Sebenarnya, pembukaan RKDK bagi parpol sudah dilakukan mulai tanggal 17 Desember 2022 dan akan berakhir pada 27 November 2023 atau sejak ditetapkan sebagai peserta pemilu anggota DPR dan DPRD 2024. Idham berharap sembilan partai politik lainnya segera membuat RKDK.

"Tolong segera membuka rekening dana kampanye, kami akan segera memfasilitasi. Mohon suratnya diserahkan kepada kami," kata Idham.

Sembilan partai politik nasional yang belum membuka RKDK adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Gerindra, PDI Perjuangan, Partai NasDem, Partai Buruh, Partai Gelora, Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Partai Hanura, dan Partai Bulan Bintang (PBB).

Idham menjelaskan bahwa RKDK berfungsi sebagai tempat untuk mengelola seluruh penerimaan dana kampanye sebelum digunakan untuk kegiatan kampanye, termasuk oleh calon anggota legislatif. KPU menjamin transparansi RKDK melalui Sistem Informasi Dana Kampanye (Sidakam).

Menurut Idham, KPU akan memberikan akses kepada Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) dan lembaga negara yang berwenang dalam penanganan tindak pidana pencucian uang serta pemberantasan korupsi untuk menggunakan Sidakam guna memantau dan mengawasi penggunaan dana kampanye. (Siti Zumrokhatun/E10)

Artikel ini telah terbit di Medcom dengan judul Sembilan Partai Telah Buka Rekening Dana Kampanye.

Inibaru.id - Untuk menghadapi Pemilu 2024 mendatang, setiap peserta pemilu termasuk partai politik (parpol) bakal menerima dana bantuan dari pemerintah. Untuk itu, mereka wajib membuka rekening khusus.

 Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Idham Holik, mengungkapkan bahwa baru terdapat sembilan partai politik yang sudah membuka rekening khusus dana kampanye (RKDK) untuk Pemilu 2024. Idham menyampaikan hal ini saat uji publik tiga rancangan peraturan KPU (PKPU), yang salah satunya berkaitan dengan dana kampanye pemilu.

"Pertama-tama, terdapat Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Garda Perubahan Indonesia (Garuda), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Perindo, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Ummat," papar Idham di Jakarta, pada Sabtu (27/5/2023).

Sebanyak 9 partai politik telah membuka rekening dana kampanye dari pemerintah. Sementara itu, 9 lainnya masih ditunggu.

Sembilan Partai Buka Rekening Dana Kampanye, KPU: Sisanya Ditunggu

Mengingat umat Buddha di Indonesia tergolong sebagai minoritas,
keberadaan sekitar 46 vihara di Kecamatan Kaloran dengan jumlah umat hampir
8.000 jiwa tentu cukup menarik. 

Menurut Buddhazine
(13/8/2015), pada 1966 lalu, Kaloran memang menjadi basis agama Buddha di Tanah
Air. Tapi, deklarasi ‘kebangkitan’ agama Buddha di Kaloran baru benar-benar
dilakukan pada 1 Juni 1968. Sejak saat itu, penganut agama Buddha di kecamatan
yang dikenal punya suhu udara sejuk tersebut semakin meningkat.

“Saat pertama kali
agama Buddha dibuka di Kaloran, setidaknya 1.500 orang datang mendaftar. Kabar
tentang munculnya agama Buddha menyebar hingga ke pelosok Kaloran,” tulis
Ngatiyar pada buku berjudul Berpeluh
Berselarah: Buddhis-Muslim Meniti Harmoni yang terbit pada 2010 lalu.

Yang menarik, di Kampung Mranggen, Dusun Kandangan, ada satu
orang yang dianggap sebagai ‘penanda’ berkembangnya agama Buddha di kampung
tersebut. Nama orang tersebut adalah Budho yang lahir pada 1969.

“Lahirnya bapak ini adalah penanda tumbuhnya agama Buddha di
sini. Karena itu namanya Budho,” ucap sesepuh kampung Muntoyo sembari menunjuk ke
arah Pak Buddho.

Hidup Rukun Berdampingan dengan Umat Beragama Lain

Karena jumlah umat Buddha di Kaloran cukup banyak, kamu bisa
melihat mereka hidup berdampingan dengan umat muslim yang jadi mayoritas di
sana dan umat-umat beragama lain. Di sana, bukan hal yang aneh melihat seorang
Bhante mengobrol atau kerja bakti bersama dengan guru ngaji.

