“Sumber dari kisah tersebut (Roro
Jonggrang) adalah Serat Pustakaraja yang dikarang oleh Raden Ngabehi
Ronggowarsito (1802-1873), pujangga ternama dari Kasunanan Surakarta,”
tulis akun tersebut pada Kamis (11/1/2023).

Menilik Wikipedia, isi dari serat
ini adalah modifikasi dari cerita Ramayana dan Mahabarata yang aslinya dari
India. Mengapa modifikasi? Karena memang disesuaikan dengan sejarah, budaya,
dan kepercayaan masyarakat Jawa.

Selain itu, serat-serat ini juga berisi
tentang sejumlah dongeng atau cerita rakyat yang menjelaskan tentang
pembangunan sejumlah situs penting di Jawa seperti Situs Ratu Baka, Candi Sewu,
dan Candi Prambanan. Karena dongeng atau cerita rakyat, wajar saja jika
ada kesan pembangunan-pembangunan candi tersebut seperti dipenuhi dengan
keajaiban dan hal-hal yang nggak masuk akal.

Proses Pembangunan Candi Prambanan yang
Sebenarnya

Jika di cerita legenda Roro Jonggrang Candi
Prambanan dibangun dalam semalam, nyatanya proses pembangunan ini berlangsung
puluhan tahun, lo, Millens.

Ceritanya begini, raja keenam dari Kerajaan
Mataram Kuno, Rakai Pikatan, berkuasa selama 16 tahun sejak 840 Masehi. Saat
naik tahta, Dinasti Sanjaya yang menganut Hindu dan Dinasti Syailendra yang
menganut Buddha mau hidup berdampingan setelah sebelumnya bersaing.

Berdasarkan Prasasti Siwagrha yang
mencantumkan angka 856 Masehi, diperkirakan candi ini dibangun pada 850 M.
Bangunan ini dibuat sebagai tempat pemujaan Dewa Siwa, salah satu dewa utama
dalam kepercayaan Hindu.

Sayangnya, Rakai Pikatan nggak mampu
melihat Candi Prambanan selesai dibangun hingga turun tahta. Candi ini baru
benar-benar selesai setelah disempurnakan oleh Raja Lokalapa dan Sri Maharaja
Dyah Balitung Maha Sambu yang memerintah Kerajaan Medang dari 898 sampai 910 M.

Pada 930, pusat kerajaan Medang dipindahkan
Raja Mpu Sindok dari Mataram ke Watugaluh, Jawa Timur. Ada dua dugaan tentang alasan
pemindahan Ibu Kota ini, yaitu letusan besar Gunung Merapi dan invasi dari
Kerajaan Sriwijaya. Yang pasti, hal ini membuat Candi Prambanan kemudian
terbengkalai.

Gempa besar pada abad ke-16 kemudian
membuat bangunan candi runtuh. Warga di sekitar candi pun kemudian
membiarkannya begitu saja sebelum kemudian seorang sejarawan Belanda, CA Lons,
menemukan candi ini pada 1733. Lambat laun, candi tersebut kemudian dibersihkan
hingga akhirnya dipugar pada 1902 dan memiliki bentuk seperti yang bisa kita
lihat sekarang.

Hm, ternyata Candi Prambanan nggak dibangun
dalam semalam, ya, Millens? (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Siapa sih yang nggak tahu cerita legenda Candi Prambanan? Yap, kisah
Roro Jonggrang dan pembangunan seribu candi dalam semalam selalu lekat dengan
candi tersebut. Padahal, bukan begitu sejarah Candi Prambanan yang sebenarnya.

Mengingat bangunannya cukup megah dan teknologi
pembangunan pada zaman dahulu belum semaju zaman sekarang, tentu hampir tidak mungkin
Candi Prambanan hanya dibangun dalam waktu semalam. Lantas, bagaimana bisa sih
cerita legenda tersebut muncul?

Kalau menurut akun Twitter @neohistoria_id,
kisah Roro Jonggrang ini mulai populer karena tercantum dalam Serat
Pustakaraja.

Kisah Roro Jonggrang dan pembangunan seribu candi dalam semalam selalu dianggap sebagai sejarah pembangunan Candi Prambanan. Padahal, candi ini sebenarnya dibangun selama puluhan tahun, lo.

Bukan dari Kisah Roro Jonggrang, Ini Sejarah Candi Prambanan yang Sebenarnya

Tapi, karena sayang, kamu pasti terima saja kelakuan hewan berbulu menggemaskan itu, kan? Alih-alih marah kepada kucing, kamu pasti akan memilih membersihkan sofa, kasur, atau sepatu dari pipis mereka.&nbsp;

Nah, biar bau kencing kucing hilang dan nggak membekas, kamu bisa melakukan beberapa langkah berikut ini, Millens!



Campuran soda kue dan cuka dapat membantu menghilangkan bau urine kucing secara alami. Hal itu disebabkan asam pada campuran itu bisa menetralisir bau dan noda pada urine kucing. Kamu hanya perlu mencampurkan kedua bahan tersebut, lalu menyemprotkannya pada area yang terkena urine kucing



Ternyata, menggunakan cara sederhana dengan mengusapnya dengan kain atau tisu menggunakan air dingin dapat menghilangkan noda dan bau urine kucing yang menempel pada permukaan barang atau perabotan.

Menggunakan produk pembersih berbasis enzim dapat membantu menghilangkan noda dan bau pada urine kucing. Enzim dapat memecah asam pada urine dan menyingkirkan aroma yang mengganggu.

Saat menggunakan produk pembersih, hindari menggunakan produk yang mengandung bahan amonia. Hal ini disebabkan oleh amonia yang dapat memperparah bau dan noda urine kucing. Sebab, urine kucing yang juga memiliki komponen amonia.

Jika menerapkan tips-tips tadi, kamu pasti nggak akan terlalu stres dengan ulang kucing kesayanganmu, Millens.

