Inibaru.id – Millens, sudahkah kamu mendengar kabar terbakarnya Pulau Gili Lawa di Taman Nasional Komodo? Sedih rasanya melihat sabana cantik ini terbakar. Konon, kebakaran disebabkan oleh ulah wisatawan nggak bertanggung jawab yang main api di sana. Hm, miris, sih!
Pengunjung harusnya tahu, menyalakan api, terutama pada musim kemarau, di padang sabana atau hutan, adalah perilaku buruk. Ini karena rerumput atau dedaunan kering di sana mudah terbakar. Dengan menjadi pengunjung, kita semestinya sadar konsekuensi untuk turut menjaga tempat yang kita datangi.
Nah, supaya peristiwa ini nggak terjadi lagi, yuk pahami apa saja yang sebaiknya dilakukan dan nggak dilakukan saat melancong.
Yang Sebaiknya Dilakukan:
- Menjaga Etika
Kamu bisa belajar etika di daerah setempat dari warga. (vietnamtravelblog.info)
Menjaga etika nggak hanya kamu lakukan saat berkunjung ke tempat-tempat suci dan keramat saja. Ke mana pun kamu pergi, penduduk dan budaya setempat harus kamu hormati. Standar kesopanan di beberapa negara tentu berbeda dengan standar kesopanan di Indonesia.
Misalnya nih, bagi masyarakat Indonesia, menguap di tempat umum itu wajar. Namun, ini nggak berlaku di Jepang. Mereka menganggap perilaku itu kasar. Maka, pintar-pintarlah melihat situasi, ya!
- Menjaga Kebersihan
Buang sampah pada tempatnya (dailypost.co.uk/)
Ada satu pameo yang dipegang teguh para pelancong sejati, yakni: "Jangan meninggalkan apa pun di tempat wisata, kecuali jejak kaki kita!" Yap, ini bukanlah isapan jempol semata. Sampah adalah masalah serius yang menggerogoti dunia pariwisata kita, Millens.
Maka, sebelum berangkat melancong, bawalah "tempat sampah"-mu sendiri! Yeah, sedikit repot lah, biar lokawisata itu bisa dinikmati anak cucu kita.
- Patuhi Aturan
Jangan melanggar peraturan yang sudah ditetapkan. (hoodline.com)
Kalau pengelola objek wisata yang kamu kunjungi sudah memperingatkan bahwa kamu nggak boleh merokok, ya jangan merokok. Mereka tentu sudah memiliki pertimbangan, risiko-risiko apa yang mungkin terjadi kalau kamu merokok. Aturan ini jadi tanggung jawab kita, bukan pemilik objek wisata!
Jangan hanya karena mereka nggak ngawasi, kamu lantas bisa sesuka hati melanggar aturan-aturan tersebut. Kalau kamu nekat melanggar aturan, yang kamu rugikan nggak hanya dirimu sendiri, lo, tapi juga orang lain.
Yang Sebaiknya Nggak Dilakukan:
- Melupakan Kotak P3K
Bawa selalu kotak pertolongan pertama ke manapun kamu pergi. (pinimg.com)
Dalam perjalanan, terkadang ada beberapa peristiwa nggak menyenangkan yang terjadi, semisal sakit. Kalau kamu sedang berada di hutan, ini tentu akan menyulitkanmu memperoleh bantuan. Nah, daripada bergantung pada orang lain, sebaiknya siapkan sendiri kotak P3K-mu. Dengan begitu, kamu bisa menolong dirimu sendiri dan orang lain.
- Merusak Objek Wisata dan Mengganggu Penghuninya
Membuang sampah sembarangan bisa berdampak pada ekosistem (newsstate.com)
Pernah melihat bangunan kuno yang dicoret-coret sekelompok orang jahil, atau seekor gajah sakit karena memakan plastik "pemberian" pengunjung? Miris rasanya melihat betapa bodohnya wisatawan itu. Jadi, jadilah wisatawan pintar dengan selalu menaati peraturan di sana.
Kalau ini sulit kamu lakukan, cobalah bayangkan seandainya kamu yang menjadi pihak pengelola atau penghuninya. Jangan egois dengan berpikir karena kamu sudah membayar tiket masuk, kamu bisa berbuat seenaknya!
- Abai terhadap Arahan Pemandu
Jangan mengabaikan saran dan peringatan dari pemandu, ya! (inc.com)
Saat pemandumu memberi pengarahan, jangan mengabaikannya dengan sibuk sendiri. Kalau kamu nggak mendengarkannya, ini bisa merugikan dirimu sendiri. Pemandu adalah orang yang sudah paham wilayah yang kamu kunjungi, jadi jangan diabaikan ya. Toh, itu juga untuk menjamin keamanan dan kenyamananmu.
Jadilah wisatawan cerdas dengan mematuhi aturan dan nggak melanggar kesepakatan yang ada! Kamu nggak berwisata sendiri, jadi jangan seenaknya sendiri, ya, Millens. Selamat bertualang! (IB15/E03)