Hal ini dibenarkan oleh Kepala Desa Kalimanggis Didik Agung
Susilo. Di sana, umat dari agama Islam, Buddha, Katolik, Kristen dan aliran kepercayaan
yang terorganisir dalam Persatuan Warga Sapta Darma (Persada) sudah biasa
saling membantu selama puluhan tahun.

“Kalau ada selamatan ya doanya dari semua agama. Pas Maulid
Nabi beberapa saat lalu, semuanya ikut kerja bakti, membuat panggung,” ucapnya
sebagaimana dilansir dari Jatengprov.
(19/7/2019).

Hal serupa diungkap Bante Thitasaddho. Laki-laki kelahiran
Kalimanggis yang beribadah di Wisma Bhikku Jaya Wijaya senang dengan kerukunan
yang dijaga warga desa tempat tinggalnya. Umat Buddha di sana pun semakin mantap menjalankan ajaran
Buddha yang menekankan pentingnya menyebarkan cinta asih tanpa pilih kasih.

“Inti ajaran Buddha kan nggak boleh berbuat jahat, saling
menolong, dan menghormati,” ucapnya.

Semoga saja semangat kerukunan yang terjadi di Kaloran juga
bisa menyebar di wilayah-wilayah lain di Indonesia, ya, Millens? (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Kalau
kamu lewat jalan Sumowono, Kabupaten Semarang – Temanggung, pasti melihat
sesuatu yang unik di pinggir jalan. Setelah melewati jalan berkelok dengan
pemandangan alam spektakuler dari Sumowono, di Kecamatan Kaloran, Temanggung,
bakal sering melihat vihara di pinggir jalan.

Keberadaan vihara-vihara tersebut nggak jauh dari musala,
masjid, atau bahkan gereja terdekat. Yap, di Kecamatan Kaloran, memang bukan
hal yang aneh melihat tempat ibadah dari 3 agama yang berbeda berada di lokasi
yang nggak jauh. Di sana, masyarakat juga sudah terbiasa hidup rukun tanpa
mempermasalahkan kepercayaan orang lain.

Di Kaloran, Temanggung, ada sekitar 8000 umat Buddha yang beribadah di 46 vihara. Seperti apa ya kehidupan para umat Buddha di wilayah pedesaan tersebut?

Menilik Kehidupan Umat Buddha di Kaloran, Temanggung

Padahal, bagian freezer seringkali dipakai untuk menyimpan
daging-dagingan, es krim, dan makanan yang rentan basi lainnya jika tidak
didinginkan. Kalau sudah begini, apakah setelah mati listrik makanan-makanan
tersebut sebaiknya dibuang begitu saja?

Menurut The Spruce
Eats, Kamis (25/5/2023), andai terjadi pemadaman listrik seharian,
sebenarnya kondisi freezer akan tetap beku sehingga makanan di dalamnya tetap
aman. Tapi, hal ini juga bergantung pada seberapa penuh bagian freezer hingga
seperti apa jenis makanan yang kamu simpan di dalamnya.

Jika freezernya penuh, makanan di dalamnya justru biasanya
bakal lebih awet karena suhu dingin akan tetap terjaga di dalamnya. Beda cerita
jika freezer justru banyak yang kosong. Suhunya justru akan lebih mudah
meningkat. 

Apalagi jika kamu sering membuka pintu freezer untuk mengecek
kondisi makanan di dalamnya. Dampaknya justru suhu dingin di dalam freezer
keluar dan akhirnya makanan pun jadi lebih cepat basi.

Jika pemadaman listrik berlangsung sampai berhari-hari, mau
nggak mau kamu harus mulai memasak makanan di dalam kulkas satu per satu karena
pasti akan segera basi. Makanan kalengan atau kemasan mungkin tetap aman untuk
dimasak belakangan, tapi untuk makanan seperti daging-dagingan atau sayuran,
sebaiknya segera kamu olah.

Kamu juga bisa mengolah daging-dagingan sebagai masakan demi
membuatnya jadi lebih awet. Dalam banyak kasus, daging yang sudah dimasak bisa
dimasukkan kembali ke dalam kulkas setelah listrik kembali menyala dan bisa
dipanaskan atau diolah menjadi makanan lain di kemudian hari. Meski begitu,
sebelum kamu mengolahnya, cek dulu deh kesegaran makanannya. Apalagi jika
pemadaman listrik sudah berlangsung cukup lama.

Satu hal yang pasti, kalau terjadi pemadaman listrik dan
sudah berlangsung lebih dari 1 jam, sebaiknya kamu segera mencari informasi ke
pihak perusahaan listrik negara (PLN) untuk menanyakan apa penyebab pemadaman
dan kapan sekiranya listrik menyala. 

Dengan melakukannya, kamu jadi bisa mempertimbangkan apakah
perlu segera mengolah makanan di kulkas atau membiarkannya begitu saja sampai
listrik menyala lagi. Nggak ribet, bukan, Millens?
(Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Salah
satu hal yang bikin kesal semua orang adalah mati listrik. Nggak hanya membuat
suhu udara terasa lebih gerah karena kipas atau AC nggak bisa dinyalakan, sejumlah
peralatan elektronik penting lain seperti kulkas juga padam. Padahal, kalau
kulkas padam, bisa jadi makanan di dalamnya jadi lebih mudah basi.

Kalau padamnya listrik hanya hitungan menit atau nggak lebih
lama dari 1-2 jam, mungkin makanan di dalamnya akan tetap terjaga kondisinya.
Beda cerita jika listrik padam selama berjam-jam lamanya. Suhu dingin di
kulkas, termasuk di bagian freezer, dikhawatirkan akan menghangat.

Kalau sampai mati listrik, kulkas akan mati. Lantas, apakah makanan di dalam freezer kulkas akan jadi basi?

Mati Listrik, Bagaimana Nasib Makanan di Freezer Kulkas?

Harianti alias Cik Wat menyebut dia mulai berjualan es
karena meneruskan bisnis yang sama dari ibunya yang telah meninggal. Sementara
itu, Widiastuti baru ikut membantunya setelah pensiun sebagai asisten apoteker
di RS Brayat Minylya.

“Pokoknya pas (G30S) PKI belum ada, sudah jualan es di sini.
Kami nggak pernah pindah,” ucap Cik Wat sebagaimana dilansir dari Solopos, Senin (2/1/2023).

Di warung berukuran 4x5 meter yang ada di depan rumah
tersebut, keduanya silih berganti membuat minuman bagi pelanggan yang
berdatangan. Kebanyakan dari mereka memesan es cokelat yang dianggap sebagai
menu legendaris. Maklum, minuman ini disajikan dengan campuran santan, kelapa
muda, serta roti yang khas.

Menu lain yang nggak kalah nikmat adalah es buah, es gula kelapa,
es mega mendung, es kacang hijau dan es kolak degan. Ada juga menu makanan
seperti gado-gado, rujak, dan lotis. Meski begitu, popularitas menu-menu
tersebut memang masih kalah dengan es cokelat.

Keunikan lain dari warung ini yang membuatnya terus
didatangi pelanggan adalah masih digunakannya alat serut es tradisional. Banyak
pelanggan yang mengaku senang dengan suara balok es yang diserut dengan
peralatan tersebut sebelum minumannya disajikan.

“Saya paling suka dengan es batunya yang diserut manual.
Entah mengapa jadi membuat esnya seperti jadi tambah enak gitu,” ucap salah
seorang pelanggan, Joko.

Kalau kamu tertarik untuk menjajal minuman di Warung Es
Setabelan, nggak perlu khawatir harus merogoh kocek dalam-dalam, Millens. Semua minumannya dibanderol
hanya Rp12 ribu. Bahkan, kalau kamu hanya memesan es teh, hanya perlu membayar
Rp3 ribu. Sementara itu, menu makanannya bervariasi dari Rp9 ribu sampai Rp12
ribu.

Warungnya buka dari pukul 08.00 WIB sampai 18.00 WIB. Tapi,
karena menu andalannya adalah minuman dingin, biasanya paling ramai saat tengah
hari atau jam makan siang, saat suhu udara biasanya sangat panas dan terik.

Jadi, kapan nih mencicipi kesegaran es cokelat yang
melegenda di Warung Es Setabelan di Solo, Millens?
(Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Kisah
Warung Es Setabelan yang ada di Jalan Abdul Muis Nomor 90, Banjarsari, Solo,
Jawa Tengah, cukup berbeda dari kafe-kafe pada umumnya. Apalagi, dua orang
pengelolanya kini sudah berusia lanjut dan masih belum mau berhenti menjajakan
minuman legendaris kepada pelanggan setianya.

Keduanya adalah Harianti yang kini berusia 80 tahun serta
Widiastuti yang berusia 10 tahun lebih muda. Mereka mengaku sudah lupa kapan pastinya
warung es tersebut kali pertama berdiri. Satu hal yang pasti, sebelum kasus
G30S/PKI, mereka sudah berjualan. Artinya, warung ini sudah eksis selama lebih
dari 50 tahun!

Di Solo, ada Warung Es Setabelan yang legendaris karena disebut-sebut sudah eksis sejak lebih dari 50 tahun silam. Pengelola warung tersebut adalah dua orang lansia yang masih gesit melayani pesanan pelanggan. Seperti apa ya kisah warung yang nggak biasa ini?

Manisnya Kisah Warung Es Setabelan di Solo

Meski masih terlihat bagus, ada baiknya kamu mengganti
talenan plastik jika usianya sudah cukup lama. Soalnya, kalau kamu terus
memakainya, bisa jadi talenan tersebut berjamur atau penuh dengan bakteri
sehingga bisa mengontaminasi makanan yang kamu potong di atasnya. Hal ini tentu
nggak sehat, bukan?

Nah, berikut adalah sejumlah tanda bahwa talenan plastikmu
sebaiknya diganti sebaiknya disadur dari The
Spruce Eats, Kamis (25/5/2023). Simak baik-baik, ya?

1.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Sudah Banyak Bekas Potongan

Layaknya talenan pada umumnya, talenan plastik juga akan
memiliki banyak bekas potongan dari pisau yang kamu gunakan sehari-hari. Meski
terlihat seperti hal yang sepele, hal ini ternyata bisa jadi tanda bahwa
talenanmu sebaiknya segera diganti.

Tanpa kamu sadari, bekas potongan dari pisau itu bisa jadi
tempat sisa makanan, jamur, hingga bakteri mengendap. Meski sudah kamu
bersihkan berulang kali, berbagai benda tersebut akan berada di sana dan
membuat bahan makanan yang kamu potong pada talenan jadi rentan terkontaminasi.

2.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Talenan Sulit Dibersihkan

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, banyaknya bekas potongan
membuat sisa makanan sulit untuk dibersihkan. Terkadang, pada bekas potongan
tersebut, sampai muncul jamur dengan warna gelap. Kalau sudah terlihat seperti
itu, sebaiknya talenan plastikmu dibuang saja dan diganti dengan yang baru.

Soalnya, hal itu menandakan bahwa talenan sudah
terkontaminasi banyak jamur dan bakteri seperti salmonella, listeria, e-Coli,
dan lain-lain. Bakteri-bakteri tersebut bisa jadi sumber penyakit kalau sampai
masuk ke dalam tubuh manusia, lo.

Lebih Baik Mana, Talenan Plastik atau Kayu?

Jika talenan plastik juga rentan terpapar jamur dan bakteri
jika sudah berkali-kali dipakai, apakah talenan jenis ini nggak lebih baik dari
talenan kayu? Ternyata, banyak pakar yang menyebut talenan plastik tetap jadi
pilihan yang lebih baik. Pasalnya, talenan jenis ini nggak mudah keropos dan
lebih mudah dipakai untuk memotong daging mentah.

Meski begitu, ada baiknya kamu memakai beberapa jenis
talenan di dapur untuk dibedakan fungsinya berdasarkan jenis bahan makanan yang
akan kamu potong. Contohlah, satu talenan dipakai untuk memotong bahan makanan
segar, satu lagi untuk memotong makanan siap santap seperti roti, dan satu lagi
untuk daging-dagingan.

Alasan dari pemisahan talenan ini adalah demi mengurangi
kemungkinan terjadinya kontaminasi silang bakteri, khususnya dari bahan makanan
mentah seperti daging-dagingan, Millens.
Nah, dengan memakai talenan plastik, kamu bisa memilih aneka warna yang berbeda
untuk membedakannya.

Jadi, sudah mengerti kan cara terbaik memakai talenan plastik
di dapur, Millens? (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Selain
talenan kayu, kamu juga bisa menemukan talenan plastik di dapur. Biasanya sih,
telanan plastik dipilih karena harganya yang cukup terjangkau namun bisa
diandalkan untuk urusan memotong-motong dalam waktu yang lama.

Talenan plastik sering dianggap lebih baik dari talenan kayu. Tapi, kalau kondisinya sudah seperti ini, sebaiknya segera kamu ganti.

Tanda Talenan Plastik Harus Diganti

Inibaru.id &ndash; Namanya Hiroaki Kato. Musikus asal Jepang itu mulai dikenal&nbsp;penikmat musik Tanah Air setelah mengkaver lagu "Ruang Rindu" yang diciptakan dan dilantunkan Letto. Suaranya yang khas kini kian melekat kuat setelah saya mendengarnya sendiri dalam konser Senandung Atas Awan, Sabtu (4/8/2018) malam lalu.
Senandung Atas Awan adalah bagian dari festival tahunan Dieng Culture Festival (DCF) yang digelar di Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah. Acara tersebut digelar bersama dengan Festival Lampion yang dijadwalkan sebagai penutup DCF hari kedua tersebut.
Nggak hanya menampilkan band-band lokal, sejumlah pemusik kenamaan bertaraf nasional, bahkan internasional, juga selalu ditampilkan dalam konser tahunan tersebut. Seperti tahun lalu, bintang tamu itu&nbsp;biasanya menjadi "kejutan" yang dirahasiakan namanya oleh panitia.
Letto menjadi bintang tamu pertama yang dimunculkan, diikuti&nbsp;Hiroaki Kato yang langsung berkolaborasi dengan Noe, vokalis Letto, untuk melantunkan lagu "Ruang Rindu".
<img src="/nuploads/58/Hiroaki%203.jpg" alt="" width="718" height="478" />
<code>Noe "Letto" dan Hiroaki Kato menyanyikan lagu "Ruang Rindu" bersama-sama. (Putri Rachmawati/Inibaru.id)</code>
&nbsp;
Hiroaki yang lancar berbahasa Indonesia tampil unik dengan mengenakan pakaian khas Jepang. Nggak hanya tampil dengan "Ruang Rindu", lelaki berkucir itu juga membawakan sejumlah lagu ciptaannya sendiri yang sebagian berbahasa Indonesia, salah satunya "Beda Selera".
Pada kesempatan itu Hiroaki juga sempat membawakan satu lagu spesial yang menjadi theme song&nbsp;Asian Games 2018, yakni &ldquo;Bright As the Sun&rdquo;. Dalam lagu ini, Hiroaki membawakannya menggunakan tiga bahasa, yakni Indonesia, Jepang, dan Inggris.
Merasa Tersanjung
Sebagai musikus asal Jepang, Hiroaki mengaku merasa tersanjung dengan sambutan meriah yang diberikan penikmat musik di Indonesia. Hal itu disampaikannya langsung di hadapan para penonton Senandung Atas Awan.
<img src="/nuploads/58/Hiroaki%202.jpg" alt="" width="718" height="499" />
<code>Hiroaki Kato yang tampil dalam acara Senandung Atas Awan dengan mengenakan pakaian khas Jepang. (Putri Rachmawati/Inibaru.id)</code>
&ldquo;Terima kasih Indonesia, telah menyambut kami dengan baik. Semoga hubungan Indonesia dengan Jepang semakin akrab. Semoga banyak orang Indonesia yang datang ke Jepang, pun sebaliknya,&rdquo; ujar Hiroaki yang kemudian menyanyikan lagu ciptaannya, &ldquo;Arigatou, Terima Kasih&rdquo;.
Dia juga menyampaikan bahwa pada tahun ini merupakan tepat 60 tahun hubungan diplomatik antara Jepang dan Indonesia.&nbsp;Hm, musik memang mendamaikan! Ha-ha. (Putri Rachmawati/E03)

Dikenal di Indonesia lantaran mengkaver lagu "Ruang Rindu" kepunyaan Letto, musikus asal Jepang itu malah tampil berduet dengan Noe dkk di tengah pengunjung Senandung Atas Awan, salah satu konser dalam rangkaian Dieng Culture Festival (DCF) 2018. Siapa dia?

Kolaborasi dengan Letto, Penyanyi Asal Jepang Hibur Pengunjung Senandung Atas Awan

Inibaru.id &ndash;&nbsp;Langit Dieng masih penuh cahaya lampion yang baru saja&nbsp;selesai diterbangkan serentak ketika grup band The Rain tetiba hadir di tengah pengunjung&nbsp;Dieng Culture Festival (DCF), Sabtu (4/8/2018) malam. Pengunjung yang terkejut pun kembali antusias. Wah, kegembiraan belum usai!
Kehadiran The Rain memang menjadi semacam plot twist&nbsp;pada hari kedua DCF 2018, Senandung Atas Awan. Diawali dengan penampilan mengejutkan Letto, lalu&nbsp;Hiroaki Kato, semula pengunjung merasa&nbsp;pelepasan lampion bakal&nbsp;menjadi acara pemungkas. Namun, rupanya mereka keliru.
Ya, The Rain-lah&nbsp;"aftertaste"&nbsp;pada malam itu. Di tengah keriuhan pengunjung yang tengah menyaksikan keindahan&nbsp;langit Dieng yang dihiasi lampion, grup band asal Yogyakarta itu segera menyelinap ke atas panggung&nbsp;dan membawakan lagu &ldquo;Gagal Bersembunyi&rdquo;.
<img src="/nuploads/58/DSCF1750.JPG" alt="" width="751" height="502" />
<code>Penampilan Iwan, gitaris The Rain. (Mayang Istnaini/Inibaru.id)</code>
Penonton yang semula berpencar ke setiap sisi lapangan pun segera beranjak ke&nbsp;depan panggung lalu bernyanyi bersama. Tema "patah hati" yang melekat pada lagu-lagu The Rain pun merambat cepat di tengah suhu superdingin Dieng, membuat siapa pun yang mendengarnya terhanyut dan terpikat.
Lamat-lamat, penonton pun mulai turut melantunkan lagu The Rain yang cenderung easy listening. Dalam konser, band yang telah berkiprah sejak 2001 itu memang paling ahli mengaduk-aduk hati penontonnya. Nggak terkecuali dalam gelaran Senandung Atas Awan malam itu.
Indra, vokalis The Rain&nbsp;bahkan sempat&nbsp;meminta&nbsp;salah seorang penonton perempuan naik ke atas panggung. Dia lalu bernyanyi sembari menggenggam tangan penonton itu, yang segera disoraki penonton lain. Wah, pada baper, nih!
<img src="/nuploads/58/DSCF1807.JPG" alt="" width="570" height="381" />
<code>Indra, vokalis The Rain, mengajak salah satu penonton perempuan untuk bernyanyi bersama di atas panggung. (Mayang Istnaini/Inibaru.id)</code>
Keriangan malam itu pun ditutup dengan lagu &ldquo;Terlatih Patah Hati&rdquo; yang belakangan kembali melambungkan nama The Rain&nbsp;di blantika musik Tanah Air.
Yap, siapa pun yang hadir malam itu pasti sepakat kalau The Rain adalah aftertaste&nbsp;yang pas untuk Senandung Atas Awan tahun ini. Gimana, ya, keseruan tahun depan?&nbsp;(Putri Rachmawati/E03)

Setelah suasana menghangat dengan penampilan Letto dan mencapai puncaknya lewat pesta penerbangan lampion, Senandung Atas Awan ditutup dengan manis melalui penampilan The Rain yang secara mengejutkan didatangkan untuk memungkas hari kedua Dieng Culture Festival (DCF) 2018.

The Rain, "Aftertaste" yang Pas Akhiri Pesta Lampion DCF 2018

Inibaru.id &ndash; Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, terlihat menghadiri acara Senandung Atas Awan 2018 pada Sabtu (4/8/2018). Dalam acara yang diselenggarakan di Komplek Candi Arjuna, Dieng, Kabupaten Banjarnegara, itu Ganjar hadir ditemani sang istri, Siti Atiqoh.
<img src="/nuploads/59/DSCF1479.JPG" alt="" width="900" />
<code>Ganjar Pranowo terlihat menikmati sajian Senandung Atas Awan. (Inibaru.id/Mayang Istnaini)</code>
Udara dingin rupanya nggak menyurutkan semangat gubernur yang baru saja kembali terpilih itu, untuk turut serta di tengah-tengah konser menjelang Pesta Lampion tersebut.&nbsp;Ganjar dan Atiqoh tampak larut dalam salah satu acara dalam rangkaian festival tahunan Dieng Culture Festival itu. Mereka duduk mesra menikmati penampilan para bintang tamu.
<img src="/nuploads/59/DSCF1530.JPG" alt="" width="900" height="601" />
<code>Penampilan Noe, vokalis Letto. (Inibaru.id/Mayang Istnaini)</code>
Selain&nbsp;dihibur penampilan&nbsp;penyanyi Jateng, grup band Letto dan The Rain juga ikut meramaikan panggung di tengah suhu udara Dieng yang mendekati nol derajat Celsius. Para pengunjung yang yang nggak menyangka bakal kedatangan dua band kenamaan asal Yogyakarta itu pun bertambah antusias.
Penerbangan Lampion
Nggak hanya ikut menikmati Senandung Atas Awan, Ganjar dan Atiqoh juga mengawali penerbangan lampion. Acara itu sekaligus menjadi puncak acara DCF 2018.
<img src="/nuploads/59/IMG_2377.JPG" alt="" width="900" />
<code>Ganjar Pranowo dan istri bersiap menerbangkan lampion. (Inibaru.id/Putri Rachmawati)</code>
Sekitar 5.000 lampion diterbangkan malam itu. Lampion-lampion itu menjadi simbol harapan dari masing-masing pengunjung yang datang.&nbsp;(Mayang Istnaini/E03)

Dalam sajian Senandung Atas Awan 2018, Ganjar Pranowo tampak hadir bersama istrinya, Siti Atiqoh Ganjar Pranowo.

Ganjar Pranowo Jadi "Bintang Tamu" di Puncak DCF 2018

Inibaru.id &ndash; Dalam prosesi Ruwat Rambut Gimbal di Dieng, bocah gimbal biasanya punya permintaan khusus. Permintaan itu harus dipenuhi sebelum rambut gimbalnya dipangkas, lo. Kalau nggak, mereka percaya&nbsp;rambut gimbal itu bakal tumbuh kembali.
Pada prosesi Ruwat Rambut Gimbal yang diselenggarakan di Komplek Candi Arjuna Dieng tahun ini, ada 12 bocah gimbal yang akan dipangkas rambutnya. Permintaan mereka pun bermacam-macam, mulai dari yang sederhana hingga nggak terduga.
<img src="/nuploads/59/DSCF1836.JPG" alt="" width="900" />
<code>Bocah gimbal diarak menuju lokasi ruwat. (Inibaru.id/Mayang Istnaini)</code>
Zalia Sidarsoni, misalnya. Bocah gimbal asal Banjarnegara itu hanya meminta es krim rasa coklat, mangga, dan jeruk sebelum rambut gimbalnya dipangkas. Nggak ayal pengunjung dibuat terkekeh saat pewara menyampaikan permintaan sederhana itu.
<img src="/nuploads/59/DSCF1841.JPG" alt="" width="900" />
<code>Gerobak berisi barang permintaan para bocah gimbal. (Inibaru.id/Mayang Istnaini)</code>
Begitu pun dengan Salwa Khairunnisa dari Wonosobo. Dia meminta dua bungkus permen dan kerupuk rambak sebagai syarat pemotongan rambut gimbalnya.
<img src="/nuploads/59/DSCF1860.JPG" alt="" width="900" />
<code>Kambing jantan permintaan salah seorang bocah gimbal. (Inibaru.id/Mayang Istnaini)</code>
Ada yang remeh, ada pula yang cukup bikin geleng-geleng kepala. Salah satunya adalah permintaan dari Laela Handayani yang berasal dari Cikampek. Tanpa diduga pengunjung, gadis kecil tersebut&nbsp;meminta tablet dengan jenama terkenal untuk ngegim.
Nggak hanya itu, Laela juga meminta agar rambut gimbalnya dipangkas oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Penonton yang hadir pun segera riuh dengan suara tawa.
<img src="/nuploads/59/IMG_2623.JPG" alt="" width="900" />
<code>Ganjar Pranowo memotong rambut salah seorang bocah gimbal. (Inibaru.id/Putri Rachmawati)</code>
Terus, ada pula Elsa Fitriani yang meminta kambing jantan besar dan dua bungkus besar roti kering. Wah, wah!
&nbsp;
Yeah, seperti kata&nbsp;Ganjar Pranowo&nbsp;dalam sambutannya sebelum membuka acara, permintaan anak-anak itu memang seperti imajinasi yang belum tentu dimiliki orang dewasa.
"Ini menarik secara kultural,&rdquo; ungkapnya.
Itu betul, Pak Ganjar! Anak-anak bakal selalu bertingkah laiknya anak-anak.&nbsp;Kalau ada di posisi anak-anak itu, kira-kira kamu pengin minta apa ya, Millens? Ha-ha.&nbsp;(Mayang Istnaini/E03)

Dari yang paling sederhana hingga nggak terduga, permintaan bocah berambut gimbal dipenuhi saat ritual Ruwat Rambut Gimbal di Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Minggu (5/8/18).