Tapi, ada baiknya kamu juga melatihnya untuk buang air kecil maupun besar di tempat yang sudah disediakan. (Siti Khatijah/E05)&nbsp;

Artikel ini telah terbit di Media Indonesia dengan judul Cara Menghilangkan Bau Pipis Kucing di Sofa, Kasur, dan Sepatu.

Inibaru.id - Sudah seharusnya jika memutuskan untuk memiliki kucing peliharaan di rumah kamu siap dengan beragam konsekuensinya. Mulai dari bulu kucing menempel dimana-mana sampai siap dengan pipisnya yang kadang ada di tempat yang nggak diduga.&nbsp;

Sebelum kucingmu menjadi hewan yang pintar dan terlatih, ia pasti pernah kencing di sofa, kasur, bahkan sepatumu. Menyebalkan banget ya rasanya mengetahui perabot-perabot rumah menjadi kotor dan bau pesing karena ulang si kucing?

Menyebalkan sekali mengetahui sofa atau kasur kita terkena kencing kucing. Tapi, kamu nggak perlu khawatir, ya. Ada cara mudah untuk membersihkan dan menghilangkan baunya. Simak tipsnya berikut ini!&nbsp;

Tips Hilangkan Bau Kencing Kucing yang Menempel di Sofa dan Kasur

Fitri Yunani, nama buruh migran tersebut, setahun lalu meninggalkan
kampung halamannya berniat untuk mengubah kehidupan. Perempuan 33 tahun itu rela
meninggalkan suami dan seorang anak berusia 6 tahun untuk pergi ke Malaysia menjadi
asisten rumah tangga. 

Menurut keterangan Hartatik, sang kakak, komunikasi antara
keluarga dan Yunani berjalan baik. Mereka kerap melakukan panggilan video
antara Boja-Selangor.

“Terakhir kami video call, dia sedang masak”, terang
Hartatik. 

Di Selangor, Yunani sebenarnya bertugas menjaga anak. Namun,
karena kadang di-rolling dengan ART lain, terkadang dia juga memasak.

Sebagai anggota keluarga, Hartatik ingin jenazah adiknya
segera dipulangkan. Dia ingin memakamkan Fitri Yunani dengan layak di kampung
halaman. Sayangnya, meski KBRI menyatakan akan mengurus kepulangan, nyatanya
jenazah sang adik nggak kunjung tiba. 

“Kami yang di kampung hanya bisa menunggu tanpa kejelasan,”
kata Hartatik. 

Hartatik menuturkan dirinya sempat dimintai surat-surat oleh
Kepala Desa Medono Joko Sarono untuk mengurus kepulangan jenazah. Selain itu,
dia juga diminta mengirimkan surat keterangan nggak mampu.

"Pak Kades meminta kami sebagai keluarga untuk mengirim
kartu keluarga (KK) ke KBRI di Malaysia. Kabarnya biayanya besar sekali. Kami
nggak sanggup untuk membayarnya," jelasnya. 

Sampai berita ini ditulis, Hartatik sekeluarga masih belum
mendapat kejelasan tentang kepulangan almarhum. Padahal, menilik UU yang ada,
jika ada buruh migran yang meninggal di luar negeri, negara dan PJTKI selaku
pelaksana penempatan TKI bertanggung jawab penuh pada kepulangannya. 

Dilansir dari Hukumonline,
pengaturan mengenai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri diatur dalam UU
Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
di Luar Negeri.

Dalam Pasal 73 Ayat 2 poin C dituliskan bahwa ketika TKI
meninggal dunia di negara tujuan, pelaksana penempatan TKI berkewajiban
memulangkan jenazah TKI ke tempat asal dengan cara yang layak serta menanggung
semua biaya yang diperlukan, termasuk biaya penguburan sesuai dengan tata cara
agama TKI yang bersangkutan.

Sudah selang beberapa hari sejak Fitri Yunani dikabarkan
meninggal dunia. Semoga keluarga segera mendapatkan kejelasan informasi tentang
kepulangan dan segala hal yang berkaitan dengan kematiannya, ya! Kita semua
nggak ingin kematian Yunani ini menambah daftar panjang ketidakjelasan nasib
TKI yang meninggal di luar negeri. (Siti
Khatijah/E07)&nbsp;

Inibaru.id - Kabar
duka datang dari saudara kita satu negara yang ada di negeri jiran, Malaysia.
Seorang perempuan buruh migran Indonesia asal Desa Medono, Kecamatan Boja,
Kabupaten Kendal, Jawa Tengah dikabarkan meninggal akibat terjatuh dari
apartemen.

Menurut keterangan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala
Lumpur dinukil dari Radioidola, Rabu
(11/1/2023), &nbsp;kecelakaan tersebut terjadi
pada 4 Januari 2023. KBRI menerima informasi tersebut pada 7 Januari 2023 dan
langsung berkoordinasi dengan pihak keluarga atau suami untuk penanganan kasus.
Rencananya, jenazah akan dikirim pulang ke Indonesia dengan biaya Pemerintah
Indonesia.

Fitri Yunani, perempuan buruh migran Indonesia dikabarkan meninggal dunia di Malaysia karena terjatuh dari apartemen. Keluarganya di Desa Medono, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal masih menunggu kepulangan jenazah.

Buruh Migran Asal Kendal yang Meninggal di Malaysia Belum Dipulangkan

Untuk pergerakan pesawat turut mengalami pertumbuhan sebesar 30 persen dari 10.134 pesawat pada periode lalu. Nggak ketinggalan pertumbuhan trafik kargo sebesar 19 persen dari angka 7.975.362 kg.&nbsp;

General Manager Bandara Ahmad Yani Hardi Ariyanto menyampaikan, pertumbuhan positif pada trafik penumpang, pesawat, dan kargo pada 2022 merupakan pertanda bangkitnya industri transportasi udara.&nbsp;

Jika dibandingkan dengan 2021 terjadi peningkatan penumpang sebesar 46 persen, pesawat 30 persen, dan kargo 19 persen.&nbsp;

"Kami yakin pada 2023 trafik pergerakan pesawat, penumpang, dan kargo akan semakin menunjukkan pergerakan positif," ujar Hardi.&nbsp;

Hardi mengucapkan terima kasih serta apresiasi kepada seluruh petugas dan stakeholder terkait kerjasama yang telah terjalin selama periode 2022.&nbsp;

"Dengan adanya peningkatan trafik di bandara, tentunya perlu diimbangi dengan komitmen untuk memberikan layanan prima kepada seluruh pengguna jasa Bandara Ahmad Yani Semarang," pungkasnya.

