Inibaru.id – Berawal dari kesamaan hobi, yaitu menyukai produk leather atau kerajinan berbahan dasar kulit, tiga orang lulusan Institut Teknologi Bandung ini merintis usaha bernama Monze. Monze adalah sebuah jenama yang memproduksi kerajinan kulit dengan desain modern yang berkualitas.
“Kami bertemu di kelas MBA di ITB dan cocok. Apalagi kami sama-sama suka dengan produk dari leather. Dan akhirnya terpikir ide untuk membuat usaha dari kulit. Apalagi salah satu dari kami mengerti tentang sertifikasi kulit, yang lain paham tentang bisnis retail. Akhirnya kami putuskan untuk menjalani bisnis ini,” jelas salah seorang pendiri Monze, Jordy Adith Praditya.
Keputusan untuk merintis Monze diakui Jordy nggak mudah. Saat itu, mereka hanyalah lulusan S1 yang tengah menempuh pendidikan S2. Mereka harus mengumpulkan modal dengan cara patungan hingga akhirnya terkumpul Rp 9 juta.
Modal tersebut terbilang minim untuk memulai usaha kerajinan kulit. Pasalnya, mereka berkeinginan agar produknya terbuat dari kulit yang memiliki ketebalan dan kekuatan terbaik. Bahan itu ada pada kulit sapi terbaik, sedangkan Indonesia belum bisa memroduksi bahan tersebut.
Identity Case, salah satu produk Monze (bromarket.co).
Menurut Younster.id (12/04/2018), akhirnya mereka memutuskan untuk mengimpor sebagian bahan dari luar negeri di samping menggunakan bahan dari lokal. “Kita campur bahannya. Ada yang impor, ada pula yang dari lokal yaitu dari Yogyakarta dan Malang,” kata Jordy.
Namun, karena keputusan tersebut biaya produksi malah membengkak, Millens. Akhirnya mereka putar otak agar bisa menekan biaya produksi. Semula Monze hanya memproduksi ikat pinggang akhirnya merambah barang lain seperti dompet dan tas agar pasar penjualannya jadi semakin luas.
Tentu saja upaya tersebut dibarengi kegiatan promosi, dengan rajin mengikuti sejumlah bazar dan pameran kerajinan berskala nasional. Langkah itu terbukti efektif, karena setiap mengikuti pameran booth mereka selalu ramai dikunjungi orang.
Dengan berbagai usaha yang mereka lakukan, Monze yang baru diluncurkan pada 2016 lalu ini telah banyak mendapat perhatian dari masyarakat. Jordy mengklaim, rata-rata transaksi penjualan mencapai Rp 25 juta per hari selama pameran berlangsung. Rata-rata 100 barang terjual per harinya. “Tas kulit paling banyak terjual dengan harga Rp 800 ribu hingga Rp 1,5 juta,” ungkapnya.
Kini, Monze menawarkan sejumlah produk berbahan kulit, mulai dari tas, dompet, ID card holder, hingga clutch bag. Wah, banyak macamnya ya. Target pasar mereka adalah anak muda dan profesional muda di usia 25-45 tahun.
“Sasaran kami adalah yang punya kesamaan dengan kami, yakni mereka yang sedang berjuang untuk sukses,” ujarnya. Millens tertarik memiliki produk berbahan kulit yang keren abis ini? Yuk, cintai produk dalam Negeri! (IB06/E05)