Permintaan Bocah-Bocah Gimbal sebelum Diruwat Ini Nggak Terduga

Inibaru.id &ndash; Puncak rangkaian acara Dieng Culture Festival (DCF) 2018 ditandai dengan penerbangan lampion pada Sabtu (4/8/2018) malam di Komplek Candi Arjuna, Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Nggak kurang dari 5.000 lampion tampak menghiasi langit malam Dieng.
Sebelum penerbangan lampion, acara Senandung Atas Awan hadir sebagai pembuka. Band asal Yogyakarta, Letto, tampil menghibur pengunjung sebagai bintang tamu utama.
<img src="/nuploads/59/DSCF1707.JPG" alt="" width="900" />
<code>Pengunjung bersiap menerbangkan lampion. (Inibaru.id/Mayang Istnaini)</code>
Udara Dieng yang dingin pun menghangat karena penampilan Letto. Seperti sehari sebelumnya,&nbsp;suhu udara di Dieng juga sempat mencapai 4 derajat saat Senandung Atas Awan dan penerbangan lampion berlangsung.
Beli Lampion
Suhu dingin nggak menyurutkan minat pengunjung untuk mengikuti acara "pesta lampion" tersebut hingga selesai. Mereka bahkan rela mengeluarkan kocek demi bisa menerbangkan lampion yang banyak dijual di kawasan Candi Arjuna.
<img src="/nuploads/59/DSCF1738.JPG" alt="" width="900" />
<code>Lampion siap diterbangkan. (Inibaru.id/Mayang Istnaini)</code>
&nbsp;
Oya, selain peserta&nbsp;dengan&nbsp;tiket terusan DCF 2018, pengunjung tanpa tiket terusan juga tetap bisa turut serta menerbangkan lampion malam itu. Panitia memang nggak membatasi banyaknya atau jenis lampion apa yang dipakai. Mereka cukup membelinya dengan harga antara Rp 10 ribu hingga 20 ribu.
Sayang, hal tersebut justru membuat kondisi pesta lampion menjadi kurang kondusif. Ini karena&nbsp;beberapa pengunjung nggak sabar untuk menunggu pelepasan lampion dan memilih menerbangkannya lebih dulu.
<img src="/nuploads/59/IMG_2377.JPG" alt="" width="900" height="600" />
<code>Ganjar Pranowo beserta istri mengawali penerbangan lampion. (Inibaru.id/Mayang Istnaini)</code>
Nggak cuma itu, sejumlah lampion bahkan tampak terbang di luar tempat-tempat ditentukan. Itu mengakibatkan sejumlah&nbsp;lampion terbang nggak terkendali. Ada yang bahkan tersangkut di instalasi panggung. Beruntung, lampion berhasil dipadamkan sebelum api sempat menjalar.
Satu lampion juga sempat terlihat terbang rendah mendekati Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang turut hadir untuk mengawali pelepasan lampion. Untungnya, lampion yang terbang rendah dari arah belakang itu sempat dihalau sejumlah&nbsp;orang di sekitar Ganjar.&nbsp;Duh!
<img src="/nuploads/59/DSCF1593.JPG" alt="" width="900" />
<code>Lampion terbang rendah mendekati Ganjar Pranowo. (Inibaru.id/Mayang Istnaini)</code>
Terlepas dari sejumlah insiden yang terjadi, gelaran penerbangan lampion tetap berjalan dengan syahdu.&nbsp;Malam itu langit Dieng tampak gemerlap dengan lampion yang mengangkasa perlahan. Ah, betul-betul menawan!&nbsp;(Mayang Istnaini/E03)

Penerbangan 5.000 lampion menjadi puncak rangkaian acara Dieng Culture Festival 2018 yang berlangsung selama 3-5 Agustus ini.