Wah, kalau begitu, di tahun 2023 kapan kita jalan-jalan naik pesawat terbang nih, Millens? (Siti Khatijah/E05)

Inibaru.id - Pesawat terbang dewasa ini telah menjadi alternatif transportasi favorit masyarakat Jawa Tengah. Nggak hanya mengantarkan penumpang dari satu tempat ke tempat lain, lalu lintas pesawat juga makin sibuk dengan muatan kargo atau barang-barang seiring maraknya jual beli secara daring.&nbsp;

Kantor cabang PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang melaporkan telah melayani total 1.631.408 orang, pergerakan pesawat sebesar 14.415 pesawat dan pergerakan kargo sebesar 9.800.743 kg sepanjang periode 2022.&nbsp;

Dalam tahun 2022 terdapat pertumbuhan trafik jika dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun 2021, pergerakan penumpang sebesar 884.970 orang. Itu berarti terjadi peningkatan sebesar 46 persen.&nbsp;

Dibanding tahun sebelumnya, lalu lintas pesawat pada tahun 2022 di Bandara Ahmad Yani mengalami peningkatan. Hal itu pertanda baik bagi industri transportasi udara di Jawa Tengah.&nbsp;

Trafik Pesawat Tahun 2022 di Bandara Ahmad Yani Meningkat

Naskah kuno sebagai peninggalan masa lampu,
memberi informasi mengenai berbagai aspek kehidupan di masa lampau seperti
politik, ekonomi, sosial budaya, pengobatan tradisional, tabir gempa atau gejala
alam, dan sebagainya.

Eh, kalau kamu cermat, setiap naskah kuno nusantara memiliki
aksara yang beragam, lo, Millens. &nbsp;Dilansir
dari akun Instagram Perpustakaan Nasional RI (21/12/2022), perbedaan
bentuk huruf dalam aksara Nusantara dipengaruhi oleh media dan alat tulis yang
digunakan.

Kegiatan menulis aksara pada masa lampau dikerjakan oleh orang yang
berbakat. Maka dari itu, setiap goresan yang dilukiskan memiliki kekhasan dan
keunikan tersendiri. Yuk simak, ragam aksara dalam koleksi naskah kuno Nusantara!

Dalam naskah kuno, aksara Arab adalah karakter berbahasa Arab.
Kalau aksara Arab Jawi adalah tulisan Arab yang berbahasa Melayu. Sedangkan
Arab Pegon merupakan aksara Arab yang berbahasa Jawa atau Sunda. 

Aksara Jawa juga disebut dengan hanacaraka. Selain memiliki
20 huruf pokok, aksara Jawa memiliki sandangan dan pasangan yang berfungsi
untuk mengubah bunyi. 

Aksara Jawa merupakan varian modern dari akasara Kawi, salah
satu aksara Brahmi hasil perkembangan aksara Pallawa yang berkembang di Jawa. 

Biasanya naskah dengan aksara Bali mudah ditemukan pada daun
pohon siwalan/lontar, tumpukannya kemudian diikat dan disebut lontar. 

Aksara Bali banyak memperoleh pengaruh dari bahasa Kawi atau
Jawa kuno. Aksara ini juga digunakan untuk menuliskan bahasa Sasak yang
digunakan di Pulau Lombok. &nbsp;Nggak hanya
itu beberapa kata dalam bahasa Bali masih meminjam dari bahasa Sansekerta juga, Millens.

Aksara Batak memiliki lima varian, yakni Batak Toba, Batak Karo,
Batak Simalungun, Batak Pakpak/Dairi, dan Batang Mandailing. 

Aksara Sunda merupakan karakter yang mengalami penyesuaian
dari aksara Sunda Kuno. Hal ini dilakukan untuk mengadaptasi perkembangan bahasa
yang terjadi di tanahSunda. 

Aksara ini merupakan aksara tradisional yang digunakan oleh
penduduk Bugis dan Makassar. Karakter ini terdiri dari 23 aksara dasar. Arah
penulisannya adalah dari kiri ke kanan. 

Aksara Kaganga merupakan sebuah nama kumpulan beberapa
aksara yang berkerabat di Sumatra Selatan. Aksara Kaganga berdasarkan tiga huruf
pertama dalam urutan abjadnya dan masih serumpun dengan aksara Batak. 

Menarik juga ya, Millens, tentang keberagaman aksara
pada Naskah Kuno Nusantara? (Fatkha Karinda Putri/E05)

Inibaru.id - Naskah kuno sebagai salah satu warisan
kebudayaan adalah sebuah sumber sejarah tertulis yang dimiliki oleh Indonesia.

Naskah
kuno milik Indonesia, diperkirakan berjumlah lebih dari 5.000 naskah yang
diperkirakan masih banyak tersebar di 30-an negara. 

Dalam artikel yang berjudul "Arti dan Fungsi Naskah Kuno
Bagi Pengembangan Budaya dan Karakteristik Bangsa melalui Pengajaran Sejarah", naskah
kuno atau dalam bahasa Inggris disebut manuscript dan dalam bahasa
Belanda disebut handscript.

Naskah kuno merupakan karya tulis warisan budaya yang dibuat langsung oleh alat tulis dan tangan. Aksara dalam naskah kuno menjadi daya tarik tersendiri, karena melalui keberagaman aksara setiap naskah kuno memiliki kekhasan dan keunikannya sendiri.

Aksara-Aksara yang Tertera Dalam Naskah Kuno Nusantara

Aplikasi teleconference
marak digunakan di masa pandemi. Aplikasi ini memungkinkan kamu untuk melakukan
video call dua orang hingga melakukan
pertemuan daring sekaligus dengan banyak orang.

Kamu hanya perlu menyiapkan gawai dan kuota saja untuk menjalankannya. Dengan cara ini. kamu bisa
meluapkan rasa kangenmu dengan keluarga, teman-teman, atau tetangga yang jauh di sana.
Mereka pasti mengerti kok kenapa kamu nggak pulang kampung. Jadi nggak perlu risau untuk memanfaatkan cara ini untuk bersilaturahmi saat lebaran.

Zaman sudah semakin canggih. Jika Lebaran-Lebaran sebelumnya
salam tempel diberikan secara langsung atau lewat amplop, di masa
pandemi ini ada metode lain, yakni dengan mengirimkannya secara online!

Melalui aplikasi dompet digital dan rekening bank, kamu
bisa mengirimkan uang pada orangtua, saudara, hingga keponakan-keponakan agar membuat suasana Lebaran semakin meriah!

Mengirim Parsel dan
Kartu Lebaran Lewat Kurir

Perayaan Idulfitri identik dengan parsel-parsel dan aneka jajanan
yang tersedia di ruang tamu. Meski masih di masa pandemi corona, kamu masih
bisa mengirimkan parsel, sembako, aneka peralatan, dan kartu ucapan lebaran
lewat jasa kurir, kok. 

Lewat kartu tersebut, ucapkanlah permohonan maafmu karena
nggak bisa pulang kampung untuk sementara waktu. Dalam kiriman tersebut, kamu
juga bisa menyelipkan foto dan video dalam bentuk&nbsp;flashdisc&nbsp;atau CD untuk mengobati rindu.

Memaksimalkan Sosial
Media yang Kamu Punya

Saling memaafkan sangat bisa kamu lakukan lewat sosial
media seperti Facebook, Instagram, Twitter, WhatsApp, dan lain-lainnya. Lewat aplikasi-aplikasi tersebut, kamu juga bisa menuliskan ucapan selamat Lebaran dan permintaan
maaf. Jangan lupa menambahkan&nbsp;emoticon dan stiker yang lucu agar tambah meriah.

Jadi, siapa bilang nggak bisa pulang kampung artinya nggak bisa bersilaturahmi di Lebaran tahun ini. Dengan melakukan cara-cara ini, Lebaran kamu tetap bisa meriah meski dari jarak jauh, kok Millens!&nbsp;(Rep/MG26/E07)

Inibaru.id – Melalui
Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 25 Tahun 2020 tentang
Pengendalian Transportasi Selama Masa Mudik Idul Fitri Tahun 1441 Hijriah dalam
rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19, pemerintah telah menerapkan kebijakan
pelarangan mudik. Di Lebaran 2020 ini, masyarakat dianjurkan untuk di rumah saja
dan melakukan physical distancing
karena wabah Covid-19 masih belum bisa dikendalikan.

Jangan bersedih, Millens. Meski mudik dilarang, kamu masih punya berbagai cara untuk
silahturahmi dengan orang-orang terdekat yang ada di kampung, kok. Berikut adalah cara-caranya.

Bersilaturahmi
Melalui Aplikasi Teleconference

Pelarangan mudik nggak menjadikan agenda silaturahmimu dengan keluarga di kampung menjadi terganggu. Banyak alternatif yang bisa kamu lakukan saat Lebaran tiba untuk saling memberi ucapan selamat atau bermaaf-maafan.

Cara Menjalin Silaturahmi Saat Lebaran Meski Dilarang Mudik

Sebelumnya, Rio bekerja sebagai sopir bus pariwisata di
Cibubur, Jawa Timur sejak 2017. Kondisi tempatnya bekerja sebenarnya berjalan dengan normal. Sayangnya, Semenjak pandemi corona mewabah di Indonesia, kondisi tempat kerjanya pun bermasalah. Bosnya terpaksa melakukan PHK dan dia menjadi salah seorang yang terdampak.

Nggak lagi mampu menyewa kontrakan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari akibat PHK, Rio pun memutuskan untuk pulang kampung.

Dalam sehari, Rio mampu berjalan sejauh 100 kilometer. Secara luar biasa, Rio mampu melakukannya sambil tetap berpuasa. Menurutnya, jalur terberat yang dilalui adalah antara Karawang Timur hingga Tegal.

Sebenarnya, Rio sempat membeli tiket bus seharga Rp 500 ribu. Sayangnya, penyedia tiket tiba-tiba saja mengganti tiket ini dengan mobil travel dengan harga yang lebih mahal. Mobil travel ini juga sudah melebihi kapasitas.

Sayangnya, ketika sampai Cikarang, ada petugas yang
menyuruhnya putar balik. Nggak pengin memicu keributan, Rio pun mematuhinya. Dia pun akhirnya mencari solusi bagaimana caranya agar bisa pulang kampung tanpa harus diputar balik. Satu-satunya yang terpikir adalah berjalan kaki dari Solo. Rio akhirnya nekat melakukannya sejak Senin (11/5) usai salat Subuh.

Tekad Rio untuk pulang kampung sudah bulat. Dia mampu mencapai Cirebon pada Rabu (13/5). Bahkan, pada Kamis (14/5), dia sudah mencapai Gringsing, Kabupaten Batang. Setelah itu, Rio dijemput rekan-rekannya dan diantar pulang ke Solo.

“Sampai Gringsing Kamis sore. Saya dijemput dari teman-teman
Peparindo, diantar pulang ke Solo. Saya tiba di Solo hari Jumat pukul 08.00
WIB,” jelasnya.

Sesampainya di Solo, Rio langsung menjalani karantina
selama 14 hari di Gedung Pemkot Solo di Graha Wisata Niaga Jalan Slamet Riyadi.


Perjuangannya untuk pulang kampung sangat luar biasa, ya Millens. Meski begitu, larangan mudik masih diberlakukan pemerintah. Sebaiknya mematuhinya, ya?&nbsp;(Kom/MG26/E07)

Inibaru.id – Larangan
mudik yang ditetapkan pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19 membuat
sebagian orang bertindak nekat. Mereka memaksakan diri untuk pulang kampung karena nggak lagi punya pendapatan di perantauan. Hal inilah yang dilakukan oleh Maulana Agus Arif Budi Satrio alias Rio. Pria berusia 38 tahun nekat jalan kaki dari Jakarta demi pulang ke Solo, Jawa Tengah.

Pria asli Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Solo ini berjalan kaki dari Cibubur, Jakarta Timur. Dia melakukannya hingga Gringsing, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Hal ini berarti, Dia telah menempuh jarak 440 kilometer. Dia mengaku melakukannya karena sudah kehabisan uang akibat mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) pada Jumat (8/5/2020).

“Udaranya sangat panas. Sampai gosong semua kulit saya
karena panas,” kata laki-laki yang kerap disapa Rio itu pada Selasa (19/5)
di Gedung Graha Wisata Niaga Solo, Jawa Tengah.

Seorang sopir bus bernama Rio nekat mudik dari Jakarta ke Solo dengan berjalan kaki. Hal ini dia lakukan setelah di-PHK tempat kerjanya. Kondisi ekonominya yang memburuk memaksa dia untuk pulang kampung. Seperti apa sih cerita selengkapnya?

Kena PHK, Rio Mudik Jalan Kaki Jakarta-Solo

Inibaru.id &ndash; Membayangkan duduk di saung selepas merawat padi di sawah sembari menikmati makan siang yang diantarkan orang rumah, sungguh menggugah selera.
Eits, tapi nggak harus menjadi petani untuk merasakan sensasi ini, karena di Yogyakarta, ada tempat makan berlatar persawahan yang wajib kamu coba. Di mana saja?
<h2>Waroeng Belik</h2>
<img src="/uploads/omahbelik_waroeng%20belik%20%281%29.jpg" alt="" width="707" height="397" />
<code>Waroeng Belik yang menarik. (Instagram/omahbelik)</code>
Untuk urusan tempat makan dengan pemandangan menawan, kawasan Sleman selalu terdepan, termasuk di Waroeng Belik. Buka sejak pagi hingga malam, kamu bisa menikmati suasana perdesaan berlatar persawahan di tempat yang berlokasi di Ngaglik tersebut.
Sepiring nasi merah hangat mungkin perlu kamu coba, lengkap dengan ayam goreng dan mendoan. Untuk camilannya, silakan memesan pisang goreng. Ditemani secangkir kopi, lebih nikmat!
<h2>Wirosani Jogja</h2>
<img src="/uploads/itaianggraeni_wirosani%20%281%29.jpg" alt="" width="1066" height="800" />
<code>Menikmati persawahan di Wirosani Jogja. (Instagram/itaianggraeni)</code>
Berada di KM 13 Sleman, tepatnya di Jalan Palagan Tentara Pelajar, rumah makan ini menyediakan tempat yang adem dengan latar area persawahan yang lumayan luas.
Yang unik, kendati terlihat njawani, lengkap dengan rumah joglo khas Jawa, sejumlah furnitur yang dipakai di Wirosani Jogja ini lumayan modern. Perpaduan tradisional-modern inilah yang menjadikan rumah makan dengan menu andalan ayam goreng rempah tersebut banyak disambangi pembeli.
<h2>Warung Kepik Sawah</h2>
<img src="https://1.bp.blogspot.com/-yRlm1lyv02E/XBXlliIjYjI/AAAAAAAARYA/lAdzCNHnTrMti3vcGqrXgxJSM4H8N8hdACKgBGAs/s640/Kepik-sawah-resto-tempo-doloe.jpg" alt="" width="732" height="549" />
<code>Warung Kepik Sawah. (Kokidol.blogspot)</code>
Dari namanya saja kamu mungkin sudah tahu bahwa tempat makan tersebut berada di tengah sawah. Jika kamu berniat makan siang bersama keluarga, Warung Kepik Sawah mungkin bisa menjadi pilihan yang tepat.
Bertempat di Sidoagung, Kabupaten Sleman, kamu bakal mendapati suasana klasik-modern yang hangat di tempat ini, lengkap dengan menu kuliner yang mungkin bakal mengingatkanmu pada masa kecil, misalnya minuman tempo doeloe Sarsaparilla dan Soda Soemringah.
Konon, aroma padi di persawahan membuat momen makan siang semakin lahap. Nggak percaya? Silakan cicipi sendiri dan rasakan kenikmatannya! (IB20/E03)

Nuansa persawahan begitu kentara di ketiga tempat ini, menambah syahdu suasana makan bersama keluarga. Dengan menu yang mendukung, siapa yang bisa menolaknya?

Berlatar Persawahan, 3 Tempat Makan di Sleman Ini Wajib Dicoba

Inibaru.id &ndash; Kamu yang tengah mencari restoran yang menyediakan suasana nan akrab dan penuh kebersamaan, tanpa mengurangi unsur &ldquo;tradisional&rdquo;, nggak ada salahnya ke tempat makan ini. Warung Kepik Sawah namanya.
Bertempat di Jalan Godean KM 9, Sidoagung, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, kamu mungkin bisa menjadikan restoran ini sebagai salah satu tujuan wisata kulinermu saat berkunjung ke Yogyakarta. Yap, di sini, perpaduan lokalitas dan modernitas Kota Pelajar memang begitu kentara.
<img src="https://1.bp.blogspot.com/-yRlm1lyv02E/XBXlliIjYjI/AAAAAAAARYA/lAdzCNHnTrMti3vcGqrXgxJSM4H8N8hdACKgBGAs/s640/Kepik-sawah-resto-tempo-doloe.jpg" alt="" width="752" height="564" />
<code>Bagian dalam Warung Kepik Sawah Sleman. (Kokidol.blogspot)</code>
Sentuhan lokal di tempat makan ini terwujud pada sejumlah ornamen yang dipajang di sana, di antaranya berbagai topeng dan lukisan. Desain interior yang didominasi kayu juga membuat suasana kian klasik.
<h2>Minuman Tempo Dulu</h2>
Dari segi makanan utama, kamu mungkin nggak bakal kaget dengan menunya. Seperti kebanyakan tempat makan tradisional, kamu bisa mencicipi garang asem, ikan bakal, atau gadon. Namun, untuk minumnya, kamu mungkin perlu mencicipi Sarsaparilla dan Soda Soemringah.
Mencicipi dua minuman tempo dulu tersebut, kamu dijamin bakal terasa kembali ke masa lalu. Ah, indahnya! Ha-ha.
Warung Kepik Sawah buka setiap hari mulai pukul 08.00 WIB hingga 22.00 WIB. Eits, tapi biar nggak kehabisan, datangnya jangan kemalaman ya, Millens! (IB20/E03)

Ketika konsep lokalitas masyarakat Jawa tempo dulu disatukan dengan modernitas, jadilah Warung Kepik Sawah di Sleman. Jika ke Yogyakarta, kamu harus mampir!

Lokalitas dan Modernitas yang Menyatu di Warung Kepik Sawah Sleman

Inibaru.id &ndash; Suasana persawahan di desa yang tenang, lengkap dengan angin yang semilir siapa yang kuasa menolaknya? Sejenak melepaskan diri dari kepenatan kota dengan bertandang ke tempat-tempat seperti itu mungkin perlu kamu coba, salah satunya di Wirosani Jogja.
Bertempat di Jalan Palagan Tentara Pelajar KM 13, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Wirosani Jogja menawarkan sensasi bersantai ditemani semilir angin di tengah sawah. Dengan konsep klasik-modern, kamu bisa makan beratapkan rumah joglo, tapi dengan furnitur kekinian.
<img src="/uploads/ceritamakan_wirosani.jpg" alt="" width="979" height="800" />
<code>Menu di Wirosani Jogja. (Instagram/ceritamakan)</code>
Sekadar ngopi ditemani camilan tradisional bisa banget kamu lakukan di tempat ini. Sejumlah camilan yang bisa kamu pesan, di antaranya kacang rebus, singkong goreng, dan mendoan. Sementara, untuk makanan utama, kamu bisa menjajal ayam goreng rempah, tempe garit, dan telur dadar krispi.
Pose Instagenik
Tempatnya yang asyik dengan latar nan instagenik membuat Worosani Jogja kerap dijadikan sebagai tempat untuk arisan atau reuni. Selain menyediakan kostum dan properti khusus ber-wefie, kamu juga bisa berpose dengan latar yang instagenik. Kece badai-lah!
<img src="/uploads/wirosani_jogja_wirosani%20jogja.jpg" alt="" width="714" height="714" />
<code>Berpose dengan kostum tradosional begini, oke juga. (Instagram/wirosani_jogja)</code>
Nggak hanya berbanyak, kamu yang pengin menikmati suasana romantis berdua dengan pasangan atau gebetan juga nggak ada salahnya bertandang ke tempat ini. Yeah, siapa tahu setelah ini jadian! Ha-ha.
Nah, gimana, tertarik menyambanginya? Jangan tunggu terlalu lama, lo, Millens! (IB20/E03)

Makan di pinggir sawah dengan kostum tradisional orang Jawa, tampak menarik? Kalau kamu sepakat, mungkin kamu perlu ke Wirosani Jogja.

Sensasi Makan di Area Persawahan di Wirosani Jogja

Inibaru.id &ndash; Duduklah di mana saja di tempat ini, dan silakan menikmati menu utamanya. Kamu bisa mencicipi ayam gorengnya yang bikin lidah bergoyang, atau mendoan yang membuat siapapun nggak berhenti mengunyah. Ha-ha.
Dengan rentang harga makanan yang berkisar antara Rp 2.000 hingga Rp 15 ribu, menu kuliner di Waroeng Belik terbilang lumayan murah, dan tentu saja nggak murahan. Kamu bisa menjajal nasi merah yang dipadukan dengan lauk macam ayam goreng atau mendoan.
Di tempat ini, kamu dipersilakan duduk di mana saja. Jika suka suasana persawahan, kamu bisa duduk di saung atau bangku dekat sawah. Atau, kalau ada anggota keluarga yang suka memberi makan ikan, kamu mungkin bisa memilih tempat yang dekat dengan kolam ikan.
<img src="/uploads/omahbelik_waroeng%20belik.jpg" alt="" width="748" height="420" />
<code>Waroeng Belik. (Instagram/omahbelik)</code>
Oya, ornamen ayam yang legendaris pada mangkuk bakso menjadi salah satu ciri khas tempat makan tersebut. Ayam ikonik tersebut tercetak pada sejumlah peralatan makan di sana.
Nggak hanya makan besar, di tempat ini kamu juga bisa ngopi sembari berswafoto dengan latar pekarangan bunga. Selain itu, ada pula sepeda kuno dan kereta kuda yang bakal menunjang kekeceanmu selfie! He-he.
Waroeng Belik Sleman berlokasi di Gondangan, Tambakan, Ngaglik, Kabupaten Sleman. Buka hingga malam, menu-menu di sini dibanderol antara Rp 2.000 hingga Rp15 ribu. Hm, lumayanlah! (IB20/E03)

Suasana alam perdesaan menjadikan tempat ini sebagai pilihan tepat untuk berkumpul bersama keluarga. Di Waroeng Belik ini, kamu juga bakal ditawari masakan rumahan yang cocok untuk dijajal semua kalangan.

