yang berlangsung di Roma, Italia, pada April 2025.

Penghargaan ini diberikan atas kekuatan visual yang luar biasa dan narasi puitis yang menggugah, menjadikan film ini sebagai salah satu karya paling orisinal dalam festival tersebut.

Film Tale of the Land yang berdurasi 1 jam 39 menit ini mengisahkan May, seorang gadis muda yang mengalami trauma mendalam setelah kehilangan orang tuanya akibat konflik lahan.

May tinggal bersama kakeknya, Tuha, di sebuah rumah terapung di perairan Kalimantan Timur.

Melarang May menginjakkan kaki di daratan, sang kakek meyakini ada kutukan dari leluhur yang akan membuat cucunya itu pingsan jika melanggar larangan tersebut.

Film ini menggambarkan kehidupan masyarakat lokal dengan latar belakang eksploitasi alam yang menyebabkan mereka terpinggirkan.

Proses syuting film ini dilakukan di Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Sebagian besar adegan diambil di atas air, menampilkan kehidupan masyarakat yang tinggal di rumah terapung.

Film ini juga memperlihatkan adegan-adegan khas, seperti tongkang yang membawa batu bara dan tarian tradisional Hudoq, serta menggunakan bahasa Kutai dalam dialognya, menambah keaslian dan kedalaman budaya lokal dalam cerita.

Pengakuan dan Penayangan

Film ini mengambil latar di Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. (Busan InternationalFilm Festival)
Film ini mengambil latar di Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. (Busan InternationalFilm Festival)

Keapikan Tale of The Land berhasil menggugah para juri, Millens. Menurut mereka, film tersebut berhasil membuat tragedi keluarga menjadi universal karena menceritakan drama kolektif, tergantung di antara keajaiban mimpi dan kerasnya kenyataan, serta antara mitos dan sejarah.

“Film dengan dampak visual yang besar. Berwawasan antara tanah dan air, disajikan dengan gaya puitis dan menggugah, kaya akan kiasan sinematik menawan menjelajahi tradisi masyarakat Indonesia. Tragedi keluarga menjadi unviversal karena menceritakan sebuah drama kolektif, tergantung antara keajaiban mimpi dan kerasnya realitas, antara mitos dan sejarah,” nilai para juri mengutip instagram @indonesiainrome.

Sebelum meraih penghargaan di Roma, Tale of the Land telah mendapatkan FIPRESCI Prize di Busan International Film Festival 2024, yang mengakui semangat eksperimental dan progresif film tersebut.

Film ini juga telah ditayangkan di berbagai negara dan sempat diputar di XXI Jogjakarta pada Desember 2024. Namun, hingga kini belum ada informasi resmi mengenai penayangan serentak di bioskop Indonesia.

Film ini dibintangi oleh Shenina Cinnamon sebagai May dan Arswendy Bening Swara sebagai Tuha. Angga Yunanda, yang kini menjadi suami Shenina, juga turut berperan dalam film ini.

Linikaltim (26/4) menulis, film ini merupakan debut panjang Loeloe Hendra Komara dan diproduksi oleh KawanKawan Media, dengan kerja sama produksi antara Indonesia, Filipina, dan Taiwan.

Dengan pencapaian ini, Tale of the Land menunjukkan potensi besar sinema Indonesia di kancah internasional dan diharapkan dapat segera tayang di bioskop Indonesia.

Wah, penasaran banget ya dengan film ini. Semoga segera tayang di Indonesia ya, Millens! (Siti Zumrokhatun/E10)

Tags:

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2025 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved