Padahal, bagian freezer seringkali dipakai untuk menyimpan
daging-dagingan, es krim, dan makanan yang rentan basi lainnya jika tidak
didinginkan. Kalau sudah begini, apakah setelah mati listrik makanan-makanan
tersebut sebaiknya dibuang begitu saja?

Menurut The Spruce
Eats, Kamis (25/5/2023), andai terjadi pemadaman listrik seharian,
sebenarnya kondisi freezer akan tetap beku sehingga makanan di dalamnya tetap
aman. Tapi, hal ini juga bergantung pada seberapa penuh bagian freezer hingga
seperti apa jenis makanan yang kamu simpan di dalamnya.

Jika freezernya penuh, makanan di dalamnya justru biasanya
bakal lebih awet karena suhu dingin akan tetap terjaga di dalamnya. Beda cerita
jika freezer justru banyak yang kosong. Suhunya justru akan lebih mudah
meningkat. 

Apalagi jika kamu sering membuka pintu freezer untuk mengecek
kondisi makanan di dalamnya. Dampaknya justru suhu dingin di dalam freezer
keluar dan akhirnya makanan pun jadi lebih cepat basi.

Jika pemadaman listrik berlangsung sampai berhari-hari, mau
nggak mau kamu harus mulai memasak makanan di dalam kulkas satu per satu karena
pasti akan segera basi. Makanan kalengan atau kemasan mungkin tetap aman untuk
dimasak belakangan, tapi untuk makanan seperti daging-dagingan atau sayuran,
sebaiknya segera kamu olah.

Kamu juga bisa mengolah daging-dagingan sebagai masakan demi
membuatnya jadi lebih awet. Dalam banyak kasus, daging yang sudah dimasak bisa
dimasukkan kembali ke dalam kulkas setelah listrik kembali menyala dan bisa
dipanaskan atau diolah menjadi makanan lain di kemudian hari. Meski begitu,
sebelum kamu mengolahnya, cek dulu deh kesegaran makanannya. Apalagi jika
pemadaman listrik sudah berlangsung cukup lama.

Satu hal yang pasti, kalau terjadi pemadaman listrik dan
sudah berlangsung lebih dari 1 jam, sebaiknya kamu segera mencari informasi ke
pihak perusahaan listrik negara (PLN) untuk menanyakan apa penyebab pemadaman
dan kapan sekiranya listrik menyala. 

Dengan melakukannya, kamu jadi bisa mempertimbangkan apakah
perlu segera mengolah makanan di kulkas atau membiarkannya begitu saja sampai
listrik menyala lagi. Nggak ribet, bukan, Millens?
(Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Salah
satu hal yang bikin kesal semua orang adalah mati listrik. Nggak hanya membuat
suhu udara terasa lebih gerah karena kipas atau AC nggak bisa dinyalakan, sejumlah
peralatan elektronik penting lain seperti kulkas juga padam. Padahal, kalau
kulkas padam, bisa jadi makanan di dalamnya jadi lebih mudah basi.

Kalau padamnya listrik hanya hitungan menit atau nggak lebih
lama dari 1-2 jam, mungkin makanan di dalamnya akan tetap terjaga kondisinya.
Beda cerita jika listrik padam selama berjam-jam lamanya. Suhu dingin di
kulkas, termasuk di bagian freezer, dikhawatirkan akan menghangat.

Kalau sampai mati listrik, kulkas akan mati. Lantas, apakah makanan di dalam freezer kulkas akan jadi basi?

Mati Listrik, Bagaimana Nasib Makanan di Freezer Kulkas?

Harianti alias Cik Wat menyebut dia mulai berjualan es
karena meneruskan bisnis yang sama dari ibunya yang telah meninggal. Sementara
itu, Widiastuti baru ikut membantunya setelah pensiun sebagai asisten apoteker
di RS Brayat Minylya.

“Pokoknya pas (G30S) PKI belum ada, sudah jualan es di sini.
Kami nggak pernah pindah,” ucap Cik Wat sebagaimana dilansir dari Solopos, Senin (2/1/2023).

Di warung berukuran 4x5 meter yang ada di depan rumah
tersebut, keduanya silih berganti membuat minuman bagi pelanggan yang
berdatangan. Kebanyakan dari mereka memesan es cokelat yang dianggap sebagai
menu legendaris. Maklum, minuman ini disajikan dengan campuran santan, kelapa
muda, serta roti yang khas.

Menu lain yang nggak kalah nikmat adalah es buah, es gula kelapa,
es mega mendung, es kacang hijau dan es kolak degan. Ada juga menu makanan
seperti gado-gado, rujak, dan lotis. Meski begitu, popularitas menu-menu
tersebut memang masih kalah dengan es cokelat.

Keunikan lain dari warung ini yang membuatnya terus
didatangi pelanggan adalah masih digunakannya alat serut es tradisional. Banyak
pelanggan yang mengaku senang dengan suara balok es yang diserut dengan
peralatan tersebut sebelum minumannya disajikan.

“Saya paling suka dengan es batunya yang diserut manual.
Entah mengapa jadi membuat esnya seperti jadi tambah enak gitu,” ucap salah
seorang pelanggan, Joko.

Kalau kamu tertarik untuk menjajal minuman di Warung Es
Setabelan, nggak perlu khawatir harus merogoh kocek dalam-dalam, Millens. Semua minumannya dibanderol
hanya Rp12 ribu. Bahkan, kalau kamu hanya memesan es teh, hanya perlu membayar
Rp3 ribu. Sementara itu, menu makanannya bervariasi dari Rp9 ribu sampai Rp12
ribu.

Warungnya buka dari pukul 08.00 WIB sampai 18.00 WIB. Tapi,
karena menu andalannya adalah minuman dingin, biasanya paling ramai saat tengah
hari atau jam makan siang, saat suhu udara biasanya sangat panas dan terik.

Jadi, kapan nih mencicipi kesegaran es cokelat yang
melegenda di Warung Es Setabelan di Solo, Millens?
(Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Kisah
Warung Es Setabelan yang ada di Jalan Abdul Muis Nomor 90, Banjarsari, Solo,
Jawa Tengah, cukup berbeda dari kafe-kafe pada umumnya. Apalagi, dua orang
pengelolanya kini sudah berusia lanjut dan masih belum mau berhenti menjajakan
minuman legendaris kepada pelanggan setianya.

Keduanya adalah Harianti yang kini berusia 80 tahun serta
Widiastuti yang berusia 10 tahun lebih muda. Mereka mengaku sudah lupa kapan pastinya
warung es tersebut kali pertama berdiri. Satu hal yang pasti, sebelum kasus
G30S/PKI, mereka sudah berjualan. Artinya, warung ini sudah eksis selama lebih
dari 50 tahun!

Di Solo, ada Warung Es Setabelan yang legendaris karena disebut-sebut sudah eksis sejak lebih dari 50 tahun silam. Pengelola warung tersebut adalah dua orang lansia yang masih gesit melayani pesanan pelanggan. Seperti apa ya kisah warung yang nggak biasa ini?

Manisnya Kisah Warung Es Setabelan di Solo

Meski masih terlihat bagus, ada baiknya kamu mengganti
talenan plastik jika usianya sudah cukup lama. Soalnya, kalau kamu terus
memakainya, bisa jadi talenan tersebut berjamur atau penuh dengan bakteri
sehingga bisa mengontaminasi makanan yang kamu potong di atasnya. Hal ini tentu
nggak sehat, bukan?

Nah, berikut adalah sejumlah tanda bahwa talenan plastikmu
sebaiknya diganti sebaiknya disadur dari The
Spruce Eats, Kamis (25/5/2023). Simak baik-baik, ya?

1.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Sudah Banyak Bekas Potongan

Layaknya talenan pada umumnya, talenan plastik juga akan
memiliki banyak bekas potongan dari pisau yang kamu gunakan sehari-hari. Meski
terlihat seperti hal yang sepele, hal ini ternyata bisa jadi tanda bahwa
talenanmu sebaiknya segera diganti.

Tanpa kamu sadari, bekas potongan dari pisau itu bisa jadi
tempat sisa makanan, jamur, hingga bakteri mengendap. Meski sudah kamu
bersihkan berulang kali, berbagai benda tersebut akan berada di sana dan
membuat bahan makanan yang kamu potong pada talenan jadi rentan terkontaminasi.

2.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Talenan Sulit Dibersihkan

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, banyaknya bekas potongan
membuat sisa makanan sulit untuk dibersihkan. Terkadang, pada bekas potongan
tersebut, sampai muncul jamur dengan warna gelap. Kalau sudah terlihat seperti
itu, sebaiknya talenan plastikmu dibuang saja dan diganti dengan yang baru.

Soalnya, hal itu menandakan bahwa talenan sudah
terkontaminasi banyak jamur dan bakteri seperti salmonella, listeria, e-Coli,
dan lain-lain. Bakteri-bakteri tersebut bisa jadi sumber penyakit kalau sampai
masuk ke dalam tubuh manusia, lo.

Lebih Baik Mana, Talenan Plastik atau Kayu?

Jika talenan plastik juga rentan terpapar jamur dan bakteri
jika sudah berkali-kali dipakai, apakah talenan jenis ini nggak lebih baik dari
talenan kayu? Ternyata, banyak pakar yang menyebut talenan plastik tetap jadi
pilihan yang lebih baik. Pasalnya, talenan jenis ini nggak mudah keropos dan
lebih mudah dipakai untuk memotong daging mentah.

Meski begitu, ada baiknya kamu memakai beberapa jenis
talenan di dapur untuk dibedakan fungsinya berdasarkan jenis bahan makanan yang
akan kamu potong. Contohlah, satu talenan dipakai untuk memotong bahan makanan
segar, satu lagi untuk memotong makanan siap santap seperti roti, dan satu lagi
untuk daging-dagingan.

Alasan dari pemisahan talenan ini adalah demi mengurangi
kemungkinan terjadinya kontaminasi silang bakteri, khususnya dari bahan makanan
mentah seperti daging-dagingan, Millens.
Nah, dengan memakai talenan plastik, kamu bisa memilih aneka warna yang berbeda
untuk membedakannya.

Jadi, sudah mengerti kan cara terbaik memakai talenan plastik
di dapur, Millens? (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Selain
talenan kayu, kamu juga bisa menemukan talenan plastik di dapur. Biasanya sih,
telanan plastik dipilih karena harganya yang cukup terjangkau namun bisa
diandalkan untuk urusan memotong-motong dalam waktu yang lama.

Talenan plastik sering dianggap lebih baik dari talenan kayu. Tapi, kalau kondisinya sudah seperti ini, sebaiknya segera kamu ganti.

Tanda Talenan Plastik Harus Diganti

Porsi mi ayam memang terlihat lebih sedikit jika
dibandingkan dengan porsi makan dengan nasi dan lauk-pauk. Tapi, bisa jadi
kadar kalorinya sama atau bahkan lebih tinggi. Kalau kamu cermat mengecek kadar
kalori mi instan di bungkusnya, bakal menemukan bahwa dalam sebungkus mi
terdapat sekitar 380 kalori. Tinggi juga, ya?

Yang jadi masalah, mi instan cenderung nggak mampu
mempertahankan rasa kenyang dengan cukup lama. Akibatnya, setelah beberapa saat,
kamu jadi lapar kembali dan akhirnya makan atau ngemil. Hal ini akan membuat
asupan kalorimu jadi berlebihan dan akhirnya berdampak pada berat badan yang
naik.

Hal lain yang membuat kebiasaan makan mi instan bisa membuat
berat badanmu melonjak adalah adanya kandungan lemak jenuh di dalamnya. Kalau
kamu sering mengonsumsinya, lemak jenuh ini akan menumpuk pada tubuh deh.

Kamu tahu nggak kalau mi instan nggak mudah dicerna oleh
tubuh? Setelah dua jam kamu makan, mi tersebut bentuknya masih utuh di saluran
pencernaanmu, lo. Ditambah dengan tingginya kandungan natrium pada mi instan, maka
tubuh akan mengalami retensi cairan. Dampaknya, perut kamu akan terasa kembung,
Millens.

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, mi instan memiliki
kandungan natrium yang cukup tinggi. Bahkan, dalam sebungkus mi instan bisa
jadi ada sekitar 1.800 miligram natrium. Jumlah ini hampir setara dengan batas
maksimal aman asupan natrium harian sebanyak 2.300 miligram.

Nggak hanya akan membuatmu mengalami perut kembung atau
begah, kebanyakan asupan natrium bisa berdampak pada hal lain yang nggak bisa
disepelekan, yaitu kenaikan tekanan darah. Kalau kamu tetap membiarkan hal ini,
bisa jadi hal ini akan berujung pada hipertensi yang bisa memicu datangnya
masalah kesehatan lain yang jauh lebih serius seperti serangan jantung ataupun
stroke.

Jika nggak boleh dimakan setiap hari, seberapa sering
sebaiknya kita makan mi instan? Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa ada
baiknya kita membatasinya sekali dalam seminggu saja. Jika kita makan dua kali
atau lebih dalam sepekan, bisa membuat risiko terkena sindrom metabolic yang
bisa berujung pada masalah kolesterol, stroke, diabetes, penyakit jantung, dan
lain-lain akan meningkat.

Jadi, sebaiknya kamu tinggalin deh kebiasaan makan mi instan
setiap hari mulai sekarang, ya, Millens?
(Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Kamu
hobi makan mi instan setiap hari? Memang sih ya, mi instan dari Indonesia
rasanya enak-enak. Masalahnya, di balik nikmatnya penganan yang bisa kamu beli
dengan harga terjangkau ini, ada masalah kesehatan yang menanti jika kamu
mengonsumsinya terlalu sering.

Nah, berikut adalah sejumlah masalah kesehatan yang bisa
kamu alami jika kamu terbiasa mengonsumsinya setiap hari. Simak baik-baik, ya!

Kamu hobi makan mi instan setiap hari? Meski enak dan murah, sebaiknya segera tinggalkan kebiasaan ini karena bisa menyebabkan datangnya masalah kesehatan.

Makan Mi Instan Setiap Hari, Ini yang Akan Terjadi pada Tubuhmu

Meski begitu, bukan berarti kamu nggak akan berkeringat jika
pengin mencapai makam Mbah Kalibening. Soalnya, dari gerbang, kamu harus
mendaki ratusan tangga yang lumayan curam. Untungnya, pemandangan khas pedesaan
yang indah membuat perjalanan nggak begitu terasa berat.

Lantas, siapa sih Mbah Kalibening dan seperti apa sepak
terjangnya sampai bisa mendapatkan respek yang sangat besar dari warga Banyumas
dan sekitarnya? Kalau menurut Juru Kunci Makam Mbah Kalibening, Mbah Kalibening
bukan asli Nusantara. Nama aslinya adalah Syekh Maulana Rumaini dan berasal
dari Persia. Mbah Kalibening berdakwah di tanah Banyumas pada 1270 hingga
1300-an atau di era sebelum Walisongo.

Selain karena terkenal sebagai pendakwah, Mbah Kalibening
juga dikenal meninggalkan warisan yang nggak biasa, yaitu Sumur Pasucen. Sumur
tersebut kabarnya bukan sumur biasa, lo.

Kabarnya, saat itu Mbah Kalibening sedang berada di kawasan
Dawuhan saat sore hari. Dia pengin melakukan ibadah salat ashar tapi kesulitan
mencari air untuk berwudu. Maklum, saat itu Banyumas sedang dalam musim
kemarau. Dengan kesaktiannya, dia menancapkan sebuah tongkat ke bebatuan.
Secara ajaib, langsung keluar air dari bekas tancapan tongkat tersebut.

Air tersebut kemudian digunakan Mbah Kalibening untuk
menyucikan diri. Gara-gara hal itulah, warga setempat kemudian menyebut air
tersebut sebagai air Pasucen.

Setelah Mbah Kalibening meninggal, juru kunci pertama
makamnya, yaitu Mbah Ali Besari kemudian menginisiasi pembangunan sumur untuk
menampung air Pasucen tersebut. Hasilnya, terbentuklah sumur dengan diameter 3
meter dan kedalaman 5 meter.

Selain sumur tersebut, dibuat pula dua sumur lain yang
tujuannya adalah sebagai pemandian bagi kaum laki-laki dan perempuan. Tapi,
hanya Sumur Pasucen yang mengeluarkan air.

Hal itulah yang membuat banyak warga dan peziarah menganggap
air dari Sumur Pasucen bisa memberikan manfaat. Banyak yang langsung meminumnya
karena yakin bsia mengobati penyakit.

“Banyak yang meminumnya untuk pengobatan,” ucap sang juru
kunci, Sunaryoko, sebagaimana dikutip dari Tribunjateng,
(8/3/2022).

Pengurus makam tersebut juga menggunakan air tersebut untuk
membersihkan 572 pusaka yang ada di Museum Pendopo Kalibening seperti keris,
tombak, serta kain kuno. Biasanya, proses pembesihan ini dilakukan setelah
perayaan maulud Nabi Muhammad.

Hm, jadi penasaran ya seperti apa khasiat air dari Sumur
Pasucen yang ada di kompleks Makam Mbah Kalibening di Banyumas, Millens. Tertarik ke sana? (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Bagi
warga Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, nama Mbah Kalibening cukup populer. Soalnya,
banyak peziarah yang berasal dari wilayah Banyumas atau luar kota yang selalu
berdatangan ke makam tokoh yang disebut menyebarkan agama Islam sebelum
Walisongo tersebut.

Makam tersebut berlokasi di Desa Dawuhan, Kecamatan
Banyumas. Jaraknya nggak jauh dari pusat kota Banyumas, yaitu sekitar 5
kilometer. Karena lokasinya ada di desa yang ada di kawasan perbukitan, makam
tersebut memiliki suhu yang cukup sejuk.

Konon, Mbah Kalibening sudah berdakwah jauh sebelum era Walisongo. Seperti apa ya kisahnya sampai bisa sangat populer di Banyumas?

Mengenal Mbah Kalibening dan Warisannya; Sumur Pasucen di Banyumas

Namanya terkesan seram ya, Millens.
Tapi, nggak ada satu pun ular cobra yang dipakai sebagai bahan makanan atau minuman
di sana. Kedai ini cukup legendaris di Salatiga karena sudah eksis sejak
1980-an.

Lokasi Es Cobra nggak jauh dari Pasar Raya Salatiga, tepatnya di Jl. Kalipengging No.4C,
Kutowinangun Kidul. Kedainya ada di sebelah SD Bethany Anak Terang. Jadi, nggak
susah dicari, deh.

Warungnya terlihat sederhana. Tapi, soal
kebersihan, jangan ditanya. Begitu masuk ke dalam, kamu juga bakal langsung melihat tatanan meja kursi yang bersih dan rapi. Pilihan makanan dan minuman bisa kamu lihat di dinding.

Dari sekian banyak pilihan, ada dua minuman
yang paling direkomendasikan di kedai ini, yaitu es cobra dan es kencana.
Sebenarnya, dua minuman ini memiliki bahan yang sama, yaitu aneka buah-buahan,
kolang-kaling, cendol, dan tapai. Lantas, apa bedanya?

“Es kencana pakai perasan jeruk, kalau es
cobra pakai santan,” ungkap Wihikanwijna, pemilik blog Mblusuk.com, Jumat (14/9/2018)
saat menceritakan pengalamannya wisata kuliner di tempat tersebut.

Beberapa makanan yang banyak direkomendasikan orang adalah ayam goreng modern, ayam kremes sambal hitam, ricebowl ayam saus asin, dan
ricebowl nasi kulit. Katanya sih, rasa makanan-makanan tersebut cukup unik.

Soal harga, nggak mahal kok, Millens.
Menu ayam goreng modern bisa kamu dapatkan dengan harga Rp27ribu. Nasi liwet,
nasi langgi, hingga ricebowl nasi kulit bisa kamu pesan dengan banderol Rp22.500. Bagaimana dengan harga minumannya? Es cobra, es kencana, es sarang burung, dan es
buah hanya dihargai Rp18 ribu.

Kecuali Hari Senin, Es Cobra
selalu buka setiap hari pukul 09.00 WIB sampai 20.00 WIB. Kalau kamu pengin mencicipi minuman-minuman
dingin menyegarkan di sana, paling cocok kalau datang pas suhu udara cukup
panas, ya.

Tertarik menghabiskan waktu liburmu di Es
Cobra Salatiga, Millens? (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Di musim liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) seperti sekarang ini,
kamu pasti pengin main ke tempat yang asyik buat jalan-jalan, nongkrong, atau
wisata kuliner. Ada rekomendasi buat kamu yang ada di sekitar Jawa Tengah yaitu Es Cobra Salatiga. Seperti apa sih tempat ini?

Salatiga jadi salah satu kota tujuan
warga Jawa Tengah untuk berwisata saat akhir pekan atau musim liburan. Kotanya
memang kecil, tapi Salatiga memiliki suasana yang nyaman untuk dijadikan tempat
jalan-jalan. Apalagi, di sana sudah ada banyak area pedestrian yang cantik.

Ditambah dengan suhu udara yang nggak panas,
kota yang berjarak sekitar 50 kilometer dari Kota Semarang ini memang pas untuk
kamu tuju. Di Salatiga juga&nbsp;banyak restoran, kafe, atau bahkan warung-warung kaki lima yang menyediakan kuliner mantap. Jadi cocok banget berwisata kuliner di kota ini. Salah satu yang patut kamu coba adalah Es Cobra Salatiga.

Nggak ada salahnya main ke Kota Salatiga untuk menghabiskan waktu liburan. Kota ini cocok untuk dijadikan tempat jalan-jalan dan wisata kuliner. Kalau pengin minuman segar dan makanan unik, bisa juga mencobanya di Es Cobra Salatiga.

Menikmati Segarnya Es Cobra Salatiga

Memasuki lobi hotel, mata saya langsung tertarik dengan hijaunya rerumputan luas yang ada di seberangnya. Menurut staf hotel, area lapang ini biasa
dipakai bermain archery&nbsp;atau&nbsp;wood ball. Kamu juga&nbsp;memberi
makan kelinci di sini.

Pada bagian lobi, ada d’Emmerick corner,
open space waiting room dengan perabot berbahan kayu dan rotan
yang terkesan hangat dan klasik.&nbsp;Tempat ini juga bisa menjadi spot yang menarik untuk berswafoto.

Barang bawaan yang cukup banyak mengharuskan
saya berlari kecil menaiki anak tangga agar cepat mencapai kamar di lantai
dua. Untungnya, kamar saya persis ada di samping tangga. Setelah menaruh barang dan
membersihkan badan, saya segera keluar untuk lebih mengeksplorasi setiap sudut hotel.

D’Emmerick Hotel memiliki pemandangan alam yang unik. Saat keluar kamar dan duduk menghadap
lurus ke arah selatan, terlihat pemandangan Rawa Pening yang menenangkan mata.&nbsp;Marketing Communication d’Emmerick Hotel Yoga Prasetya mengatakan, ada banyak pilihan view&nbsp;untuk para tamu yang menginap di hotel tersebut&nbsp;

“Setidaknya ada empat daya
tarik, yakni&nbsp;Gunung
Merbabu, Rawa Pening, perkotaan dari atas, dan Gunung Telomoyo
jika suasana cerah sekali”, jelas Yoga, promosi.

Saya memilih view yang menghadap perkotaan, tapi juga Gunung Merbabu secara bersamaan. Dari balkon, saya bisa melihat Salatiga dari ketinggian. Kelap-kelip lampu di perkotaan mulai menyala menjelang petang, terlihat temaram disapu kabut tipis yang juga mulai turun. Terasa dramatis dan romantis!&nbsp;

Namun, saya nggak kuat berlama-lama di balkon. Suhu udara yang dingin membuat saya agak menggigil. Perut juga mendadak lapar, karena jam makan malam memang telah tiba. Saya pun turun ke Cleverly Eatery, restoran kepunyaan d’Emmerick Hotel yang mengadap langsung ke infinity pool-nya.

Kolam berukuran 10x15 meter itu berlatar belakang perkotaan. Hari yang sudah gelap membuat lampu-lampu di perkotaan kian terlihat menawan. Cantik sekali. Saya pun memesan sepiring nasi hangat dengan semangkuk sup sebagai pelengkap penghangat.

Perut kenyang, saya pun segera ngacir masuk ke kamar. Sayangnya, sinyal wi-fi nggak mencapai kamar saya. Namun, nggak masalah. Saya nggak terlalu membutuhkannya dan memilih menonton televisi sebentar, sebelum memutuskan untuk segera tidur agar nggak bangun kesiangan.

Saya nggak pengin melewatkan pemandangan Gunung Merbabu pada pagi hari yang kata Yoga bisa terlihat tepat di depan kamar saya jika cuaca cerah. Saat tiba di hotel, cuaca memang agak mendung dan hari sudah petang, membuat saya gagal membidik Merbabu dari balkon kamar.

Namun, agaknya Merbabu masih malu-malu menunjukkan diri. Bergegas bangun begitu cahaya mentari menerobos masuk ke kamar, saya gagal bertemu Merbabu karena suasana pagi itu juga semuram pada sore sebelumnya. Ya, sudahlah.

 Oh ya, saya memesan kamar Deluxe Room dengan harga normal Rp 500-an ribu. Di hotel tersebut, Deluxe Room adalah tipe tertinggi. Di bawahnya ada Superior dan Family Room yang dibanderol lebih rendah. Kalau beruntung, kamu bahkan bisa dapat harga promo Rp 300-an ribu, lo. Menarik, kan?

Selain hotel, restoran, kolam renang, dan berbagai spot foto menarik, kamu juga bisa memanfaatkan fasilitas tambahan yang disediakan&nbsp;d’Emmerick Hotel untuk para tamu, salah satunya Jeep Trip. Yoga mengungkapkan, dengan fasilitas ini, para tamu akan diajak nge-trip ke Gunung Telomoyo.

“Tamu diajak berkeliling ke Gunung Telomoyo naik mobil jeep; berangkat pukul 04.00, lalu berhenti di sana, kemudian kembali ke hotel pukul 07.00 WIB,” jelas Yoga.

Keseruan lain yang juga ditawarkan d’Emmerick Hotel adalah fasilitas&nbsp;camping ground dan aktivitas mancakrida (outbound) seperti flying fox dan archery target, high rope, ATV,&nbsp;dan&nbsp;trail sepeda. Kamu juga bisa main&nbsp;archery battle atau mengikuti&nbsp;hydroponic camping yang ada di kawasan hotel.

Sebetulnya masih ada sejumlah fasilitas lain yang nggak kalah menarik. Sayang, fasilitas-fasilitas tambahan tersebut dihentikan pengoperasiannya pada awal pandemi Covid-19. Yeah, saya paham, sih!

Secara keseluruhan, saya sangat menikmati menginap di&nbsp;d’Emmerick Hotel. Satu-satunya yang masih mengganjal di hati adalah kegagalan membidik Gunung Merbabu dari depan kamar hotel. Ehm, mungkin itu takdir, agar saya bisa kembali lagi ke sini suatu hari nanti. Ha-ha.

Hari yang semakin siang pun pada akhirnya memaksa saya untuk segera hengkang dari hotel. Masih ada beberapa agenda yang sudah menanti saya di Salatiga. Semoga short escape ini bisa terulang lagi! (Kharisma
Ghana Tawakal/E07)

Inibaru.id –
Kendaraan saya berhenti di salah satu penginapan yang terletak di
Jalan Raya Kopeng, Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga. Penginapan itu
adalah d’Emmerick Hotel.

Tatkala masuk ke dalam area hotel dengan kontur yang menanjak, saya disambut
dengan pohon cemara pada kiri-kanan jalan dan kincir angin
khas Amsterdam yang dibangun di atas persimpangan melingkar. Area di bawah kincir angin bisa kamu jadikan tempat piknik atau sekadar ber-selfie ria
bersama kawan atau pasangan.

Bertandang ke kota tetangga yang terkenal dengan enting-enting gepuknya, saya mencoba mengeksplorasi satu penginapan yang bikin mager turun dari kasur.

Weekend Asyik; Eksplorasi di Penginapan dengan View Rawa, Gunung, dan Kota Salatiga

Inibaru.id &ndash;&nbsp;Bulan istimewa tentu akan disambut istimewa. Salah satu aktivitas yang selalu ada pada setiap Ramadan adalah membangunkan sahur. Seperti apa sih cara setiap daerah saat ngopraki warga untuk bangun sahur? Yuk intip!
Percalan di Salatiga
Nah, salah satu tradisi Ramadan yang dapat kita saksikan di wilayah Salatiga adalah Percalan. Percalan merupakan aksi berkeliling untuk membangunkan warga sahur dengan memainkan bunyi-bunyian.
Menurut&nbsp;Goodnewsfromindonesia.id&nbsp;(03/07/2017), anak-anak dan para pemuda di sana sampai nggak tidur di rumah lo, Millens. Mereka biasanya akan tidur di masjid setelah mengikuti berbagai aktivitas seperti salat terawih dan mengaji.
Jadi, sekitar pukul dua dini hari mereka bakal bangun dan menyiapkan aneka tetabuhan seperti bedug, ember bekas, kentongan bambu, dan alat lainnya untuk dibawa berkeliling kampung. Yap, bisa dibilang mereka ini &ldquo;alarm&rdquo; sahur bagi warga. Wah, nggak kuatir kesiangan sahur ya!
Mereka berkeliling sambil menabuh semua &ldquo;alat musik&rdquo; yang mereka bawa. Jangan dikira permainan musik mereka memengkakkan telinga ya. Irama yang mereka mainkan enak didengar lo. Para pasukan alarm berjalan ini nggak menerima bayaran lo. Semuanya dilakukan secara sukarela. Tambah pahala kan?
Kabarnya, tradisi ini telah ada sejak puluhan tahun yang lalu,&nbsp;Millens. Nggak ada yang tahu persis siapa yang pertama kali menciptakan Percalan ini. Bagi masyarakat Salatiga, Percalan telah menjadi mozaik ramadan yang nggak bisa ditinggalkan.
Patroli Canmacanan
Ternyata kebiasaan berkeliling bersama membangunkan warga sahur juga ada di daerah lain lo, Millens. Tepatnya di Kecamatan Kapongan, Situbondo, Jawa Timur. Di sana kamu bakal menjumpai Patroli Canmacanan. Uniknya, mereka membawa replika macan dan ondel-ondel dengan iringan orkes musik.
Patroli Canmacanan ini dimulai pukul dua dini hari. Dikutip dari laman liputan6.com warga senang dengan kehadiran grup patrol ini karena dapat bangun tepat waktu untuk sahur. Selain itu, warga juga mendapat hiburan gratis. Warga juga sering menanti-nantikan rombongan ini lewat di depan rumah mereka. Wah, sampai segitunya ya!
Musik Traktor Sawah di Madiun
Kamu nggak salah baca kok, Millens. Di Madiun, Jawa Timur ada sekelompok warga yang membawa sebuah traktor di atas gerobak yang digunakan sebagai mesin untuk menyalakan alat pengeras suara seperti&nbsp;sound system. Mereka akan menyetel lagu-lagu bernuansa Islam dan bersalawat di sepanjang jalan untuk membangunkan orang sahur. Karena mereka menggunakan traktor, maka tradisi ini disebut Musik Traktor Sawah.
Musik Traktor Sawah merupakan ide para pemuda di Desa Ngelambangan, Kecamatan Gumuh, Madiun, Jawa Timur. Sayangnya, nggak ada penjelasan sejak kapan mereka menggagasnya.
Klotekan di Yogyakarta
Para pemuda jogja juga memiliki cara unik untuk membangunkan sahur lo, Millens. Mereka akan berkeliling kampung mulai pukul 2 dini hari dengan membawa seperangkat drum. Nah, agar mudah dibawa-bawa, drum-drum tersebut diikat pada gerobak. Dikutip dari asliindonesia.net, masyarakat Jogja sangat terbantu dengan aksi ini. Jadi nggak kesiangan sahur lagi kan?
Terus kalau tradisi membangunkan sahur di kotamu apa, Millens? (IB06/E05)

Bukan alarm jam atau semacamnya, masyarakat Indonesia, khususnya umat Muslim, punya tradisi unik untuk membangunkan warga pada bulan puasa. Kehadirannya terus dinanti, bahkan meski teknologi "alarm pengingat" sudah kian canggih. Tradisi apa saja?