Seperti Makan di Pekarangan Rumah Sendiri di Waroeng Belik Sleman

Inibaru.id &ndash; Secangkir kopi bakal semakin nikmat jika bersanding dengan camilan yang pas. Untuk urusan ini, masyarakat Kulonprogo memiliki satu penganan khas, yakni geblek. Nah, kalau bingung di mana bisa menemukan kudapan tersebut, mampirlah ke Geblek Pari Nanggulan.
Perlu kamu tahu, geblek adalah semacam gorengan yang terbuat dari tepung tapioka plus bawang. Warnanya putih dan biasa disantap bersama kopi, teh, atau wedang hangat lain.
Selain ngopi berteman geblek, kamu juga bisa menikmati menu ndesa seperti sayur lodeh, mendoan, kerupuk, dan nasi merah. Sembari makan, kamu juga bisa sekaligus menikmati pemandangan perbukitan yang hijau dan asri.
<img src="https://4.bp.blogspot.com/-v2wevHCgNpM/XBd7AH8xIyI/AAAAAAAAFSc/xyXyQzr-E2wbVHIu0nmY1FFtKqEkq9zzgCLcBGAs/s1600/10.%2BGeblek%2BPari%2BNanggulan.jpeg" alt="" />
<code>Makan berdua lebih asyik. (Lagilibur)</code>
Berada di Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo, DI Yogyakarta, kamu bisa memilih untuk duduk di dalam atau luar ruangan. Saran, kalau cuaca cerah, mungkin kamu perlu mempertimbangkan duduk di luar ruangan agar langsung mendapatkan udara segar.
Indahnya perbukitan dengan menu makanan yang bikin menggugah selera, nggak ada salahnya kalau kamu datang ke sini bersama keluarga. Siap datang akhir pekan ini? (IB20/E03)

Menikmati menu makanan rumahan di tempat ini, kamu bakal teringat kampung halaman. Mana lagi kalau bukan di Geblek Pari Nanggulan.

Geblek Pari Nanggulan Yogyakarta, Makan di Tengah Suasana Perdesaan

Inibaru.id &ndash; Pekerjaan yang seakan tiada habisnya mungkin bakal membuatmu gagal merencanakan liburan, apalagi pulang ke kampung halaman. Nah, buat kamu yang pengin rehat sejenak, mungkin sekadar makan siang, bertandang ke Moelih Ndeso Yogyakarta mungkin bisa jadi pilihan.
Rumah makan yang berada di Denokan, Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, ini mungkin bakal cukup untuk sejenak menjadi penawar rindu masakan orang tua, lengkap dengan menu kuliner yang menggugah selera.
Salah satu daya tarik yang membuat rumah makan yang buka hingga tengah malam ini adalah metode memasaknya yang masih berbahan bakar arang. Ini tentu menjadi masakan lebih menarik, dengan aroma yang khas.
<img src="https://www.moelihndeso.com/wp-content/uploads/2018/12/wisata-kuliner-jogja-moelih-ndeso-lanskap-merapi.jpg" alt="" />
<code>Suasana perdesaan yang adem. (Moelihndeso)</code>
Menyambangi tempat ini, kamu bisa mencicipi menu macam Ikan Patin Bumbu Rempah, Telur Crispy, hingga Gurame Bakar. Untuk sayurnya, kamu bisa menikmati lodeh jantung pisang, sayur asem. Atau, kamu juga bisa menjajal bakmi jawa khas Yogyakarta yang tiada dua.
Sembari menikmati suasana alam perdesaan, kamu juga bisa menyesap kopi yang juga tersedia. Komplet!
Moelih Ndeso buka saban hari mulai pagi hingga tengah malam. Jika belum menyesuaikan harga BBM, menu makanan di tempat tersebut dibanderol mulai Rp 11 ribu. Kuy cobain! (IB20/E03)

Menu tradisional dengan nuansa perdesaan yang cukup kental membuat waktu seakan berhenti. Kerinduan akan kampung halaman pun terobati. Perut kenyang, hati senang!

Serasa Pulang Kampung, Masakan Rumahan di Moelih Ndeso Yogyakarta

Inibaru.id &ndash; Mudik merupakan salah satu tradisi menjelang Lebaran yang sangat penting bagi sebagian orang. Mereka beranggapan menghabiskan Lebaran bersama keluarga adalah hal yang wajib. Namun, kenyataannya nggak semua orang beruntung memanfaatkan momen tersebut bersama keluarga.
Mereka yang kurang beruntung pasti punya alasan masing-masing. Salah satu asalan yang menyebabkan seseorang nggak mudik adalah tuntutan pekerjaan.
Abdul Rahmad Dayat adalah salah seorang yang nggak bisa mudik lantaran tuntutan pekerjaan. Profesi Dayat sebagai petugas pelayanan informasi di salah satu bank di Semarang &nbsp;ini membuatnya harus mengurungkan niat untuk mudik ke kampung halamannya di Blora, Jawa Tengah.
Bila sudah begitu, Dayat hanya bisa menyalurkan kerinduannya kepada keluarga dengan menelepon orang tuanya.
&ldquo;Orang tua mengerti karena saya kan baru lulus tahun lalu dan sekarang baru mendapat pekerjaan. Jadi, mereka maklum kalau saya ditarik untuk lembur di kantor. Dulu saya juga pernah mondok (belajar di pondok pesantren) juga, jadi ya agak terbiasa untuk berjauhan sama orang tua. Tapi memang tahun ini bakal jadi pengalaman pertama merayakan Lebaran tanpa orang tua,&rdquo; terang lulusan Universitas Negeri Semarang itu.
Dayat mengatakan, dia mendapat jatah libur selepas Lebaran. Jatah libur itu akan digunakan untuk pulang ke kampung halamannya dan mengobati rasa rindu kepada keluarga.
Selain Dayat, perempuan yang berprofesi sebagai pengajar bahasa Jepang di Semarang ini juga nggak mudik ke kampung halaman. Dea Frauzhulli namanya. Berbeda dengan Dayat, Dea nggak mudik saat Lebaran lantaran ibunya sudah meninggal, sedangkan ayahnya sudah tidak bisa dihubungi.
Selama empat tahun Dea menjalani Lebaran seorang diri. Perempuan asal Surakarta itu nggak memungkiri jika dirinya merasa iri melihat orang-orang bisa melakukan tradisi sungkeman bersama keluarga masing-masing.
&ldquo;Jujur saja, saya rasanya juga nyesek kalau lihat teman-teman bisa sungkeman sama orang tua mereka, sementara saya sudah nggak punya siapa-siapa lagi. Tapi, ya, mau gimana lagi, sudah takdir saya begini, mau nggak mau ya harus saya terima,&rdquo; ujarnya kepada Inibaru.id.
Kini, saat Lebaran tiba, Dea hanya bisa merayakannya di Semarang. Namun, di sela-sela kesibukannya di Semarang, Dea tetap berusaha menyempatkan diri untuk berziarah ke makam ibunya di Surakarta saat Lebaran. Selain itu, Dea juga biasanya bersilaturahmi dengan saudara dan teman-teman sekolahnya di Batang, Jawa Tengah.
&ldquo;Dulu dosen saya sampai ada yang nawari Lebaran di kampungnya tapi ya saya sungkan. Saya akhirnya ke rumah teman-teman di Batang. Pas kumpul ramai-ramai dengan teman atau saudara ya senang, tapi kalau sudah selesai, terus pulang, rasanya ya sepi lagi. Sedih karena sendiri lagi. Tetap nggak ada yang bisa menggantikan orang tua,&rdquo; jelas Dea sambil berusaha menahan tangis.
Nah, bagi sobat Millens, yang masih bisa mudik dan berkumpul bersama keluarga semestinya lebih bersyukur. Bagi yang belum bisa berkumpul dengan keluarga, jangan bersedih. Saat ini sudah tersedia banyak cara untuk bisa bertegur sapa dengan keluarga meski sedang di tempat yang berbeda kok. Selamat Lebaran, semoga menyenangkan. (Artika Sari/E04)

