Inibaru.id – Selain foto, karya keren yang bisa kamu hasilkan dari traveling adalah jurnal, esai, atau artikel. Namun, menuliskan kisah traveling bukanlah pekerjaan mudah. Butuh diksi yang menarik dan sudut pandang terbaik untuk menghasilkan travel essay yang enak dibaca orang.
Menuliskan perjalananmu, kenapa tidak? (Dreamstime)
Ya, menulis travel essay ibarat kamu bercerita tentang liburanmu ke orang. Terlalu banyak informasi yang disampaikan bakal bikin lawan bicaramu bosan, tapi terlalu sedikit pun setali tiga uang. Maka, apakah yang seharusnya diceritakan?
- Apa yang Paling Menarik
Yakinlah, pembacamu nggak tertarik menyoal akomodasi perjalananmu, semisal naik pesawat buatan mana, bus merek apa, atau menginap di hotel mana. Kecuali memang kamu pengin fokus mengulas akomodasi, cobalah mulai bertanya, apakah yang paling menarik dari perjalananmu?
(Baca Juga: Pengin Untung saat Berlibur? Jadilah Travel Writer!)
- Deskripsi yang Singkat
Esai yang bagus nggak selalu panjang dan boros kata. Maka, cobalah menggunakan kalimat seefektif mungkin dalam menyusunn “laporan” perjalananmu. Singkat, padat, dan jelas, itu kuncinya.
- Apapun yang Ditangkap Seluruh Indra
Mungkin kamu bukanlah yang pertama berkunjung ke tempat itu. Namun, pengalaman pertamamu adalah cerita buat orang lain. Maka, manfaatkan seluruh indramu untuk mendeskripsikan tempat wisata yang kamu kunjungi.
Mengamati sekitar dengan seluruh indra selama traveling bagus untuk bahan tulisanmu. (fiverr-res.cloudinary)
- Kejujuran
Apapun yang kamu rasakan, lihat, sentuh, baui, atau pikirkan, tuangkanlah sejujur-jujurnya. Jika memang tempat tersebut nggak seindah yang terlihat di Instagram, katakanlah! Tentu saja kamu harus memilih kata yang nggak menyakiti orang.
(Baca Juga: Menjadi Travel Writer, Apa Saja yang Harus Dipersiapkan?)
Kamu juga nggak perlu menyadur tulisan orang lain untuk menjadi tulisanmu. Kalau memang kelewatan satu momen, semisal pas menonton festival budaya di suatu tempat, tulislah demikian. Travel essay nggak harus sempurna, yang penting sesuai dengan pengalamanmu.
- Good Traveler is a Good Writer
Yap, ini yang terakhir! Penulis traveling yang baik hampir selalu merupakan traveler yang baik. Kenapa? Karena dia benar-benar memfokuskan diri pada tempat wisata itu sekaligus menumpahkan aspek emosional di tempat itu. Nah, sisi emosional itulah yang menjadi spirit dari tulisanmu.
Menyertakan emosi dalam tulisan perjalanan bakal menarik untuk dibaca. (Transitionsabroad)
Gimana, siap menjadi petualang dan menuliskan kisahnya dalam jurnal? Merujuk kata Christoper John McCandless, “Happines only real when shared!” Yuk, berbagi kebahagiaan dengan menuliskannya! (IB20/E03)