Lebaran bagi sebagian orang nggak selalu bisa dirayakan dengan keluarga, terlebih jika sudah menyangkut urusan pekerjaan. Bagaimana cara mereka mengisi Lebaran tanpa keluarga? Inibaru telah merangkum cerita mereka buatmu.

Sepotong Cerita dari Mereka yang Nggak Bisa Mudik

Inibaru.id &ndash; &ldquo;Tuntutlah ilmu sampai ke Negeri Cina&rdquo; salah satu hadist mengatakan demikian. Namun, menuntut ilmu di tempat yang jauh dari rumah mempunyai suka duka tersendiri. Salah satu dukanya yakni sulit berkumpul dengan keluarga, sekalipun Lebaran.
Kadek Delia Arsani adalah salah seorang yang pernah merasakannya. Mahasiswa Departemen Akuakultur Fakultas Perikanan dan Kelautan (FKIP) Undip ini beberapa kali melewatkan hari raya tanpa keluarga.
Waktu liburan yang singkat dan biaya tiket pesawat yang nggak murah membuat perempuan kelahiran Melaya, Bali, 19 Maret 1997 ini memutuskan menunda kepulangan saat hari raya. Dulu, Pemeluk agama Hindu itu mengaku sulit beradaptasi dengan kondisi tersebut apalagi hari raya dalam agamanya digelar setiap 6 bulan sekali.
&ldquo;Dulu awalnya sedih, tapi biaya untuk pulang juga nggak murah. Karena itu saya menggunakannya buat keperluan lain seperti bayar uang indekos,&rdquo; tutur Delia.
Kepada Inibaru.id, perempuan asal Bangka Belitung ini mengungkapkan suasana rumah, kebersamaan keluarga, dan masakan sang ibunda adalah hal-hal yang dirindukannya saat merayakan hari raya di kampung halaman. Nah, karena nggak bisa pulang, Delia kemudian mengobati rasa rindunya dengan pergi ke pura bersama teman-temannya.
Makanan khas yang tersaji di pura diakuinya dapat sedikit mengobati kerinduannya pada rumah. Setelah sembahyang di pura, dia pun kembali berkutat dengan tugas kuliah atau kegiatan organisasi.
&ldquo;Kalau rindunya sudah nggak tertahankan, ya saya telepon keluarga. Saya bilang kangen, tapi kemudian orang tua menjawab, &lsquo;Tunggu Adik lulus dulu aja, ya. Biar bawa toga.&rsquo; Selama kuliah saya baru mudik satu kali dan itu membekas di ingatan saya. Rasanya campur-campur melihat orang tua sudah mulai menua, sementara saya beranjak dewasa,&rdquo; ujar Delia dengan nada sendu.
Saat ditanya apakah dirinya pernah berusaha mengumpulkan uang untuk mudik, Delia menjawab, dulu dia sempat bekerja paruh waktu. Akan tetapi, gaji yang diterimanya tidak digunakan untuk pulang, tetapi untuk mencukupi kebutuhannya di perantauan.
Dia juga bercerita bila sang ibu pernah mendesaknya untuk pulang. Namun, melihat biaya yang dibutuhkan begitu besar, dia kemudian memutuskan untuk kembali mengurungkan niat. Jika sudah begitu, Delia hanya bisa meminta ibunya bersabar.
Selain Delia, ada pula Gilang Alkato yang nggak bisa mudik karena adanya tugas kuliah. Sama seperti Delia, kebersamaan dengan keluarga dan teman-teman adalah hal yang paling dirindukannya saat Lebaran.
Untuk mengisi waktu Lebaran di perantauan, mahasiswa Jurusan Teknik Geologi Undip ini memilih menjadi relawan kesehatan bersama KSR Undip.
&ldquo;Sedih pastinya karena nggak bisa mudik, tapi orang tua memahami dan mendukung saya selama kegiatan saya positif. Saya juga senang karena pastinya jadi relawan ini nambah pengalaman dan teman baru,&rdquo; jelas pemuda asal Padang tersebut.
Setiap perbuatn pasti ada risikonya termasuk merantau, Millens. Nah, bagi kamu yang memiliki nasib sama dengan Delia dan Gilang, nggak perlu khawatir. Kamu tetap bisa merayakan hari raya bersama teman-teman kok. Selepas itu, kamu bisa memanfaatkan waktu dengan kegiatan-kegiatan positif atau berkumpul bersama orang-orang di sekitarmu. Semangat! (Artika Sari/E04)

Tugas kuliah menumpuk, jauhnya jarak, serta mahalnya biaya membuat sebagian mahasiswa nggak bisa mudik di hari raya. Begini kisah mahasiswa yang menahan rindu dengan keluarga saat Lebaran di perantauan.